04.

62 25 77
                                    

Shella dan Bii berjalan menuju ke kelas, tapi anehnya kelas mereka sepi dan hanya ada Dila disitu yang sedang mengerjakan tugas.

"Dil, tumben kelas sepi. Pada kemana?" tanya Bii.

Dila mendongak.

"Di lapangan, ada yang tengkar" jawabnya.

"Hah?"

Shella pun segera keluar kelas.

"Shell"

Shella menoleh ke arah Dila yang memanggilnya secara tiba-tiba.

"Hati-hati" ucapnya. Dila merasa ada yang mengawasi mereka.
































PLAK!

"DIMANA KAMU SEMBUNYIIN RISA?!" teriak Risma dengan marah.

"Berapa kali aku harus bilang kak? Aku gatau" jawab Nova dengan datar. Namun hatinya sakit, dia terlambat menyadari bahaya yang menghampiri Risa.

Risma menjambak rambut Nova dengan keras hingga beberapa helai rambutnya lepas.

"Jangan kamu kira aku gak sadar perubahan sikapmu, Nov. Sejak sikapmu berubah, semuanya jadi aneh. Awalnya Stella dan sekarang adikku juga?!" geram Risma.

Ketika akan melayangkan tamparan ke arah Nova, tiba-tiba tangan Risma tertahan.

"Jangan nuduh sembarangan kalo gaada bukti, kak. Kak Nova ga mungkin ngelakuin hal gak berguna kayak gitu" ucap Nola dengan nada tidak suka.

Risma meringis karena Nola mencengkeram tangannya dengan sangat erat. Dia pun menghempaskan tangan Nola. Pergelangan tangannya lecet memerah.

"Kamu gak sadar kalo kakak kamu ini aneh? Oh jangan-jangan kalian kerja sama" ejek Risma.

Nola mengepalkan tangannya bersiap untuk memukul Risma namun ditahan oleh Nova.

"Udah Nol, jangan diladeni. Aku gapapa" bisiknya.

"Ada apa ini?" tanya Bu Diyah selaku wakil kepala sekolah.

Mendadak keadaan menjadi hening.

"Kembali ke kelas masing-masing. Sekarang" ucapnya penuh penekanan.

Gampang banget dipancing ckckck, batin seseorang.



































Sejak kejadian tadi pagi, semua murid mulai menjauhi Nova. Mereka mulai berpikir yang tidak-tidak seperti Nova anak terkutuk, Nova penyihir, dan lain-lain.

Ya tidak salah juga sih, Nova memang memiliki kemampuan spesial.

Perhatian untuk murid-murid yang mengalami gangguan aneh berkaitan dengan cermin dan angka, silahkan berkumpul di perpustakaan sekarang.

Nova terdiam. Apa yang dia takutkan akhirnya terjadi beberapa hari lagi. Dia pun segera menuju ke perpustakaan.

*****

Sejujurnya Shella masih takut untuk pergi ke perpustakaan. Tapi mau tidak mau, dia harus menyelesaikan permainan aneh ini.

Dengan ragu-ragu, ia membuka pintu perpustakaan. Di dalamnya sudah ada tiga belas orang yang menunggunya. Beberapa terlihat kebingungan, ada yang ketakutan, ada juga yang datar.

Tunggu....

Tiga belas orang?





























Mereka semua duduk melingkar di salah satu meja. Shella mengambil satu kertas dan bolpoin.

"Sebutin nama dan nomor yang kalian dapet" ucapnya.

Mereka pun mengucapkan nomor yang mereka dapat satu per satu.

1) Hera
2) Aresya
3) Mile
4) Kayla
5) Loly
6) Vita
7) Deye
8) Lyn
9) Amanda
10) Bii
11) Sarah
12) Meisya
13) Shella
14) Nova

Empat belas? Bukannya harusnya tiga belas? batin Shella.

"Sebelum kalian curiga yang engga-engga, aku juga gatau kenapa dapet nomor empat belas" ucap Nova.

"Kalo kalian ga percaya, bukti-bukti nomor kita ada di cermin masing-masing dan cuma kita yang bisa lihat" lanjutnya.

"Aku gak permasalahin angkanya, karena di mitos juga gaada yang bilang kalo permainan ini pake strategi yang sama" ucap Kayla.

"Mending kita pikirin angka-angka ini maksudnya apa" ajak Aresya.

"Mungkin ini cuma tanda doang kalo kita yang terpilih?" ucap Hera dengan ragu-ragu.

"Bisa aja, tapi aku yakin ada maksud lain" ucap Loly.

"Bisa jadi angka-angka ini...." Bii menggantung ucapannya lalu saling bertukar pandang dengan Nova.

Nova mengangguk.
























































"Urutan korban" ucapnya.

*****

Bunyi retakan cermin terdengar di kamar sepi milik seorang gadis.

"Ana opo kowe nang kene" (Ada apa kamu kesini?) tanya gadis itu.

Suara tawa mengerikan menggema dalam ruangan.

Kapan akan dimulai, ndoro putri? (Tuan putri) tanya kuntilanak itu.

"Tanggal tiga belas. Mari kita lihat Shella akan ingat kehidupan masa lalunya atau tidak" balas gadis tersebut sambil terkekeh.

Nggih, ndoro putri. Saya sudah tidak sabar, ucap kuntilanak yang dipanggil Ajeng itu.









































Di sisi lain, Nova sedang bergumam seorang diri.

"Tiga hari lagi akan dimulai, apa yang harus aku lakukan?" gumamnya dengan khawatir.
















































Si ndoro putri ini siapa miskah :)

Selamat membadut hihihi~

Wordsnya dikitin dulu ah /plak

among us | the bengekersWhere stories live. Discover now