𝘾𝙝𝙖𝙥𝙩𝙚𝙧 𝙓𝙄𝙓

1.2K 143 28
                                    

Belarusia... Ya perempuan yang memeluk Indonesia adalah Belarusia.

Wajah Indonesia makin bingung, baru saja dia di bertemu orang asing yang memeluknya dan ini sudah yang kedua kalinya

"A-- em---" Indonesia sudah tak bisa berkata-kata apa apa, karena sekarang ia menjadi tontonan para negara lainnya

UN, United Nations baru saja memasuki gedung dan melihat negara baru memeluk negara lama yang selalu di gantikan wakilnya

Ia melihat kebingungan di wajah Indonesia. UN tau kenapa Indonesia kebingungan, karena ia kehilangan ingatan dan melupakan kenangannya dengan Belarus

"Halo Belarus. Tolong kamu beritahu saudara saudaramu untuk berkumpul di ruang meeting, aku akan memberitahu kalian sesuatu" ucap UN dengan senyuman khasnya yang bisa membuat orang klepek-klepek

Belarusia mengangguk. "Baiklah!" Dia lalu melepaskan pelukannya dan melambai pada Indonesia. "Dadahh Indonesia!"

....

Malaysia dan Philippine bertatapan sebentar lalu menatap Indonesia

"Ndo.. kamu kenal dia?" Tanya Philippine dengan wajah ketakutan

Indonesia menatap aneh wajah Phil yang ketakutan. "Engga. Memangnya kenapa?"

"Seriously Indo? Ini zaman 2000-an dan lu kaga kenal dia" ucap Malaysia dengan aksen melayu-nya. Indonesia menggeleng, "Dia itu anaknya USSR! Komunis!!"

DEG!

Kaki Indonesia melemah, dia oleng dan hampir jatuh kalau bukan seseorang menangkapnya

Suara lembut memanggil namanya. "Indonesia?"

Palestine. Siapa lagi kalau bukan dia yang suaranya bisa membuat orang melayang dengan bahagia

"Hai hai Pales! Makasih udah nangkep Indonesia, mungkin darahnya rendah" ucap Malaysia

Indonesia masih terdiam, dia masih shock dengan ucapan Malaysia.

"Indo?" Palestine memanggil Indonesia sekali lagi

Indonesia langsung tersadar dan berdiri. "Ahh terimakasih, siapa pun itu kamu.." suara Indonesia memelan di ucapan terakhir

Malaysia lalu menarik Indonesia menjauh dari Palestine dan Philippine. "Oyyy! Nusaa!! Itu temen lama lu guvluk!!" Bisiknya pada Indonesia

"Tapi gue ga kenal!" Balas Indonesia juga sambil berbisik

"Pura-pura kenal aja. Namanya Palestine, inget ya!"

"Ngokey."

Malay dan Indonesia lalu kembali bergabung dengan Philippine dan Palestine

"Ehehe.. lama tak jumpa, Palestine"

"Tenang, aku sudah tau kalau kau hilang ingatan. Jadi ku harap kita bisa memulai kenangan baru lagi" Malaysia hampir K.O. dengan senyuman Pales yang menyilaukan mata

Bagaimana dengan Indonesia? Mati di tempat? Kaga. biasa aja dia mah, ngurusin diri sendiri aja belom bisa, apalagi kondisinya yang baru keluar berkumpul dengan negara lain.

Seorang panitia Gedung Dunia keluar dari pintu tempat meeting. "Yang terhormat para negara, silahkan masuk karena meeting akan dimulai." ucap orang itu dengan Bahasa Inggris.

Philippine pun menggandeng Malay dan Indonesia. "Ayo masuk saudaraku tersayang, kalian ga mau di geprek UN kan karena telat." Ucapnya yang membuat Malaysia mengangguk ngeri mengingat UN yang galak. (Enzim Maltose mengubah amilum menjadi glukosa dan galaktosa. taudah bener apa kagak)

Indonesia menatap Pales. "Duluan yaa" ucap Indonesia sambal tersenyum dan di sambal di seret oleh Philip.

