#12. Sampai Tujuan.

296 20 8
                                    

𝑯𝑨𝑷𝑷𝒀 𝑹𝑬𝑨𝑫𝑰𝑵𝑮!
~~~
Vomment!

***

      "kekuatan kamu itu apa Na?"

       Nana terbatuk. 
"Kan sudah kamu lihat sendiri ra, Listrik." Jawab Nana. Aku menggeleng, "Itu pasti bukan kekuatanmu Na. Sarung tangan untuk kekuatan listrik dan sejenisnya sdah ada pemiliknya. jadi kekuatan listrikmu itu hanya selingan." 

      Nana mendadak bingung.
"Huft, jadi setiap sarung tangan itu memiliki kekuatan masing-masing. Seperti milikku, sarung tanganku itu memiliki kekuatan khas Klan bulan." Aku mengaktifkan sarung tanganku, suara kesiur angin terdengar. "Namanya sarung tangan Klan Bulan. Nah, kalau listrik, itu termasuk kekuatan dari sarung tangan Klan Matahari. itu milik temanku, Seli." 

       "Jadi kekuatan Nana itu apa?" tanya Jen yang sedari tadi ikut memperhatikan. Aku mengangkat bahuku. "Mana saya tau."

       Nana mendadak murung, tapi aku langsung menghiburnya. "Tenang Na, lama-lama kamu juga bakal tau kok. Ali saja dulu sempat kami kira tidak memiliki kekuatan loh, hanya orang biasa. Eh tapi dia juga memilikinya. jadi kamu sabar saja Na." Nana mengangguk.

      Jen kembali ke kursi kemudi dan kami pun melanjutkan perjalanan. 

***

     "Masih lama kah Raa? Aku pegal berada di bola ini." Rengek Nana sambil memperhatikan keluar. Saat aku mau menjawab, kami tiba di sebuah ruangan seperti basement. Basementnya tidak terlalu luas dan kosong, Tidak ada apapun. 

     "Eh? Sudah sampai ya?" Tanya Nana. "Tidak tahu Na. Tapi ini sudah didasar." Jawab Jen. "Ini cuma ruangan kosong bukan? Masa iya, kita sudah berjam-jam melakukan perjalanan cuma untuk sebuah ruangan kosong sih, enggak banget," Cibir Nana. Jen memutar kursi kemudi menghadap kami "Apa kita harus turun sekarang Ra?" tanyanya. 

      Aku berfikir sejenak. Terakhir kami turun di ruangan baru, ada saja yang menyambut, aku takut hal itu terjadi lagi. Tapi disisi lain, aku juga harus perlu turun untuk melakukan tehnik berbicara dengan alam. 

      "Kita akan turun, tapi pastikan kalian tidak terlalu jauh dengan bola. Na, apa kamu bisa membuat cahaya?" Aku menoleh ke Nana. Nana mencobanya dan bisa. Hanya cahaya, tidak lebih. "Oke, ayo turun." Kami pun keluar dari bola. saat aku mencoba mendongak ke lorong yang kemi lewati tadi, cahaya matahari sudah menghilang.

      Ketika menginjakkan kaki, hawa dingin langsung menyerang. "Astaga!" Aku terkejut saat menapakkan kaki. 

     "Oh, mari ku bantu."
Jen memberi tahu sistem penyesuai suhu di pakaianku, seperti pakaian Ilo juga. "Sudah." Aku  sudah merasa lebih nyaman. 

     "Ayo ke sana." Aku menunjuk ke dinding sebelah barat. 
Lalu aku meletakkan tapak tanganku disana, mulai membaca sekitar. Awalnya tidak ada apa-apa, tapi tak lama aku menemukan sebuah lorong dibalik dinding disisi yang berbeda. 

      "Kamu menemukan sesuatu Ra?" Jen menyadari ekspresi wajahku. Aku mengangguk. "dibalik dinding ini ada lorong lagi, tapi aku tidak tahu dimana pintu masuknya." Aku melakukan tehnikku lagi di dinding lorong itu dan menemukan sebuah kunci digital alias pin. 

       Setelah aku membuka tutup pin itu, aku membiarkan Jen memeriksanya. "Hmm, aku tidak mengenali ini huruf apa dan apa pinnya. kalau saja kita memiliki petunjuk, Hei Na, kamu mau ngapain sih, rusuh." Jen hampir terjatuh karena didorong nana yang penasaran.

      "Mana mana? Woah, itu kan, eh." Nana mendadak seperti melihat sesuatu. Ia mengedarkan pandangannya, lalu kembali lagi ke tempat pin tadi berada. Dia seperti sedang mengamati sesuatu, tapi apa? Aku dan Jen saling tatap, kenapa dengan Nana. Kami mengikuti arah pandangannya, tapi tidak melihat apapun. "Na, Nana?" aku menepuk bahunya.

𝓕𝓲𝓷𝓭 𝓜𝓮! - [Choosing Season 2]Where stories live. Discover now