!𝑴𝒚 𝒇𝒊𝒓𝒔𝒕 𝒅𝒂𝒎𝒏 𝒌𝒊𝒔𝒔! .Ⅵ

7.5K 558 35
                                    

Be careful, typo guys
Happy reading Hosieee









...

Selesai membersihkan diri lalu membalut tubuhnya dengan sebuah setelan santai. Pagi ini Celine menyambut harinya seperti biasa, ibunya Serena sudah berangkat ke penerbangan sejak gelap gelap tadi di antar ayahnya yang sampai sekarang belum kembali juga mungkin sekalian ke kantor pikirnya, ah peduli amat Celine tentang pria itu tak kembali juga Celine tak perduli malah itu mampu membawa kedamaian bagi hidupnya yang terancam

Teringat pesan ibunya tadi pagi sebelum berangkat, katanya nanti malam akan kedatangan tamu sesuai prediksi ibunya semalam, jadi sesumbar sang ibu tentang pembimbingan masalah perusahaan benar benar akan Celine rasakan. Celine sebenarnya sudah tak mempermasalahkan hal ini, toh itung itung bisa memiliki teman meski ia belum tahu perawakan dari pria itu

Menikmati sarapannya dengan khidmat tanpa bayang bayang Tan dipikirkannya, entahlah pagi ini ia hanya ingin menenangkan pikirannya sebentar. Berencana akan membaca buku di perpustakaan pribadi rumah ini, sudah lama Celine tak duduk di kursi samping susunan susunan buku yang menghias tinggi dan banyak. Ini termasuk hobinya disaat dirinya dilanda kesepian, tumpukan tumpukan buku tersebut mampu menetralisir kebosanannya meski Berjam jam membacanya

Di temani secangkir teh madu Celine mulai membuka lembaran halaman buku bertuliskan judul 'walk with me', atensinya fokus pada setiap susunan kalimat yang menarik otaknya untuk mendalami

Namun seseriusnya Celine membaca, rungunya masih dapat mendengar dentuman samar dari sepatu yang semakin lama semakin jelas untuk didengar menandakan sang pelaku sudah dekat, menarik atensinya untuk menoleh mendapati sosok pria yang sudah berdiri tegap dihadapannya. Celine terkesiap ketika iris matanya terkunci pada mata yang menatapnya datar namun memiliki arti tersendiri

Pegangan tangan pada bukunya mengerat saat jantung itu kembali berdetak tak nyaman, tak lama kemudian suara pria itu mengudara

"Kurasa Serena akan sedikit lama meninggalkan anaknya sendiri, oh ralat tapi berdua bersama sang dominan" pria itu sama sekali tak salah bicara saat menyebut dirinya sendiri adalah dominan akut, pesonanya dan aura angkuhnya dapat Celine rasakan

Kenapa Celine harus kembali merasakan ketegangan yang menguar ketakutan itu, ingin sekali bibirnya berbicara merespon kalimat sarkas dan sialan dari pria itu, tapi rasanya seperti terkunci dan sialnya kenapa sekarang tubuhnya malah berkeringat dingin

"Apa kamu senang ditinggal berdua bersamaku Celine, sepertinya kita bisa mencoba melakukannya sedikit atau bahkan lebih di sini" seringai sialan itu kembali tergambar pada mimik wajahnya

Oh lord_ apa pria didepannya ini hobi sekali membuat jantungnya bergemuruh tegang. Kalimat nan frontal menurutnya jauh dari kata sopan jika diajukan pada Celine, anaknya. Tapi Celine sama sekali tidak lupa kalau ayahnya ini sudah tak perduli arti dari embel embel kesopanan antara anak dan ayah, dan mungkin saja memang pria itu tak menganggapnya sebagai anak melainkan hanya objek penuntas obsesi

"Apa maksud kamu berbicara seperti itu hah!, kamu gila! Aku ini anak kamu sekarang tuan Kim, jadi berhenti untuk berfikir tidak waras saat obsesi mu membuatmu terlihat seperti pria brengsek, pergi dari sini sebelum aku teriak" Tegas Celine, entah dari mana keberanian itu datang menyertai jiwanya yang lemah di dalam sana. Namun itu tak mampu membangun sepercik ketegangan atau sekedar membuat nyali pria itu menciut. Meski sempat sedikit termangu menyaksikan keberanian yang wanita itu curahkan, Tan tiba tiba mengudarakan sebuah tawa menggelitik yang dibumbui perasaan seperti meremehkan

Celine Menyerngit tak mengerti atas reaksi sang pelaku, mengundang aura menyeramkan mengingat tawa yang pernah ia lihat saat dirinya pernah menampar pipi pria tersebut. Tawa Tan berhenti saat kekehan remeh terpantri di wajah tampannya, melirik Celine beriringan dengan alis sebelahnya yang terangkat menggulir pandangannya "kau mengusirku, apa kamu lupa kalau rumah ini adalah rumahku juga sekarang. Celine Celine kamu itu sama sekali tidak cocok untuk menebar emosi kepadaku," melangkah mendekat seraya tangan kanannya bersiap melayangkan satu usapan lembut pada Surai yang diikat asal namun ditepis kasar oleh sang empu, mata elangnya hanya menyeringai "kau tahu aku bahkan tak perduli jika satu kebencian mulai tertanam di hatimu, aku hanya berfikir untuk memiliki mu, dan akan selalu seperti itu selamanya"

𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲 𝐃𝐚𝐦𝐧 𝐈𝐭 [𝐌] ✔️Where stories live. Discover now