31

543 61 0
                                    

Karena hari ini hanya pesiar mereka (Aliza, Aisya, Rahma, dan Xania) pamit pulang. Mereka pulang pukul 21:00 WIB satu jam sebelum jam pesiar mereka habis.

Mereka ber4 pulang diantar Gabriel menggunakan mobilnya. Di dalam mobil tidak ada percakapan sama sekali, Aliza juga bingung akan memulai bicara apa.

"Lo" panggil mereka bersamaan

"Lo duluan aja" kata Aliza

"Nanti aja deh, malu ada temen lo"

Aliza tertawa pelan, "Sejak kapan lo punya malu?"

Gabriel menatap jengah ke arah Aliza, jelas lah dia punya malu.

"Lama lo ngejomblo, cari pacar sono"

"Iya iya yang udah tunangan mah beda. Bisa nanti lah, mau kuliah dulu"

"Dari dulu gitu terus alasannya, pas SMA bilang 'gue mau fokus sekolah' pas kuliah juga. Besok pas udah kerja alasannya 'gue mau fokus kerja dulu cari duit yang banyak' ckckck alasan klasik"

"Nah itu lo tau, hahaha"

Perjalanan selama 15 menit mereka sampai di depan AAU. Ketiga teman Aliza turun terlebih dahulu dan menunggu Aliza di luar karena tadi Aliza akan menyampaikan sesuatu pada Gabriel.

5 menit kemudian mobil Gabriel pergi dan ke 4 taruni itu masuk ke AAU setelah tadi menyapa bapak² tentara di pos jaga.

Di jalan menuju asrama ke 4 taruni itu mengobrol membahas tentang Gabriel. Mereka penasaran dengan sosoknya, karena Aliza sangat jarang cerita tentang masa putih abu-abunya. Apalagi cerita tentang teman laki lakinya.

"Za!" panggil Xania

"Hum?"

"Kalian pernah ke jebak friend zone?" mereka bertiga kompak melihat ke arah Aliza menunggu penjelasannya

"Ngak, dulu waktu SMA aku cuma fokus sekolah sama main aja. Punya temen Gabriel karena sama sama disakiti dan di khianati. Makanya akrab dan gak jarang juga saling ejek"

"Dia pernah jujur mungkin?"

"Kamu kan gak peka, Za"

"Siapa tau dia suka sama kamu, dulu"

"Kita orangnya buka bukaan kok. Males buat pacar pacaran, lagi kita beda keyakinan."

Semua menatap Aliza ragu, ingin percaya tapi aneh. Ngak percaya ini udah sering terjadi. Serba salah.

Mereka ber4 berpisah karena beda kamar, Xania nampak masih penasaran dengan pertemanan Aliza dan Gabriel. Walaupun sekarang Aliza sudah punya Rehan bisa saja kan kalau Gabriel suka padanya? Ngak ada yang tahu isi hati orang kecuali dirinya sendiri dan Tuhan.

Sekembalinya di asrama dan melaksanakan apel malam semua taruna & taruni kembali ke kamar masing masing untuk beristirahat karena besok mereka harus kegiatan.

Pagi hari setelah melaksanakan apel mereka langsung menuju ruang makan.

Karena Aliza sudah tingkat III jadi dirinya sudah menjadi senior dan bisa memberi sedikit kerjaan untuk adik tingkatnya. Tapi Aliza sepertinya tidak tertarik dengan hal itu, Aliza terkenal tegas hanya saat bertugas saja.

"Dek, jangan banyak ngelamun ngak baik" ucap senior Aliza

Aliza yang merasa diperhatikan langsung sikap tegap.

"Kamu kenapa? Cerita sini, anggaplah kakak seperti kamu anggap kasuh Rezky kakakmu"

"Siap, izin tidak kenapa kenapa tor!"

"Nyantai aja lah. Kita disini itu keluarga, saling terbuka."

"Kamu galauin pacarmu?"

"Siap tidak!"

"Gebetan?"

"Siap bukan!"

"Friend Zone?"

Kali ini Aliza tidak menjawab, dia bingung. Terjebak juga nggak, ngerasain juga nggak. Aliza menggelengkan kepalanya pelan tapi seniornya yakin adik asuhnya ini memikirkan hal tersebut.

Seorang Aliza yang jarang bicara kecuali untuk hal penting. Sangat jarang mengalami hal seperti ini. Aliza cukup pintar untuk merubah raut wajahnya. Tapi sepertinya kali ini dia memang tidak bisa menyembunyikan.

Seniornya yang melihat Aliza diam, dia juga ikut diam. Mungkin memang belum saatnya untuk Aliza bercerita. Jika Aliza sudah siap maka kakak asuhnya akan mendengarkan.

"Kalau belum mau cerita gapapa. Tapi kalau emang mau cerita, cerita aja ya. Kita disini itu keluarga kamu, yang siap dengerin cerita dan keluh kesahmu."

"Siap tor!"

"Ga selamanya kamu jadi pendengar cerita sahabat sahabatmu. Ada saatnya kamu yang di dengar sama mereka"

Aliza lagi lagi mengangguk dan diam. Ucapan kakak asuhnya itu ada benarnya. Selama ini dia selalu jadi tempat cerita teman temannya sedangkan dirinya jarang sekali cerita ke mereka kecuali benar benar butuh.

Sekembalinya dari ruang makan, Aliza rebahan di kasur dan tidak melakukan apapun. Xania yang melihat teman se kamarnya diam saja pun ikut jengah.

Aliza tidak bisa seperti ini, dia sudah memiliki Rehan. Dirinya sudah berpegang dengan ucapannya bahwa ia akan menjaga hatinya untuk Rehan. Bagaimanapun Rehan berpengaruh untuknya. Aliza juga tidak mau jika Rehan sampai di rebut oleh kakaknya, Kania.

Dirinya tidak mau sampai ribut dengan sang kakak karena Rehan. Disini semua seperti serba salah.

Aliza duduk di pinggir kasur dan menghadap ke Xania. Xania yang melihat itu bertanya kepadanya.

"Kenapa kamu?"

Aliza menggeleng dan berjalan ke meja belajarnya. Membuka buku kuliahnya dan juga membuka laptopnya. Dia akan fokus kuliah untuk saat ini, dia akan mewujudkan mimpinya untuk jadi lulusan terbaik taruni angkatannya

Xania lagi lagi menggelengkan kepala melihat temannya itu. Memang tidak ada yang bisa menyamai sosok Aliza. Aliza sangat sangat berbeda dengan perempuan lain, beda dengan taruni lainnya.

HALOO AKU COMEBACK HAHA. MAAFKEUN AUTHORNYA UPDATENYA SEBULAN SEKALI YA ALLAH JAHAT BANGET YA AKU? WKWK

AWALNYA PENGEN UP NANTI NANTI TAPI UDAH ADA YANG NYURUH UPDATE HAHAA, MAKASIH UDAH COMMENT SURUH UPDATE YAA... EMANG SESEKALI AKU HARUS DI KASIH NOTIF BIAR UPDATE WKWKW MAKSA

CHAPTER INI CUMA 700AN KATA KARENA MULAI CHAPTER 32 NANTI CERITANYA AKAN DI PERCEPAT BIAR ENDING.

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA YOROBUN💞

JANGAN LUPA SEPERTI BIASA LIKE AND COMENT-NYA, UKEE?

❤❤❤❤❤

~19 April 2021

Abang Tarunaku (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang