•Derozscar 45•

11.7K 660 113
                                    

~ Berapa bait yang kamu tulis setiap kata? Sampai aku tergila-gila akan kata yang menggelora dalam isi raga dan jiwa. ~

- Petir Govanza Faxles -

“TES TES! SUDAH BERKUMPUL SEMUA?!”

“SUDAH PAA!!” sahut siswa-siswi SMA Gardenia serentak.

“BAIK ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH! PENGUMUMAN UNTUK SEMUA SISWA MAUPUN SISWI SMA GARDENIA. LUSA AKAN DI ADAKANNYA ACARA PESTA SENI SEKOLAH UNTUK MEMPERINGATI HARI ULANG TAHUN TUAN FAXLES. BAPAK HARAP KALIAN BISA BEKERJASAMA UNTUK MEMERIAHKAN ACARA INI, DENGAN MENGGUNAKAN DRESS CODE SEKREATIF MUNGKIN SEPERTI COSTUM SPIDERMAN ATAU SEBAGAINYA.. SEKIAN PENGUMUMAN DARI BAPA, JIKA ADA YANG MAU DI TANYAKAN, KALIAN BOLEH KONSULTASI KEPADA ANAK OSIS SMA GARDENIA... SEKIAN PENGUMUMAN DARI BAPA WASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH!!”

Usai mendengarkan pengumuman melewati microphone kencang, Lebyna menoleh ke arah Petir yang masih setia berdiri tegap di sampingnya.

“Kakek Faxles ulang tahun?”

Petir mengangguk singkat, netra cokelatnya tertuju kepada Lebyna yang kini meliriknya sekilas. “Setahu gue Minggu depan. Tapi mungkin karena mau berangkat ke Amerika, jadi Minggu ini dirayain nya.”

Lebyna menganggukkan kepalanya, mengerti. “Ouh ... Kakek Faxles mau ngapain ke Amerika?”

“Ngurus perusahaan.”

“Kangen deh gue sama Kakek, hemm menurut lo kado apa ya, yang cocok buat kakek-kakek?” tanya Lebyna meminta pendapat dari Petir.

Laki-laki itu mengernyitkan dahinya. “Lo mau ngasih kado? Nggak usah lah, barang kakek gue udah penuh.”

Lebyna mendengus mendengar ucapan sombong dari Petir, yang notabenenya cucu sang Kakek Faxles.

“Yang kaya Kakeknya, yang sombong cucu nya. Heran,” ketus Lebyna memicingkan sudut matanya sinis.

Belum sempat Petir membalas ucapan Lebyna, teman-temannya sudah datang menghampiri keduanya. Laki-laki itu memutuskan untuk diam saja, tidak jadi menanggapi.

“Woylah! Kakek Faxles ulang tahun cuy, mau pake costum apa nih kita? Buaya? Belalang masuk parit?!” Heboh Aden merangkul pundak Petir.

“Pake costum kodok berkepala buaya, bagus kayaknya. Cocok sama muka brengsek lo soalnya,” usul Dodo diiringi dengan kekehan mengejek.

“Anjir lo, Do. Ngajak ribut ha?!” sewot Aden bersiap untuk memukuli wajah menyebalkan Dodo.

Namun sebelum perperangan terjadi. Sopiyan lebih dulu menahan pergerakan Aden, membuat lelaki itu menepis lengan temannya kasar.

“Nggak usah pegang-pegang anjir, lo kira gue cowok apaan!”

Sopiyan melotot galak. “Gue nahan lo bangsul! Jangan kegeeran lo cowok, gue cowok. Nggak mungkin nyatu.”

“Nyatu lah, buktinya sekarang banyak yang gay,” celetuk Nazar dengan tampang polosnya.

“Batangan lawan batangan, gitu?” tanya Dodo kebingungan dengan arah pembicaraan mereka.

DEROZSCAR [TERBIT]Where stories live. Discover now