[12] Azka Khilaf

14.1K 2.4K 1.3K
                                    

"Seluruh kota~ merupakan tempat--"

Muna menghentikan nyanyiannya waktu mendengar suara kresek-kresek dari kamar kakaknya. Kedua alisnya bertautan penasaran. Perasaan tadi dia masih denger suara Ara yang nangis-nangis, kok sekarang jadi hening banget.

Muna pun terpaksa mem-pause rekaman 'woah' tiktok nya, lalu turun dari atas kasur. Muna keluar dari kamar dan jalan mengendap-endap menuju kamar Ara.

Pelan tapi pasti, Muna nempelin telinganya di permukaan pintu. Masih gaada suara. Muna terpaksa tiarap mengintip lewat celah di lantai, tapi tetep aja nggak kelihatan apa-apa, cuman bayangan doang yang lagi gerak-gerak.

Sampai akhirnya netra Muna gak sengaja nyempil ngintip lewat lubang kunci. Muna seketika mendelik lebar waktu pandangannya disuguhkan dengan tontonan yang begitu menyegarkan mata. 

Muna cekikikan dalam hati, lalu melanjutkan nyanyiannya lagi dengan nada berbisik. "Tempat bermain yang asyik~ oh senangnya... hatiku."

Dengan kecepatan 4G LTE, Muna sigap mengarahkan kamera HP nya ke arah lubang kunci itu. Muna merekam perbuatan Ara dan Azka di dalam kamar sampe videonya full 2 menit.

Wow, amazing, batin Muna takjub. Dia nggak sabar jadi tante muda dan punya dede gemes cumil. Semoga aja ponakannya nanti mirip Azka, bukan mirip Ara.

Muna menyimpan HP nya, lalu melanjutkan nonton secara live streaming. Muna menganga dan langsung menutup mulutnya gak percaya waktu melihat Mas gantengnya itu tiba-tiba main ngegas ke Ara dan hampir buka-bukaan.

"Lagi ngapain dek?"

Riris mengagetkan Muna dari belakang. Buru-buru Riris menyuruh Muna menyingkir karena penasaran sama anak bungsunya itu yang dari tadi kelihatan fokus banget sama lubang kunci kamarnya Ara.

Riris ikutan jongkok, dan sedetik kemudian, matanya ikutan mendelik lebar sama seperti Muna.

"Astaghfirullah..." gumam Riris, matanya bergantian melirik Muna dan kedua makhluk di dalam kamar itu. "Udah dari tadi?"

Muna mengangguk polos

Buru-buru Riris mengetuk pintu kamar Ara. Riris belum siap dipanggil nenek.

TOK TOK

Lama gaada tanggepan, akhirnya pintu pun kebuka pelan.

CKLEK

Kepala Ara muncul lewat celah pintu yang kebuka dikit. Ara menatap bingung Riris sama Muna.

"Kenapa Ma?" tanya Ara, berusaha tenang biar gak terlihat mencurigakan.

Riris menunjuk dagunya ke arah dalam kamar, reflek tubuh Ara bergeser menutupinya. "Menantu--eh, maksud Mama, si Azka... udah siuman?"

Ara tak menjawab. Keringat dingin perlahan keluar dari dahinya.

Pintu pun akhirnya terbuka cukup lebar ketika Azka membukanya dari belakang Ara.

"Maaf Tante... Azka tadi ketiduran bentar. Azka udah baikan kok," ujar Azka.

"O-Oh, gitu ya... yaudah. Hehehe." Riris senyum kikuk, omongannya mulai ngelantur sana-sini.

Hening cukup lama. Azka, Ara, sama Muna kelihatan diem berjamaah memperhatikan Riris yang sekarang ketawa-ketiwi sendiri.

"Kepanasan nggak di dalem?" tanya Riris.

Azka mengangguk tipis. "Lumayan, Te."

Riris langsung meneguk ludahnya kasar. Padahal kamar Ara terkenal super dingin kayak lagi hibernasi di kutub.

He is My (Boy)friend ✔ [COMPLETED]Where stories live. Discover now