#19. Bingung

216 21 2
                                    

𝑯𝑨𝑷𝑷𝒀 𝑹𝑬𝑨𝑫𝑰𝑵𝑮!
~~~
Vomment!

***

     Pukul 10 malam, aku pergi ke kamar Seye untuk menggunakan alatnya lagi.
"Tok Tok Tok. Permisi... Seye?" Aku memasuki ruangan Seye. Ruangan besar itu lenggang, tidak ada tanda-tanda keberadaan Seye. 

      Aku mendekati alat yang terakhir kali ku pakai itu, dan duduk disana. Karena aku tidak mengerti cara menggunakannya, aku memutuskan untuk menunggu Seye saja. Mungkin dia sedang keluar. 

      Seperti dugaanku tadi, lima menit kemudian Seye datang dengan segelas minuman hangat. 

     "Loh Raib? Aku kira kamu tidak akan datang." Seye terkekeh pelan. Aku tersenyum lebar. "Jadi, aku tebak, kamu mau memakai alat itu lagi bukan?" tebah Seye. Aku nyengir dan mengangguk. "Iya! Benar yang kamu bilang Seye, tidurku lebih nyenyak saat aku memakai alat ini." 

       "Tentu dong. Ayo bersiap." Aku segera mengambil posisi. Aku teringat sesuatu, "Oiya, Seye, jika aku tertidur lag disini, kamu tidak usah repot repot mengangkatku. Biarkan saja aku tidur disini. kalau kamu tidak keberatan sih. Hehe." 

     Seye menggeleng gelengkan kepalanya, "Iya tuan putri..." Aku tertawa dan mulai tertidur. 

***

        Sama seperti kemarin, aku kembali terbangun di tempat tidur dan merasa segar. Bedanya ini tempat tidurku sendiri, bukan milik Seye. Heran, kenapa bisa? Aku memutuskan untuk bertanya pada Seye nanti. 

***

       Setelah bersiap siap, aku perg keruang makan. Di koridor, aku bertemu dengan Jen dan Nana. Pakaian mereka tidak seperti baru bangun tidur.

      "Pagi Jen! Pagi Nana!" Sapaku ceria. 
"Pagi Ra. Baru bangun?" Tanya Nana basa basi. Aku mengangguk. "Kalian dari mana?"

      "Dari hatimu! Eak."
"Apasih gombal." Aku memukul lengan Nana pelan.

        "Pacaran Mulu hadeuh, cepetan dong, aku mau makan nih." Jen mendahului kami berdua dan disusul Nana. "Hei, jawab dulu dong. Kalian habis dari mana?" Aku mensejajarkan langkahku.

       "Ya Dari kamar lah." Jawab Jen sewot.
  
       "Santai dong Jen."

***

        Aku menemui Seye sehabis sarapan. Dia sedang berada di ruangannya. Selalu disana. Aku juga ada membawakannya beberapa buah roti yang kuambil dari ruang makan.

       "Tok tok tok. Permisi... Selamat pagi Seye!" Sapaku.

       Dia menoleh, "Hai. Kenapa Ra? Ada masalah?" Tanyanya. "Wah, terima kasih. Kebetulan aku belum sarapan, hehe." Dia menerima roti yang kubawa.

       Aku menggeleng-geleng melihatnya. "Jangan jangan kamu juga tidak tidur semalam? Kantong matamu mengatakan semuanya." Seye hanya nyengir kuda. "Jadi? Ada apa sampai kamu datang kemari?"

       "Tidak terlalu penting sih. aku cuma mau memastikan, kamu kan yang membawaku ke kamar semalam? Sudah ku bilang, kamu tidak usah repot-repot seperti itu. Kamarku jauh dan aku itu berat." Ujarku.

      Seye tertawa dan membuatku bingung. "Kenapa kamu tertawa? Apakah ada yang lucu?" Aku menoleh ke kiri dan kanan.

      "Ah, tidak tidak, kamu tidak berat dan aku tidak kerepotan kok Ra. Kamu yang terlalu tidak enakan. Tenang saja." Jawab Seye.

𝓕𝓲𝓷𝓭 𝓜𝓮! - [Choosing Season 2]Where stories live. Discover now