🌿part 12🌿

889 89 10
                                    

Maafkan air kalo alur ga nyambung, banyak typo, dll dikarenakan masih pemula dalam menulis

.
.
.
.

.
.
.
.
.

Cerita ini hanya karangan semata


■□

{Happy reading}

Dokter segera memeriksa Ais kembali dan ketika mulai memeriksa
Ada yang aneh di tubuh Ais

Net net net, bunyi alat yang digunakan Dokter jika berbunyi itu tandanya ada yang tidak beres dengan tubuh pasien tersebut...

"Bisakah anda ikut saya sebentar"ujar dokter kepada Ais

Ais mengangguk pertanda setuju

"Em...maaf Boleh saya temani Ais dok?"ujar Taufan

Dokter menggeleng dan berkata "maaf pendamping dilarang untuk menemani, sekali lagi kami minta maaf"ujar dokter kembali

Taufan hanya mengganguk dan akhirnya Ais dibawa dokter ke ruangan sebelah yaitu ruangan pengechek

Dan ya yang pasti ranjang Ais ikut dibawa ke ruangan sebelah dikarenakan Ais belum diperbolehkan untuk berjalan ataupun berdiri

Para saudara element kebinggungan "apa yang terjadi?"batin mereka berkata serempak

Di sisi Ais

Dokter menyuruh Ais untuk diam sementara di ranjang dan tidak bergerak agar tidak menimbulkan suara yang menggangu konsentrasi dokter

Dokter menghela nafas kasar "huh...Ais?"ujar dokter kepada Ais

"Em ya dokter?"jawab Ais

"Ais tidak ingat apa yang  saya katakan?

"Em...maaf dokter saya melanggarnya"jawab Ais sambil memperlihatkan mimik bersalahnya

"Kau tidak kenal siapa aku?"tanya dokter kembali

"Eh?emm...maaf aku lupa, aku tidak mengenalmu"jawab Ais dengan nada bingung

"Hahahahha tidak perlu canggung begitu aku ini saudara ayahmu"ujar dokter/om Ais

"J-jadi selama ini dokter itu om ku sendiri?!"ujar Ais kaget

"Iyalah masa kamu gak ingat muka om yang ganteng ini"ujar dokter sambil menunjukan smirk nya dan dengan gaya persis si narsis

"Haduhh ni om udah lama gak ketemu ngapa jadi kayak si narsis sih"batinya sembari bergidik ngeri membayangkan kenarsisan adiknya

"Ok ehem"tiba tiba suasana menjadi serius kembali bahkan yang terdengar hanya suara angin yang lewat dari ventilasi udara ruangan tersebut

"Ais....penyakitmu sudah berada di tahapan yang tinggi....om harap kamu lebih menjaga dirimu lagi....jika kamu tidak menjaga dirimu maka bisa berakibat fatal kau tau?"ujar dokter

"Dan untuk soal ini aku ingin membicarakannya dengan saudaramu terutama 3 kakak pertamamu"ujar dokter kembali

"T-tapi do-"ucapan Ais terpotong ketika dokter menjawab"tenang saja aku hanya memberi tahu kepada 3 kakak pertama saja yang lainnya tidak akan kuberitahu"jawab dokter

Ais sebenarnya hanya ingin menyembunyikannya kepada Blaze entahlah ia tidak tahu alasannya kenapa, mungkin karna berpikir bahwa abangnya tersebut sudah tidak menggangapnya ada(?)

Dokter akhirnya keluar ruangan dan menjumpai 3 kakak pertama kalian tau kan? Ya Gempa, Halilintar dan Taufan mereka diminta dokter untuk tidak memberitahu kepada yang lain tentang soal ini

Mereka sangat terkejut mendapati berita tersebut terutama Halilintar, ya dia akhir akhir ini sering memperhatikan tingkah Ais awalnya dia cuman gabut tapi dia jadi penasaran seperti ada yang disembunyikan Ais

"KENAPA OM TIDAK MEMBERITAHU KAMI SEBELUMNYA?!"ujar Halilintar dengan nada marah

Gempa dan Taufan berusaha menenangi nya, ya mereka bertiga sebenarnya seumuran hanya beda 1 menit ketika lahiran

"Huh...maafkan om, om tidak memberitahu ini karna om...masih ingin membuat Ais senang karna.......dengan dokter begini dia senang" ujar dokter dengan muka bersalah dan seperti ingin menangis

Gempa dan Taufan ingin sekali menangis tapi mereka tahan karna ini bukanlah waktu yang tepat

"I-ini semua salah om, om akan mengganti semua ini"ujar nya kembali

"Huh..lalu dimana Ais berada sekarang?"tanya Gempa

"Mari ikut om..dia ada di ruangan om"ujar dokter

Mereka berjalan mengikutin paman mereka dan ketika dibuka terlihatlah Ais yang sedang tertidur di ranjangnya

Gempa kasihan melihat adiknya harus mengalami penyakit seperti ini "hiks..." terdengar suara tangisan kecil yang mendengar segera menoleh

"Syuut tenanglah kak Gem semua akan baik baik saja"ujar Taufan menenangkan kakaknya

"T-tapi a-aku t-t-akut s-suatu s-s-aat d-dia p-pergi"uajr Gempa sembari meneteskan air matanya perlahan

Taufan segera memeluk Gempa untuk menenangkannya

"Menangislah kak...tak apa jika kakak ingin menangis"ujar Taufan dengan senyuman hangat yang terukir di wajahnya

Gempa menangis sejadi jadinya, selain menangis karna Ais ia juga menangis lelah bersikap tegar di depan adiknya, biasanya dialah penghibur namun sekarang ia sudah tidak tahan lagi

Halilintar memalingkan wajahnya sambil menurunkan topi nya agak lebih rendah dan menutupi wajah yang sebenarnya dia ikut menangis
Dokter yang melihat itu merasa tidak tega

Taufan yang awalnya berusaha menahan tangis kini ia juga mulai mengeluarkan air yang deras dari matanya

Taufan segera mengelap air matanya dan menyudahi tangisannya

"Kak Gempa kak Halilintar tenang saja kita disini bertiga pasti akan bisa membatu Ais!"ujarnya dengan nada menyemangati

Gempa dan Halilintar yang mendengar segera mengusap air mata mereka "baiklah!mari berjuang bersama!"jawab Gempa

Mereka semua tersenyum dan merasa bahagia ketika melihat Gempa yang tadi rapuh kini kembali dengan senyumanya

"M-maafkan om ...."jawab dokter seketika dengan menundukan kepala pertanda merasa bersalah

"Baiklah kami maafkan"ujar mereka bertiga

"Kali ini om akan berusaha semaksimal mungkin..."ujar dokter yang diangguki mereka bertiga sembari menunujukkan senyum mereka

"Terimakasih"

__________________________

Bersambung🎡

Hai semua!

Maaf ya minggu kemaren gak update soalnya minggu kemarin air ujian dan misalkan minggu minggu berikutnya air gak update bisa jadi air lagi ujian maaf ya😟🙏

Dan thankyou banget atas 1k pembaca dan 100 vote thankyou!! Maaf telat ya...

Ok deh segitu aja, jangan lupa pencet bintang di pojok kiri bawah dan juga komentar ya! Sebagai saran atau penilaian kalian terhadap cerita ini, terimakasih😊

Salam hangat xxdyena☕

I,m okay {Complete✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang