0.0 | Epilogue

161 24 8
                                    

Di dalam bangsal rumah sakit kentara sekali suasana hening dan damai bagai tak ada tanda-tanda kehidupan. Kendati sebenarnya, di sana ada satu daksa terbaring hasai. Agaknya, pemuda yang diketahui berepitel Choi Soobin—tertera di papan nama ranjang—itu masih berada di alam bawah sadar. Namun, seketika keajaiban sekonyong-konyong terjadi tatkala stimulus menggerakkan jemari dan kelopak mata yang perlahan menyingkap.

Kelereng dupleksnya merotasi dan memindai ruangan sepenglihatannya. "Ah, aku berakhir di rumah sakit lagi seperti waktu itu. Apakah ini efeknya?"

Terpaksa Soobin harus melemparkan pandangannya tatkala mendengar pintu yang dibuka. Entitas yang dirindukannya beberapa bulan ini yang diketahui di dunia 'sana' telah bersemayam dengan damai, kini ia tengah mengulas senyum yang membuat lesung pipinya tercipta.

"Akhirnya, kau sudah bangun, adikku," ujarnya senang seraya mendekati sang adik.

"Oh, K-kak Namjoon." Soobin berusaha beringsut guna meletakkan kepalanya agar lebih tinggi. Namun, dengan sigap Namjoon membantunya.

"Kau itu baru bangun dari koma. Jangan banyak bergerak, dasar bandel!"

Soobin terkekeh pelan. Senang rasanya bisa mendengar teguran dan ocehan sang kakak lagi. Jadi, kini berarti ia benar-benar sudah kembali ke dunia asalnya. Akan tetapi, tak lama kemudian ia mengerutkan dahi.

Jadi, efeknya sama seperti kedatangannya dulu ke dunia 'sana', yaitu koma?

"Kak, aku sudah tak sadarkan diri berapa lama?" tanya Soobin mengimplementasikan kuriositasnya.

Namjoon yang tengah merapikan selimut yang membalut adiknya terpaksa terinterupsi karena pertanyaan adiknya yang memang sang pasien pun berhak tahu informasi tentang dirinya. Bola matanya melanting ke atas, mencoba mengingat-ingat. "Seminggu lebih?" jawabnya. "Kau ditemukan tak sadarkan di depan pohon mapel yang ada di taman kolumbarium setelah kau mengunjungi Areum. Kau itu koma karena terjatuh dari pohon mapel atau apa? Namun, dokter bilang kau tak jatuh ataupun memiliki riwayat penyakit. Kau ini kenapa tiba-tiba?"

"Sebentar, sebentar, kenapa Kakak bilang seminggu? Kurasa sudah beberapa bulan lamanya aku menetap di dunia 'sana'."

"Kak, boleh aku lihat ponselku?" pintanya yang langsung dituruti permintaannya oleh sang kakak.

Matanya membeliak tatkala melihat tanggal yang tertera hari ini. Ia ingat pasti kapan tanggal dirinya pergi ke kolumbarium. Benar saja, ia tak sadarkan diri sudah seminggu lamanya. Jadi, apakah ia tak benar-benar masuk portal itu atau bagaimana? Sungguh, kepalanya pusing untuk mencerna kejadian yang dihadapinya ini sampai-sampai ia mengerang dan memegangi kepalanya.

"Kenapa Soobin? Kau berusaha mengingat kejadian hari itu? Jangan dipaksakan, kau baru saja sadar," kata Namjoon panik melihat adiknya seperti kesakitan seketika.

Beberapa menit kemudian setelah Namjoon memanggil dokter untuk mengabarkan bahwa adiknya sudah sadarkan diri—walau ia tahu tadi lupa tak langsung memberitahu dokter—dan meminta agar dokter memeriksanya, Soobin menatap plafon dengan tatapan kosong. Ia benar-benar harus mengosongkan pikirannya dan mencerna apa yang terjadi selama ini. Hingga ketukan pintu terdengar dan Namjoon yang bersedia membukakannya.

Soobin yang penasaran pun menoleh ke arah pintu. Betapa terkejutnya Soobin tatkala melihat dua entitas yang baru saja masuk. Inti jemalanya semakin carut marut.

Bagaimana bisa ia melihat sosok itu lagi?

"A-areum?" lirihnya, tetapi masih terdengar oleh Namjoon.

"Ah, bukan, Soobin, apa kau tak lupa jika Areum sudah..." Namjoon cepat menghentikan ucapannya dan langsung mengalihkan ke kalimat berikutnya tanpa menyelesaikan ucapan yang tak enak jika dilanjutkan, "Dia Arin, sepupu Areum. Walau memang aku pun awalnya berpikir ia Areum. Mereka hampir mirip."

"Halo, aku Kim Arin, sepupu Areum dan Beomgyu," sapa sang gadis seraya sedikit membungkuk.

Soobin dibuat melongo. Ia memang ingat jika Areum pernah menceritakan sepupunya yang ada di Daegu, tetapi ia belum pernah menunjukkan foto Arin kepadanya. Namun, ia tak menyangka bagaimana bisa mereka terlihat sangat mirip layaknya saudari kembar?  Kendati memang, gaya rambut mereka sebagai pembeda. Arin bersurai pendek sebahu, sedangkan Areum bersurai panjang hampir mencapai perpotongan pinggang.

Tak lama ia mengalihkan pandangannya pada Beomgyu yang menyambutnya dengan senyuman manis, tetapi sukar diartikan. Ia ingat, senyumannya persis seperti yang terakhir dilihatnya sebelum ia masuk ke portal pohon mapel itu.

"Halo, Kak. Senang berjumpa denganmu lagi."

Sial, ia mengatakan kalimat ambigu lagi.[]

Finally~ btw, epilognya tetap ngegantung ya?

Atau endingnya malah makin absurd?

Silakan berteori. Aku suka klo bikin kalian mikir teorinya gimana dan buat ending kalian sendiri haha.

So, makasi, ya, yang udah mampir di lapak aku yang absurd ini. Makasi juga yang udah kasi aku votes.

Aku mau kasih info juga nih, emang ga penting, tapi baca aja! wkwk. Nantikan aku di lapak baru aku judulnya 'Anesthesie' cast-nya Kang Taehyun. Ga lama lagi publish kok, aku lagi garap nih. Mampir yak!

C ya n luv yaaa~

luv, ara

apostrophe' • Choi SoobinWhere stories live. Discover now