Asrama

2.5K 125 10
                                    

Kami para taruna dan taruni sampai di Akademi Militer setelah melakukan ujian yang cukup berat belum sampai disini kita masih ujian akademik juga, banyak kan? Tapi bukan berarti semangat kita menurun bahkan kami semangat sangat semangat karena setelah melakukan ujian kami akan bertemu dengan orang tua, bisa dibilang ldr? Tapi sama keluarga. Hihi.

"capek oe" kata Rahma sambil berbaring pada kasur dan memejamkan matanya lalu beralih mengambil laptopnya

"kalo capek ya tidur sana, ngeluh baek dah" kata Arum menimpali ucapan Rahma sambil berdecih

"kalo tidur ntar tugas terlantar, emang situ mau bantu ngerjain? Gak kan? Ya udah" ucap Rahma sebal sembari keluar dari kamar

"pms kali ya tu orang emosi terus bawaannya" kata Arum sambil menatap pintu kamar dan kedua temannya hanya geleng geleng kepala melihat tingkah mereka berdua yang absurd. Entah sampai kapan mereka akan seperti ini padahal mereka satu koprs dan bakal satu akademi sampai 3 tahun ke depan

"Aliza, kamu udah selesai ngetik?" tanya aisya sambil menatap Aliza yang masih fokus pada layar laptop "belum dikit lagi" jawab Aliza tanpa melihat si pembicara

"Arum?" dan yang ditanya hanya mengangkat bahu malas, pemandangan seperti ini sudah biasa aisya lihat semenjak di Akmil tapi bukan berarti itu sombong, mereka hanya lelah tugas dan kurang refreshing saja.

Beda dengan yang dipikirkan Aliza, dia bingung harus memilih siapa memang kata itu sudah jauh dihindari olehnya tapi kalo namanya susah ya tetap akan susah bukan? Begitupun Aliza, ada satu kasuhnya yang gencar mendekatinya tapi kalian jelas tahu Aliza orangnya seperti apa, seperti bodo amat sama keadaan tapi tegas dalam menggambil tindakan. Disatu sisi dia masih menganggap mantannya (Raiyan) itu lebih dari seorang mantan tapi entahlah susah diucapkan dengan kata kata, jadi menurut kalian Aliza harus memilih siapa? Kasuhnya atau mantannya? Yang notabennya adalah kasuhnya juga di Akademi Militer. Poseng gais akohh

"aku keluar dulu" izin Aliza pada Aisya dan hanya dibalas anggukan olehnya tanpa melihat Aliza pergi dan Aliza sendiri entah akan pergi kemana yang pasti tidak keluar dari asrama dan ia tidak lupa membawa laptopnya karena tugasnya sedikit lagi selesai, dia butuh ide dan refrensi agar dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu, rapi dan baik tentunya. Dia akhirnya duduk dibangku depan lapangan yang kosong dan sepi, Aliza memang tipikal orang yang tak suka tempat ramai, dia selalu ingin sendiri kecuali jika harus berdiskusi ia akan bertanggungjawab.

"sendiri aja, ga takut nanti digoda makhluk halus" tanya seseorang yang mengagetkan Aliza, orang itu yang selama ini dihindari olehnya, karena jujur saja Aliza gugup jika didekat kasuhnya yang satu ini, entah kenapa.

"siap. Makhluknya bang Rehan" kata liza sambil duduk tegap dan hanya dibalas cekikikan dari Rehan. Yap Rehan Dewa Kusuma kakak tingkat Aliza yang gencar mendekatinya selama setahun ini, yang ada dipikiran liza hanya mungkin abang asuhnya ini suka padanya. Ya suka.

"kamu ngerjain apa sih? Tugas ya? Boleh saya bicara sebentar?" tanya rehan pelan tapi pasti

"siap. Sebentar lagi selesai bang. Mohon ditunggu." setelah bicara seperti itu liza langsung menyelesaikan tulisannya dan selesai, entah kenapa sejak hadirnya rehan tadi tugasnya jadi cepat selesai. Aneh.

"siap. Sudah bang. Abang mau bicara apa ya?" tanya liza takut takut

"hadap saya dulu, dek. Ini saya mau jujur tolong dengarkan baik baik ya?" tanya Rehan sambil melihat manik mata Aliza yang terlihat gugup dan Aliza hanya menuruti kata kata rehan

"saya suka sama kamu dek. Mungkin kedengerannya aneh, dan kamu mungkin juga sudah merasakan tingkah laku saya. Saya ga mau basa basi, saya ga suka menunda nunda, saya tau kamu juga dekat sama mantanmu, tapi bolehkan abang yang isi hati kamu?" kata rehan dengan satu kali tarikan nafas dan "abang tau ini mendadak dan mungkin kamu sedikit terkejut tapi saya ga bisa pendam lagi dek, saat saya didekat kamu saya selalu deg degan, kamu beda sama taruni yang lain, kamu punya pesona sendiri, kamu mau dek?" tanya rehan sekali lagi

Abang Tarunaku (REVISI)Where stories live. Discover now