Palestina ikut tersenyum, tangannya melambai pada Indonesia. Tak lama pintu meeting di tutup meninggalkan Palestine diluar, dia bukanlah negara yang diakui, jadi dia belum bisa masuk. Palestine lalu berbalik dan pergi.

Di dalam ruangan mata negara-negara menuju ke Indonesia. Bukan karena terpincut karena kecantikannya, tetapi karena Indonesia yang baru Kembali masuk ke Meeting Dunia. Tatapan para negara-negara itu tidak di indahkan oleh Indonesia. Indonesia tetap berjalan ke mejanya di bagian asia tenggara layaknya seorang model cantik yang selalu tersenyum.

"Wah wah Indo~ Mata para negara-negara menatapmu semua loh" Goda Singapore. "Dan jalanmu tadi sangat cantik, ditambah dengan senyumanmu." lanjutnya. "Padahal kalau di rumah tidak se-menawan itu"

"Itukan kalau dirumah. Kalau disini tentu berbeda, aku harus menjaga Image negaraku tau" Jawab Indonesia dan duduk di kursinya. Singapore hanya tersenyum menanggapi jawaban Indonesia.

Tak lama UN berdiri di podium. "Terimakasih telah datang. Khususnya Indonesia yang sudah pulih dan tak perlu di wakili lagi" ucap UN sambil menatap Indonesia. Indonesia hanya membungkuk sopan lalu tersenyum. "Tak lupa dengan negara-negara yang baru saja bergabung. Mereka adalah anak USSR, jadi kalian pasti sudah mengenal ayah mereka." Lanjut UN. UN berdeham, "Sekarang kita akan lanjutkan meeting kita-"

.

.

.

.

.

.

Meeting sudah berakhir. Indonesia berdiri dari kursinya, dia lalu mengumpulkan catatan-catatan yang ia catat saat meeting tadi. Ketika ia berbalik dia menabrak seseorang tepat di dadanya.

"Anjing!"

Mata Indonesia kemudian menatap seseorang yang menghalangi jalannya. Negara yang memiliki bendera Inggris dan juga tetangganya. Siapa lagi kalau bukan Australia, yang warganya suka berkunjung ke Bali.

"Hai Indonesia, Gimana Kabar mu?" Sapa Australia. "I miss you so much..." Tanpa peringatan Australia tiba-tiba saja memeluk Indonesia dengan erat. Tak lama Australia melepaskan pelukannya dan tersenyum ke Indonesia, lalu berjalan pergi.

Indonesia langsung mengecek tulang-tulangnya. "Rasanya Tulang rusukku ilang satu" ucap Indonesia pada dirinya. "Apa Hawa akan di ciptakan?"

"WOY!" Malaysia menepuk bahu Indonesia. Mata Malay melihat Indonesia yang menyentuh bagian perut, "Kenapa awak megang perut"

Indonesia menatap Mata Malaysia, lalu menatap perutnya. "Pengen aja gitu punya perut yang Testpack."

Malaysia menatap Lelah Indonesia. "SIXPACK ANYING! TESTPACK TESTPACK LU KATA LU HAMIL!!!!" Teriak Malaysia yang membuat negara-negara yang belum keluar ruangan menatap Malaysia dengan tatapan terkejoed.

"Hehehe.." Indonesia terkekeh. "Bercanda doang anjing~" Goda Indonesia memeluk manjah Malaysia. Malaysia mengusap dadanya sambal Istigfar. Mereka tak sadar sama sekali mata seorang negara menatap Malaysia dengan tatapan dingin, lalu pemilik mata itu keluar dari ruangan dengan raut kesal.

"Sayang-sayang kuhh~" Philippine ikutan memeluk Malay dan Indo. "Singapore ngajak kita makan nih, dia yang bayar" Lalu Philippine menggandeng tangan Malaysia dan Indonesia keluar dari ruangan.

.

.

.

.

ehe.

• Matryoshka X Wayang • //RussIndo//Where stories live. Discover now