🤜16🤛 Aspersion

92 23 7
                                    

Gara dan Peony berjalan bersama melintasi koridor

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Gara dan Peony berjalan bersama melintasi koridor. Ada yang aneh pagi ini. Biasanya cewek-cewek akan menyapa atau sekadar tersenyum pada Gara, tetapi sekarang tidak ada satu pun yang tersenyum padanya. Semuanya aneh, tatapan mereka, gerak-gerik mereka, Gara tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

Sepanjang koridor terdengar suara bisik-bisik yang kurang jelas terdengar. Bahkan murid-murid yang di dalam kelas langsung ke luar kelas untuk menyaksikan kedatangan Gara dan Peony. Seketika Finley datang dan membuat suasana menjadi tegang. Tatapan Finley seperti orang yang sedang kecewa. Ada apa dengan cewek itu? Ada apa dengan semua orang?

“Ada apa?” tanya Gara sambil menatap Finley tanpa ekspresi. Ia masih kesal dengan Finley yang menyakiti Peony tanpa alasan.

“Gue nggak tahu lo sebejat itu, Gar. Gue kira lo cowok baik-baik,” kata Finley dengan nada pelan.

Gara mengerutkan keningnya. Atas dasar apa Finley mengatakan kalau ia cowok bejat? Ia tidak merasa berbuat hal yang salah. “Ngomong apaan sih lo? Jangan basa-basi,” sahut Gara yang kebingungan.

“Lo nggak tahu kalau video dan foto kalian berdua kesebar di grup sekolah?” tanya Finley. Kemudian, ia menunjukkan sebuah foto Gara dan Peony saat mereka berdua berada di kamar milik Peony. Di foto itu terlihat kalau Gara sedang membuka kancing kemeja Peony sehingga semua orang menjadi salah paham. Pasti orang berpikir kalau mereka melakukan hal yang tidak senonoh.

“Ini foto dari siapa?” tanya Gara. Ia tidak menyangka kalau foto itulah yang membuat semua orang bersikap aneh.

“Jadi, kalian udah ngelakuin itu?” celetuk salah satu siswi yang ada di sana.

“Enggak. Gue sama Xia nggak seperti yang kalian pikirin. Kalian salah paham. Jangan percaya sama foto itu,” sangkal Gara.

“Terus, foto ini editan?” tanya Finley.

Gara terdiam. Ia hanya membantu Peony membuka kancing baju saja, bukan melakukan hal yang tidak-tidak. Ia tidak menyangka masalah itu akan dibesar-besarkan oleh orang yang entah siapa. “Bukan editan, tapi—”

“Halah! Mau ngeles apa lagi lo? Dasar, cowok emang kebanyakan kayak gitu! Gue tahu lo ganteng, tapi lo malah gunain kegantengan lo buat dapetin mahkota cewek! Dasar cowok bejat!” teriak seseorang, entah siapa dia. Karena murid-murid berkerumun, Gara tidak bisa mengetahui siapa yang berteriak itu.

“Lo juga, Peony, mau aja nyerahin hal berharga lo buat cowok!”

“Percuma ganteng dan cantik, tapi kelakuannya bejat kayak gitu!”

“Kalau sampai foto-foto itu kesebar, nama sekolah kita bakal tercemar!”

“Peony 'kan sebatang kara, mungkin mereka udah sering ngelakuin itu karena nggak ada siapa-siapa di rumahnya!”

“Cewek murahan sama cowok bejat emang cocok bersatu! Nanti di akhirat mereka juga disatuin sama Tuhan!”

Banyak sekali cacian dan makian yang dilontarkan oleh murid-murid yang ada di sana. Mereka sangat percaya walaupun hanya melihat beberapa foto dan video yang berdurasi beberapa detik saja. Mereka berpikir kalau tidak mungkin ada pasangan yang tidak berbuat apa-apa saat keadaan sedang sunyi.

Gara-Gara GaraDove le storie prendono vita. Scoprilo ora