Bab 7

4 2 0
                                    

Selah mengetahui keadaan Kirana terkena teluh dan tidak sadarkan diri Arya berpamitan kepada paduka raja dan ratu untuk pulang.

"Mohon ijin paduka raja dan ratu saya ingin pulang terlebih dahulu saya akan kembali ke istanah jika sudah dapat penawarnya."

"Silahkan tabib Arya, aku berharap kau bisa menyembuhkan anakku putri Kirana" ucap paduka raja.

Tabib Arya menaiki kudanya memacunya menuju rumah. Sesampainya di rumah tabib Arya binggung apa yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan putri Kirana, lalu tabib Arya keluar rumah menuju sungai di situ lah iya duduk bersila di atas batu sambil menenangkan diri dan menutup matanya  meminta petunjuk kepada Sang maha pencipta.

Tiba-tiba muncul cahaya putih dan berbicara.

"Anakku Arya Kencana, jika kau ingin menyelamatkan putri Kirana pergilah ke arah Utara di sana kau dapat penawar untuk putri Kirana. Carilah bunga bulan di atas gunung sana dan bunga itu di jaga oleh seekor naga, jika kau berhasil mengalahkan naga itu bunga bulan bisa kau miliki."

Disaat Ayah tabib Arya bicara, tabib Arya mulai membuka matanya dan mengucapkan sesuatu.

"Terimakasih Ayahanda atas petunjuknya."

Bayangan ayah tabib Arya pun hilang.

Keesokan hari tabib Arya mulai menyiapkan barang-barang yang ingin dia bawa dengan di temani kuda setianya tabib Arya mulai ke Utara mencari bunga bulan tersebut memacu kudanya.

Perjalanan yang cukup jauh mencari bunga bulan melewati hutan, sungai, dan lembah.

Di saat di perjalan tabib Arya bertemu oleh binatang buas seekor beruang yang ingin menyerangnya untung saja dia dapat menghindar dan tabib Arya juga tidak lupa membawa senjatanya berupa panah untung saja dia seorang pemanah yang hebat dia mengangkat busur panahnya membidik beruang itu.

Dan tepat sasaran beruang itu tewas dengan 1 mata panah yang menancap tepat di jantungnya dan tewas.

Malam mulai larut tapi dia belum juga menemukan bunga bulan, iya mulai beristirahat di hutan mengumpulkan dedaunan kering dan ranting-ranting untuk membuat api unggun menghangatkan tubuhnya, api unggun telah menyala Arya mulai merebahkan badannya di samping api unggun itu.

Dia juga memikirkan putri kirana di saat dia sedang memandang langit yang luas berserta bintang dan bulan di langit malam itu yang indah terlintas di langit itu wajah putri Kirana yang sangat cantik ❤️❤️❤️

"Bersabarlah Kirana aku akan menyembuhkan mu mencari penawar untuk mu."

Tabib Arya mulai terlelap dan tertidur, keesokan harinya sebelum dia melanjutkan perjalanannya tabib Arya mencari makanan yang bisa iya makan di telusuri hutan itu dan ternya ada sebuah sungai di situ lah iya mencari ikan untuk iya makan dengan kemampuan memanahnya yang tidak di ragukan lagi tabib Arya dengan mudahnya mendapatkan banyak ikan di sungai itu, setelah ikan itu dia dapat di bawanya ketempat dimana dia tadi malam menyalakan api unggun di bersihkan ikan itu dan di bakar dia atas bara api unggun yang tersisa tadi malam, setelah ikan itu matang tabib Arya mulai memakannya.

Setelah selesai tabib Arya mulai berberes-beres dan bergegas kembali mencari bunga bulan itu, perjalan yang di tempuh semakin jauh tapi dia juga belum menemukan bunga bulan, dia sempat berfikir apakah benar keberadaan  bunga bulan itu.

Di saat dia mulai putus asa dari kejauhan dia melihat sebuah gunung dengan puncak yang tinggi untuk menaikinya dia harus sendiri karena puncak itu tinggi kudanya pun tidak mampu untuk menaikinya akhirnya tabib Arya memutuskan menaikinya sendiri melepaskan kudanya.

"Pergilah kau sudah banyak membantu dan menemaniku terimakasih." ucapnya dengan kudanya

Tabib Arya mulai menaiki lereng gunung dan mencari bunga bunga bulan, sesekali iya pun hampir tergelincir dan hampir masuk ke tepi jurang, di saat dia berada pertengahan hujan mulai turun dengan lebatnya tabib Arya tidak bisa melanjutkan perjalanan karena jalan yang licin dan terjal dia berteduh di sebuah pohon besar di atas sana menunggu hujan yang sedang lebat.

Tidak berapa lama hujan mulai reda tabib Arya mulai melanjutkan kembali perjalannya sedang asik-asiknya berjalan tabib Arya mendengar suara seekor naga sedang mengeram, di hati kecilnya iya berbicara.

"Apa itu naga penjaga bunga bulan, apakah mungkin aku bisa mengalahkannya, tapi demi mu Kirana aku akan membawakan bunga itu untuk mu agar kau cepat sadar" ucap tabib Arya dalam hati.

Perjalanan mulai malam tabib Arya terus melanjutkan hingga sampai di atas gunung terdapat goa yang sangat besar dia pun mulai memasuki goa itu dan di sana ada terdapat bunga yang bersinar sinarnya itu menerangi gelapnya goa.

"Apa ini yang di namakan bunga bulan?? ternyata bunga itu benar-benar ada" gumam tabib Arya di dalam hatinya.

Tabib Arya mulai menuju bunga bulan itu ternyata di samping bunga itu memang ada seekor naga yang menjaganya dan geraman tadi adalah geraman seekor naga itu.

Tabib Arya mulai mendendap-endap berjalan menuju bunga bulan itu agar sang naga tidak terbangun, sesampainya di bunga itu dan di saat tangannya ingin meraih bunga bulan itu sang naga terbangun, tabib Arya bersiap mengambil panahnya memanah naga itu tapi hasilnya hanya sia-sia berapa panah yang tertancap di naga itu tapi tidak bisa melumpuhkan naga itu.

Sang naga mulai membalas serangan tabib Arya naga mulai mengeluarkan api dari mulutnya.

Tabib Arya  bisa menghindarinya pertarungan sengit melawan naga bulan

Namun tabib Arya tidak dapat mengalahkan naga itu iya malah terluka di dadanya terkena sabetan ekor naga itu, tabib Arya keluar dari goa itu dan pergi kehutan agar naga itu tidak membunuhnya iya pun sembunyi di dalam hutan ketika sang naga mencarinya di dalam hutan tapi tidak kunjung mendapatkan tabib Arya.

Tabib Arya mulai mencari tempat persembunyiannya di dalam hutan dia mulai mengobati dirinya yang terluka terkena sabetan ekor sang naga. di keluarkan nya tas yang berisi ramuan-ramuan penawar yang di buatnya dari segala racun, luka dan lain-lain.

Di oleskan ramuan itu dan sangat perih sekali rasanya dia menahan rasa rasa perih itu dan lama-lama hilang rasa itu dan lukanya mulai memulih.

Di sini dia mulai merenung dan berfikir gimana cara dia mengambil bunga bulan itu dan mengalahkan sang naga, sedangkan sang naga sendiri sangat kuat mata panah tidak bisa membuatnya jatuh, sedangkan dia sangat membutuhkan bunga bulan itu untuk putri Kirana

nantikan kisah kirana selanjutnya terimakasih sudah dengan setia menanti kisah ini jangan lupa, like dan vote yah  🥰🥰❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KIRANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang