[3] Cinta atau obsesi?

3K 339 7
                                    

Keesokan harinya,

Zain menyugar rambutnya kebelakang sebelum keluar dari mobil mewahnya. Dia sudah menemukan rumah gadis cantik itu. Jangan tanyakan bagaimana dia tahu. Sudah jelas dari informasi orang suruhannya. Mata biru itu menyapu sekelilingnya.

Pekarangan rumah itu sangat sempit. Rumah bercat hijau yang kecil dan jelek menurutnya. Tak pantas disebut sebagai rumah.

Namun tidak masalah, karena dirinya akan membelikan gadis itu rumah baru atau malah tinggal bersama di mansion mewahnya. Pasti gadis itu mau, pikirnya.

Dengan mantap dia mengetuk pintu yang terbuat dari kayu usang. Apa yang gadis itu pergunakan dengan uang pemberiannya? Uang itu lebih dari cukup untuk membeli pintu baru.

"Sebentar!" Terdengar sahutan laki-laki dari dalam rumah itu.

Zain mengerutkan keningnya berjaga-jaga. Apa dia salah rumah? Tidak mungkin, alamatnya benar ada disini.

Pintu terbuka memperlihatkan laki-laki yang lebih pendek dari Zain.

"Mencari siapa?" Tanya laki-laki itu ramah.

"Aku mencari kekasihku, Zehra," jawab Zain bangga.

Laki-laki asing itu mengerjapkan matanya meneliti penampilan Zain.

"Kau kekasihnya?" Ujarnya tidak percaya.

Belum sempat menjawab. Suara dari dalam seketika menutup mulut Zain.

"Siapa, sayang?" Seru gadis cantik itu dari dalam.

Gadis itu Zehra, keluar dengan jilbab berwarna putih. Dan gamis hitamnya.

"Sayang?" Sahut dua laki-laki itu bebarengan.

Zain melongo dengan nafas kembang kempis. Panggilan itu hanya pantas untuknya. Hanya dirinya. Apa ini? Kenapa sayang-sayangan?

"Ah, kau pria gila itu, ada apa?" Ujar Zehra sembari menarik bahu pria pendek itu agar masuk kedalam.

Laki-laki itu terpaksa masuk ke dalam walau mengerti tak apa yang terjadi.

"Siapa laki-laki itu?" Tanya Zain marah seakan memergoki gadis itu berselingkuh darinya.

"Dia kekasihku, kenapa?"

"Dia kekasihmu?" Pria itu tertawa remeh. Tidak bisa menyembunyikan hatinya yang tersengat aliran listrik berskala tinggi.

"Ya dia kekasihku, mau apa kau kesini?"

"Astaga, dia tak bisa dibandingkan denganku. Dia pendek jauh dibawahku," ujarnya penuh hinaan.

Gadis itu mengeluh kasar. Tidak sedikitpun berminat berdebat.

"Apa yang kau mau sebenarnya?"

"Kau harus ikut denganku!"

"Aku tidak mau."

Zain dengan emosinya yang melalap buana menarik tangan kiri gadis itu. Dia marah karena gadis itu menolaknya malah memilih pria pendek dan jelek tadi. Dia sangat marah.

"Hei, lepaskan aku!"

Zain menarik paksa tangan gadis itu ke arah mobilnya. Tak mengindahkan suara teriakan gadis itu yang terus memakinya. Dia hanya ingin membawa gadis itu pergi dari tempat itu.

"Oke-oke aku ikut denganmu tapi lepaskan dulu!" Ujar gadis itu sedikit tenang.

Zain melepaskan cekalannya tak rela. Membukakan pintu mobil untuk gadis itu.

"Masuk!" Perintah Zain tak dibantah gadis itu.

Zain menatap gadis itu yang duduk di sampingnya. Hendak membawanya menemui ayahnya. Dia ingin langsung memperkenalkan gadis pujaannya sebagai calon istrinya. Biarlah gadis itu putus dengan kekasih jeleknya itu. Tidakkah mudah? Dia selalu mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Kau mau membawaku kemana? Aku harus izin dengan kekasihku dulu."

