𝚂𝚃𝙰𝙶𝙴 𝚂𝙴𝚅𝙴𝙽 𝙿𝚃 𝙸𝙸

694 129 27
                                    

Aiyaya niga geujeo kkumiramyeon,
yeppeugo seulpeun kkumira hal tende.
Why yaiya geu dalkomhan moksoriro,
neon naege malhae you are
my best friend♫︎

"Berisik bet dah."

"Haruto ngapain nyanyi-nyanyi?"

"Aing mau bobo cantik, gausah nyanyi-nyanyi Hartono."

Jeongwoo berdecak kesal kerana tidurnya terganggu. Tangannya mencapai hp yang berada diatas meja tidurnya tatkala menyedari bahwa itu bunyi alarmnya.

Iya gaes, suara Haruto dijadiin alarm. Kata Jeongwoo selain suara cempreng bundanya, suara deep Haruto juga gampang bikin dia bangun.

Berbalik kepada situasi tadi. Matanya ia paksakan untuk terbuka, walau hanya sebelah saja.

"EH ANJIR UDAH JAM PULANG WOI!" Jerit Jeongwoo selepas melihat alarm jam 18:00 yang sengaja ia pasang.

Tiga teman Jeongwoo yang tadinya asyik dibuai mimpi indah langsung terduduk. Kelam-kabut mereka memandang Jeongwoo yang turut kabut.

"TUNGGU APA LAGI WOO, CEPETAN TELPON SI HARUTO!"

"YA SABAR!"

"CEPETAN WOO!"

"SABAR ANJIR!"

"NAPA TERIAK-TERIAK SIH?!"

"YA ELO JUGA TERIAK BABIH!"

"Para piyik tidak berakhlaq sekalian, harap bertendang, suara kalian bisa gue denger dari ujung koridor." Ucap Jaehyuk yang tiba-tiba masuk bersama Jihoon dibelakangnya.

Empat bersahabat itu diam menenangkan jiwa bar-bar mereka. Jaehyuk dan Jihoon ikut rebahan di kasur Jeongwoo.

2 menit berlalu dan Jeongwoo akhirnya membuka kontak Haruto. Ketiga temannya, menepuk bahunya perlahan lalu memberikan sebuah senyuman yang bisa diartikan "Semangat, lo pasti bisa."

Dengan tangan yang bergetar, dia menekan tombol panggil pada kontak Haruto lalu membuka loudspeaker.

Debaran (bukan aldebaran ye) dirasa bukan hanya oleh Jeongwoo dan tiga temannya, bahkan abangnya yang tak tahu apa-apa pun turun berdebar.

Udah kek mau Olympic ae ni bocah-bocah.

"Moshi moshi." Suara berat dan serak Haruto menyapa gendang telinga Jeongwoo.

"Tumben pake bahasa jepang?" Tanya Jeongwoo.

"Abis ngomong ama Kak Yoshi."

"Hi Woo!"

Jeongwoo tersenyum mendengar suara kakak sepupu Haruto itu. "Hi Kak Ochi."

"Kakak duluan deh ke mobil, ntar aku nyusul."

"Oke, jangan lama-lama ngobrolnya, 15 menit belum masuk mobil kakak tinggal."

"Iya iya, bawel amat dah. Udah sono hush."

Jeongwoo tersenyum mendengar adu mulut Haruto dan kakak sepupunya itu.

"Woo?"

"Iya?"

"Sorry, hehe."

"Iya gapapa. Lo masih di sekolah kan?"

"Iya, kenapa?"

"Ke loker lo bentar boleh?"

"Ngapain?"

"Gue ninggalin sesuatu di loker lo."

Stages of Crush✓Where stories live. Discover now