PART 3 -Arga-

52 17 29
                                    

"Aku tidak mencintaimu, tapi aku akan selalu ada untukmu"
-The secret love-

Cuaca hari ini sangat sejuk. Sangat mendukung Vara dan Arga berjalan menelusuri kota Jakarta dengan perasahan bahagia. Ingin rasanya Vara hanya berada di atas motor tanpa henti. Bukan hanya cuaca bagus yang membuat Vara senang, tapi naik motor keliling Jakarta bersama Arga juga membuatnya senang.

Belum sehari mereka bertemu. Vara dan Arga sudah dekat layaknya sahabat yang berteman sejak kecil. Vara juga tadinya sempat berpikir, dia pernah bertemu dengan Arga dan dekat dengannya. Namun ia telah melupakannya. Sedari tadi di perjalanan, Arga selalu menggoda Vara dan menggangunya. Awalnya Vara risih, tapi lama lama ia menyadari bahwa Arga tidak seperti laki laki pada umumnya. Ia mendekati wanita dengan caranya sendiri, itu yang membuat Vara senang berada di samping Arga.

"Arga ishh apaan sih, fokus aja napa!" Ucap Vara sambil tersenyum.

"Udah fokus kok," jawab Arga.

"Terus kenapa liat ke belakang?" Vara memukul Arga pelan.

Arga menengok ke arah Vara sekejap sambil tertawa. "Fokus ke kamu," ucap Arga sambil tertawa terbahak bahak.

Nih anak bener bener loh! Jangan buat baper napa! Batin Vara.

"Argaaa ish!!" Ucap Vara kesal. Walau kesal ia juga merasa baffer. You know baffer??

Vara akui Arga anaknya asik, baik, lucu, ngeselin, dan yang paling penting dia anak yang manis. Tapi terlihat dari mukanya sih pasti nakal, anak motor, badboy, dan playboy. Modelan anak yang suka ngebaperin tante tante janda di pinggir jalan.

"Yok!"

"Kemana?" Tanya Vara bingung.

"Gak liat? Kita udah sampai cantik." Arga melepaskan helmnya lalu turun dari motornya. "Makanya jangan mikirin gue mulu," sambung Arga.

Dih kepedan nih anak, minta di tabok. Batin Vara. Eh tapi bener sih, sedari tadi dia memikirkan Arga. Hingga sekarang ia telah sampai di salah satu cafe yang kecil namun aesthetic.

"Ayok, kok malah bengong"

"Hey." Arga memukul pipi Vara yang membuat Vara tersadar dari lamunannya.

"E-eh iya." Vara turun dari motor sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Udah cantik kok," celetuk Arga. Vara tidak menghiraukan Arga.

Terlihat dari luar cafe itu berwarna hitam dan putih. Di sekelilingnya banyak sekali daun berwarna hijau dan beberapa bunga berwarna putih. Di depan cafe itu juga ada meja dan kursi yang di atas mejanya terdapat payung. Bukan hanya itu, di setiap mejanya terdapat vas bunga, dengan isi bunga berwarna putih, dan ada 2 pohon besar yang membuat cafe itu terlihat sangat indah. Ya, isi semua yang di cafe ini berwarna hitam dan putih. Cafe itu bernama cafe Moccacino.

Arga dan Vara pun masuk ke dalam cafe itu. Mereka memesan makanan dan juga minuman. Setelah memesan Arga membawa Vara duduk di kursi yang berada di dekat jendela yang memperlihatkan sebuah taman berisi bunga, pohon, air mancur, dan beberapa ayunan kayu.

"Wah! cafenya bagus ya," kagum Vara.

"Belum pernah ke sini?" Tanya Arga. Vara menggeleng pelan. "Ini cafe favorite sahabat gue," sambung Arga.

"Oh ya? Siapa? Yuna?" Tanya Vara.

"Bukan, namanya Reva,"

Deg

The Secret LoveWhere stories live. Discover now