"Persetan!!" Teriak Zain marah menancapkan gas keluar dari pekarangan rumah Zehra.

Gadis itu menunjukkan raut muka sebal. Dia tidak sekalipun melirik ke arah Zain. Tangannya terlipat di dada menandakan dia marah. Selain gila pria itu juga pemaksa.

"Apa kurangnya aku sampai kau lebih memilih laki-laki tadi?"

"Karena aku mencintainya."

Zain menahan nafasnya mendengar pengakuan untuk yang kedua kalinya dari gadis itu. Dia kesal, rasanya ingin menangis ketika mendengarnya. Hatinya terasa seperti di robek-robek.

"Tapi aku ingin kau menjadi kekasihku." Ungkap Zain sambil menggigit bibir bawahnya menahan air matanya yang ingin mengalir kedua matanya sudah berkaca-kaca.

Tidak bisa dipercaya pria itu walaupun badannya kekar namun hatinya serapuh kaca. Pria itu tak pernah merasakan rasanya ditolak. Ternyata sesakit ini. Sungguh menyakitkan.

"Apa alasanmu?"

"Karena aku mencintaimu. Aku ingin memiliki hatimu. Kau bahkan sudah memiliki hatiku. Dan juga, aku sudah memutuskan semua kekasihku hanya untukmu. Walaupun, aku tak pernah menganggap mereka kekasihku." Ujarnya panjang lebar dengan nada iba.

Zehra menghela nafasnya ada rasa kasihan di dalam hatinya jika menolak pria berhati kaca itu. Raut wajahnya sangat tidak singkron dengan tubuh kekarnya. Tapi apa tadi pria itu bilang? Semua kekasih? Berarti tidak hanya satu dan tak diakui pula. Sungguh berengsek! Itulah yang menjadi nilai minus untuk pria gila itu.

"Begini Zain..."

"Kau baru saja memanggil namaku," potong Zain tertawa bahagia. Entah kenapa hal sekecil apapun dari gadis itu membuatnya sangat bahagia.

Gadis itu mengeluh kasar, kadar kewarasan pria itu tidak terlihat.

"Begini, walau aku percaya dengan cinta pandangan pertama. Tapi kau juga harus bisa membedakan obsesi dan cinta. Kuberikan kau waktu satu bulan untuk memikirkan lagi perasaanmu."

"Tapi aku benar-benar mencintaimu."

"Diam dulu jangan memotong ucapanku!"

Zain mengangguk menurut.

"Kau boleh menganggapku kekasihmu sebulan itu. Tapi ingat! Bukan benar-benar kekasihmu. Hanya anggaplah begitu. Jika dalam sebulan kau bosan denganku maka tinggalkan aku sejauh mungkin, jangan pernah menunjukan batang hidungmu padaku. Jika sebaliknya, aku akan memutuskan kekasihku dan menjadi kekasihmu."

Zain menarik bibirnya tersenyum lebar. Entah dimana perasaan sedihnya tadi pergi. Hatinya membuncah bahagia. Gadis itu memberinya kesempatan besar yang tak mungkin ia tolak.

"Baiklah, itu ide yang sangat bagus. Kau lihat saja aku akan tetap mencintaimu," ujarnya penuh keyakinan.

Zehra menggelengkan kepalanya. Semoga saja tidak. Dia merutuki pria itu. Kenapa pria itu sangat bodoh? Menerima syarat yang super bodoh. Dia yakin belum sampai seminggu pria itu bosan lalu pergi dari hidupnya.

Zain membanting setirnya tidak jadi ke mansionnya. Dia ingin berkeliling saja walaupun sepanjang jalan gadis itu diam saja. Dia tidak perduli. Kehadirannya saja sudah sangat cukup untuknya.

To be continued...

_______________________________________

Hai guys 🤗

Thanks for your votes and positif Coment 😍

Koreksi jika ada kesalahan 🤗

Vote and comment for next part

CRAZY MAN ✓ (COMPLETED)Where stories live. Discover now