Apa lagi sekarang?

1.5K 285 94
                                    

Seminggu berlalu setelah pemakaman kedua orangtua jeongwoo dilaksanakan

Dan selama seminggu itu juga, jeongwoo sedikit menutup dirinya. Jeongwoo masih melakukan kebiasaanya, tapi dengan tatapan kosong. Bahkan seringkali tidak mendengar saat orang orang berbicara kepadanya

Sepertinya jeongwoo belum bisa mengiklaskan kepergian orang tuanya yang terjadi secara tiba tiba. Seperti di sengaja bukan?

"Woo" panggil jaehyuk pelan

Saat sedang berjalan menuju kantin, retina jaehyuk tidak sengaja menemukan jeongwoo yang duduk termenun di taman belakang kampus sendirian

Jaehyuk menghampiri jeongwoo karna anak itu gak mengubris panggilannya

"Hey, ngapain sendirian disini?" Tanya jaehyuk yang ikut mendudukan dirinya di samping jeongwoo

Jeongwoo masih tak bergeming tapi tangannya malah semakin kuat mengepal gumpalan kertas. Sebagian tangannya bahkan terluka karna tergores kuku jeongwoo yang sedikit memanjang

Jaehyuk langsung dengan sigap menahan tangan jeongwoo dan mengeluarkan kertas itu. Merogoh tasnya untuk mencari kotak p3k dan mengobati luka di tangan jeongwoo

Setelah selesai memakaikan perban pada tangan jeongwoo. Jaehyuk membuka gumpalan gertas yang di remat jeongwoo tadi

Jeongwoo hanya diam memerhatikan jaehyuk

Mata jaehyuk membelalak kaget begitu membaca tulisan yang tertera di kertas tersebut

"Sebenernya aku punya salah apa sih sama tuhan? Kenapa rasanya aku terus terusan di uji gini? Apa kematian ayah sama ibu belum cukup?" Ucap jeongwoo

Tes

Satu Air matanya jatuh mengenai perban di tangannya, dan perlahan air mata jeongwoo menderas seperti hujan yang membasahi pipinya

Jaehyuk gak tau harus berkata apa, yang bisa dia lakuin sekarang cuma... menangkup pipi jeongwoo dan menghapus jejak air mata yang terus mengalir itu dengan perlahan

"Aku gak sekuat itu buat hadapin semuanya kak. Ini adalah impian orang tuaku untuk melihat aku jadi sarjana. Tapi kenapa pihak kampus malah ngeluarin aku dari sini? Salah aku apa kak? Aku bahkan gak pernah bolos, aku selalu ngerjain tugas tepat waktu. Tapi hikss.... kenapa?" Jeongwoo menabrakkan badannya memeluk jaehyuk, sangat erat sampai rasanya jantung mereka berdua terdengar satu sama lain

Jeongwoo menenggelamkan kepalanya di perpotongan leher jaehyuk, menangis dengan suara teredam. Jaehyuk membiarkannya, membiarkan kemejanya basah dengan air mata jeongwoo. Membiarkan jeogwoo meluapkan emosinya pada dirinya. Tangan jaehyuk secara perlahan mengusap lembut punggung jeongwoo. Menggumamkan kalimat penenang yang membuat jeongwoo sedikit melonggarkan pelukannya dan meredakan isak tangisnya

Setelah puas menangis, jeongwoo akhirnya melepaskan pelukannya pada jaehyuk. Menatap jaehyuk dengan wajah sembabnya. Jaehyuk bahkan hampir ikut menangis melihat wajah menyedihkan di depannya. Tapi....

"Kak lapar"

Rengekan itu malah membuat jaehyuk terkekeh gemas dan mengusak surai jeongwoo sampai rambut itu berantakan

"Ayo makan" jaehyuk mengajak jeongwoo menuju kantin yang tadi sempat jaehyuk lupakan

Selama perjalanan ke kantin, jeongwoo kembali bersikap seperti biasanya. Kembali menebar senyum manisnya pada semua orang, tatapan kosong itu juga sudah berubah menjadi binar keceriaan seperti yang selalu jeongwoo lakukan

Disampingnya, jaehyuk hanya menghel nafas pelan dan merangkul jeongwoo agar lebih cepat sampai ke kantin

"Lo mau makan apa woo?" Tanya jaehyuk sembari melihat menu yang tersedia untuk hari ini

Verschil ᗩ RujeongwooWhere stories live. Discover now