Bab 2

2 0 0
                                    

Aksa memasuki halaman depan sekolah, Aksa di sambut dengan berbagai macam sifat manusia yang ada di sana. Untung saja Aksa bisa masuk di kelas yang paling elit, dia termasuk golongan pintar di sekolah. Dia senang melakukan penelitian setiap minggu, hanya mengandalkan pengamatan biasa dan cukup terjangkau harga nya. Bahan sederhana yang bisa di temukan di sekolah dan lebih parah nya Aksa tidak malu memungut bahan bahan itu dari tong sampah. Dari pada beli dia mengeluarkan banyak biaya untuk hal itu. Dan dia pernah di sebut sebagai pemulung baru di sekolah. Anak satu ini memang sangat di anggap aneh di kelas. perlakuannya yang begitu berbeda dengan murid lain. Biasa kalau di sana kamu di anggap aneh, dengan murid yang lain. Karena heran aja , seorang Aksa yang berani ngorek-ngorek tong sampah demi bahan penelitian. Kakak kelas pernah menegur Aksa agar tidak memungut bahan praktek di tong sampah, malah Aksa bodoh amat orang nya sama kakak kelas itu. Sama sekali nggak di anggap.

"He'em, misi anak sama bapak mau lewat! perlakuan Shinta yang kurang ajar sama Pak Mat dan Aksa.

mereka berdua hanya lanjut jalan menuju ruang bu Anik. Di sana banyak guru guru yang sudah datang.

" Assalamualaikum, ucapan pak Mat yang mengema di ruangan


Ruangan itu berada di bagian pojok paling kanan, dan paling mewah di anara yang lain. Lantai itu berlapis emas dengan ornamen clasik di dalam nya. Gedung yang sangat tua, ucap Aksa. Tetap saja Aksa mudah mengenali setiap sisi bangunan yang ada di sana. Bangunan itu sudah berada di sana sejak ibu Aksa bersekolah di sana juga dan tidak pernah di ubah bentuk bangunannya, hanya sedikit di renovasi. Pertama kali Aksa masuk sudah ada firasat yang tidak mengenakan, satu sisi Aksa tidak ada niatan bergaul dengan golongan anak orang kaya. Padahal Aksa juga tau dia sangat kaya dan sangat mampu untuk bersaing dengan anak anak yang memang kategori para sultan. Aksa, kenapa dia tidak mau dengan urusan yang melibatkan banyak uang.

" Pagi, bapak dan aksa silahkan duduk

Pak Mat, melihat dengan sekeliling ruangan itu, jelas pak Mat tidak pernah melihat ornamen clasik dan berbagai batu alam di sana. Ruangan dengan cukup indah kata aksa yang membuat dia agak lega. Pak Mat melongo dengan keadaan sekitar, tentu saja pak Mat baru pertama kali masuk ruangan elit, padahal sejak dulu Pak Mat sudah memasuki ruangan itu berpuluh puluh kali. Atau pun sudah ribuan kali.

"Aksa, apa benar Nak Aksa memecahkan pot keramik yang ada di taman?

" Iya bu, saya yang telah memecahkan pot itu.

"Aksa tau kan pot itu harga nya berapa? Aksa juga tau kan Aksa hanya seorang anak tukang Bajai?. Ucapan yang meremehkan seseorang Aksa paling tidak suka dengan itu, hanya saja aksa menanggap'i dengan santai nya.

"Baik lah, saya akan menganti semua pot yang ada di sekolah ini dengan yang baru. Saya juga akan membeli semua keperluan yang ada di sekolah ini jika ada yang rusak. Dan perkenalkan Nama saya yang sebenarnya adalah Aksa Pratama Abdi Surya.

" Hah, kamu kamu! Ucapan guru itu dengan gugup

" Ya, anda benar sekali saya adalah Aksa pewaris tunggal dari keluarga Surya. Pasti kalian juga kenal dengan Mama saya kan?

" Apa buktinya, kamu keturunan dari keluarga surya.

" Ini adalah tanda lahir di tangan kanan saya!. Coba ada lihat dengan baik baik. Ucapan Aksa yang membuat geger satu sekolah!

Di depan kantor sudah ricuh dengan anak-anak yang tadi menonton dan mencoba untuk mempermalukan Aksa jika dia tidak bisa menganti pot yang dia pecah kan. Aksa keluar dari ruang guru. Kepala sekolah di buat pingsan oleh ucapan Aksa, memang anak itu tidak tau menyaring omongan. Guru-guru hanya melongo melihat tingkah laku Aksa.

"Aksa melambai-lambaikan tangan nya di depan ponsel anak anak.

Devan yang ada di hadapan Aksa langsung merangkul dengan penuh harap. Sebenarnya mereka sudah berteman sejak lama, hannya saja Aksa selalu menghindar.

"Tidak, aku tidak ingin kamu memeluk ku,aku sedikit risih dengan cowok alay seperti mu. Ucapan Aksa ya yang membuat Devan menangis.

"Hiks, hiks Aksa tega sama Devan. Biasanya kan Devan yang bawaain sarapan di loker Aksa.

"Ga perlu repot repot Van, gua dah sarapan di rumah. Ih mana P. Mad?. Ucapan aksa yang bingung, supir bajai itu sudah kabur lagi setelah melaksanakan tugas nya.

"Owalah, P. Mad. udah pulang sejak tadi.

" Lah gua pulang sama siapa dong?. Kan gua ga bawa mobil, ga bawa hp pula. Ucapan Aksa yang kebingungan.

"Tenang gua bawa mobil, lu pasti nyaman naik mobil gua?Devan yang menyombongkan hata yang dia punya

"Mobil lu sempit, gua ga suka mobil yang sempit. hanya cukup dua orang kan? Pertanyaan Aksa yang membuat Devan garuk-garuk kepala.

"Iya sih,Sa. Tapi beneran, mobil gua super nyaman . Bangku nya super empuk,dan ada fasilitas lain nya sih.

"Oke gua setuju!

"Nah gitu, ucapan devan yang bersemangat.

Sesampainya didepan mobil Aksa melihat seorang gadis yang termenung, dia duduk sendiri di pojokan pos satpam. Alangkah baik nya dia menawarkan tumpangan kepada gadis itu, hmm aku rasa Aksa bakal ngelakuin hal yang sama. Pemaksaan agar gadis itu mau ikut dia, lagian Aksa malas dengan tingkah laku devan, yang menyamaatakan urusan bisnis dengan pertemanan.

"Van, luh tau ga gadis yang ada di pos satpam itu siapa?tanya aksa yang keheranan.

"Oh itu nama dia Misellia

"Owh, nama nya Meisell.

"Lu panggil lia juga boleh, eh kenapa lu suka ya sama Miseell? pertanyaan devan yang membuat hati seorang aksa bergetar.

" Mana ada,ih. Ga akan mungkin. Udah lah gua ga jadi kalo gitu. Mending gua jalan kaki.

Aksa dia tidak tersinggung atas perlakuan Devan. Tapi dia bisa merasa malu dengan seorang gadis. Tidak biasa nya Aksa merasa malu dengan sorang gadis.

#ups segini dulu jangan lupa like dan vote terimakasih

#HIMBAUAN, TEKS ATAU CERITA INI ADALAH KARANGAN ATAU IMAJINASI SANG PENULIS. DAN TIDAK ADA SANGKUT PAUT DENGAN NAMA DAN TEMPAT

TERIMAKASIH










Mimin the little fairyWhere stories live. Discover now