Bagian 007 ||•• Daisy - Perasaan Hati ••||

223 143 86
                                    

Ketika banyak cinta di dunia ini, kenapa aku harus bertemu dengan mu yang bukan menjadi takdirku?

~Daisy

Bukannya suasana bertambah baik malah menjadi buruk. Daisy duduk termenung di kelasnya. Membayangkan bagaimana jika ia akan mengungkapkan perasaannya nya kepada Gavariel- sahabatnya sedari kecil.

"Ga mungkin gue ungkapin perasaan gue ke Gavariel, yang ada dia malah benci sama gue nantinya. " Diasy memantulkan bibirnya.

" Woi, Daisy!" Daisy menoleh, baru saja dibicarakan dengan diri sendiri yang punya nama malah datang dengan sendirinya.

"Ngapain bengong disini, ga ke kantin? " Daisy menggeleng. " Lo sakit? " Gavariel menempelkan punggung tangannya ke dahi Daisy. " Enggak panas tuh, atau lo panas dalem? "

Daisy menoleh, menatap mata Gavariel yang cekikikan sendirian dengan kesal. " Enak aja, lo kalik yang sakit,sakit jiwa."

"Yeh, ditanya malah nyolot, kenapa sih lo? "

Daisy menelan salivanya susah payah. " Ga mungkin, gaboleh gue bilang ke dia sekarang. " ucapnya dalam hati.

"Wah, lama-lama kayaknya otak lo geser kayak orang begi nih...." "Bego apa dongo ya? " sambungnya.

"Enak aja geser otak gue lo bilang, dipikir barang apa main pindah tempat gitu aja. Pakai ngatain gue dongo, lagi"

" Lah, lah, gausah nyolot kalik tuan putri!" Gavariel tertawa kecil, mengacak rambut di puncak kepala Daisy dengan gemas. "Apaan sih," ketus Daisy sambil membuang muka dari tatapan Gavariel. " Lagi dapet? "

Plak

Tamparan pelan mendarat mulus di pipi Gavariel. "Heh, sakit bego, jangan kasar-kasar sama cowo, ga ada yang mau sama elo kalau kasar kayak gini!"

"Ganteng-ganteng tapi lemah, masa gitu aja lo bilang sakit."

"Ya enggak sih, biar lo seneng aja. " Daisy mengepalkan tangan nya bersiap untuk memukul Gavariel yang mengesalkan bagai kutu rambut.

" Heh, udah-udah, iya... Ngapain sih marah-marah mulu." Gavariel menahan tangan Daisy yang siap meluncur kapan saja ia mau.

Daisy menggeleng, "Lagi enggak mood aja." Gavariel mengangguk sembari membuka botol minuman dingin miliknya.

" Nih buat lo." Daisy menerima baik minuman yang diberi Gavariel. Meneguk nya pelan-pelan membiarkan tenggorokannya dingin.

"Gava, temenin gue ke kantin, makan bareng yuk." ajak teman perempuan sekelas Daisy dan Gavariel. " Gak." jawab Gavariel singkat membuat Daisy menarik sudut bibirnya.

"Gue suka sama lo, selalu perhatian dan humoris sama gue, tapi lo bisa ga respect sama cewe lain. " Daisy tersenyum dalam lamunannya.

"Temenin bentar doang. " paksa nya sambil menarik-narik lengan Gavariel sampai Gavariel risih sendirinya.

" Gue bilang enggak ya enggak! " tolak kasar Gavariel menepis tangan manis di lengannya.

" Hih apaan sih, mendingan sama kita daripada sama Daisy, cantikan juga kita! " Daisy tersedak minumannya dan mulai terbatuk kecil.

Agatha MorganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang