Bab 16

30 12 4
                                    

Vera dan Sendy sedang berada di Warung Martabak manis milik Bang Ucup. Bang Ucup adalah pembuat Martabak yang paling terkenal di kota Bandung, banyak sekali yang senang dengan Martabak buatan Bang Ucup. Selain manis dan Enak, rasanya juga sangat pas dan tidak terlalu Manis, itu membuat pelanggan Bang Ucup senang makan Martabak buatannya. Bang Ucup sedang membuatkan Martabak Manis untuk Vera dan Sendy, Sendy memesan delapan Porsi Martabak Manis. Semua itu untuk Anggota Geng Paluska, Sendy sangat senang membelikan mereka makanan, Sebab Sendy bukan orang yang kikir dan pelit.

Ia selalu diberi uang jajan yang cukup banyak oleh kedua orang tuanya, tapi Bagi Sendy itu sama sekali tidak berguna untuknya. Karena Sendy tidak membutuhkan uang dari mereka, lebih baik Sendy menggunakan uang itu untuk mentraktir teman-temannya saja. Sendy adalah orang yang baik dan Tampan, Bahkan ketampanannya hampir menyaingi Alvaro. Yah mungkin sebelas dua belas lah dengan Alvaro, oleh karena itu ia banyak digemari oleh siswi-siswi di SMA Merah putih.

Namun Sendy tidak peduli bahkan tidak merespon siswi-siswi tersebut, sebab Sendy sudah tidak percaya lagi dengan yang namanya Cinta. Ia dulu pernah trauma akan Cinta, Sendy pernah berpacaran dengan seorang gadis, namun gadis itu malah meninggalkan dirinya demi lelaki lain. Alasannya sangat sederhana, karena Bosan. Gadis yang dikencani Sendy gampang untuk bosan, mereka berdua berpacaran selama dua tahun, Karena si Gadis bosan, Akhirnya mereka putus dan menjalani hidup masing-masing.

Sejak saat itu, Sendy sudah tidak ingin mengalami yang namanya jatuh cinta lagi. Sekarang ia lebih mementingkan Solidaritas ketimbang Prioritas, Karena solidaritas selalu ada dan selalu menemaninya dalam suka dan duka, sedangkan Prioritas hanya menetap sementara saja lalu pergi. Sebab itu Sendy tidak merespon Siswi-siswi yang ada di sekolahnya, ia bahkan tidak ingin mengenal siswi-siswi tersebut.

Sendy dan Vera sedang duduk secara berdampingan, mereka sedang membicarakan sesuatu. "gue kalo ketemu si brengsek itu, rasanya gue pengen bunuh dia langsung dan gue siksa supaya dia merasakan apa yang Abang gue alami!!" Kata Vera dengan marah. Ketika Vera bertemu Faiz ia selalu teringat Kakaknya itu, waktu Vera belum mengetahui Kalo Faiz adalah pembunuh Kakaknya, ia sedikit menyukai Faiz karena Faiz orang yang Ramah dan sangat tampan. Tapi ketika ia mengetahui kalo Faiz adalah orang yang ia cari, ia menjadi benci dan tidak suka melihat wajahnya, menurut Vera Faiz adalah Seorang Malaikat berhati Iblis.

Sendy Tersenyum sambil menggeleng-ngggelengkan kepalanya melihat tingkah Vera, entah kenapa Sejak ia bertemu Vera, Sendy merasakan Hal yang berbeda juga, seperti sebuah perasaan yang mulai tambuh di hatinya. "Lo harus bisa nahan diri okey!!" Ucap Sendy sambil tersenyum manis ke arah Vera.

Vera yang melihat Sendy Tersenyum kepadanya juga ikut tersenyum, Ia beruntung karena ia mempunyai Sendy yang menjadi penyemangatnya. Walaupun ia belum tau seluk-beluk Sendy, tetapi ia mulai cukup mengenal sifatnya itu. "Oh iya, btw, kenapa sih Lo, selalu beliin Makanan Buat Anak Paluska, Emangnya Lo gak sayang gitu sama duit Lo. Ya bukannya gue gimana-gimana ya, tapi kenapa setiap hari gitu, emang Lo gak ada yang harus dibeli gitu buat keperluan Lo???" Tanya Vera benar-benar penasaran.

Sendy tersenyum tipis. "Sebenarnya orang tua gue selalu kasih gue uang yang banyak, Kadang sampai lima juta untuk satu hati. Tapi sebenarnya gue gak butuh uang yang mereka kasih, Karena gue udah punya semuanya, yang gue gak punya adalah kasih sayang dan perhatian dari mereka berdua. Mereka berdua selalu sibuk berkerja setiap hari, sampai-sampai gue gak pernah ketemu sama bokap nyokap meskipun satu rumah. Dan uang yang mereka kasih itu kebanyakan, jadi lebih baik, gue traktir anak-anak makan, supaya mereka bisa senang dan kenyang saat di markas!!" Jelas Sendy panjang lebar.

Vera yang mendengar cerita Sendy Hanya tersenyum kecut, yang Sendy sedang Alami, sangat persis dengan dirinya. Vera juga tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya, mereka berdua hanya sibuk berkerja saja. Vera juga tidak menyangka kalau Sendy juga mengalami hal yang sama dengannya, padahal ia berpikir kalau Sendy adalah orang yang selalu mendapat kasih sayang dari kedua orangtuanya, namun ternyata tidak. Dan yang lebih parahnya lagi, Sendy tidak pernah bertemu dengan kedua orangtuanya meskipun satu atap, benar-benar orang tua yang sangat sibuk.

TERJEBAK [REVISI]Where stories live. Discover now