arc 2. BokuHina

1.7K 229 5
                                    

Bokuto point of view

Waw, siapa tadi namanya? Lompatannya tinggi sekali, padahal badannya pendek. Yang paling penting, dia bersinar ketika melompat dan memukul bola.

"Bokuto-san."

Aku menghentikan langkahku, "yo akaashi.."

"Maaf, kau sudah beres latihannya?"

"Aku masih mau latihan dengan Kuro, kau mau ikut?"

"Tidak,hari ini aku bolos dulu."

Aku mengernyitkan dahi, "heyheyhey.."

"Ada perlu dulu sebentar."

"Oh ok, jangan pulang larut ya," ucapku sambil menepuk bahunya pelan, lalu kembali berjalan.
.
.

Ketika aku berbelok, aku melihat pemain Karasuno yang berkacamata sedang diajak oleh Kuro. Sebenarnya latihan tambahan ini, selain latih tanding disiang hari maksudku. Kami selalu melakukan latihan tambahan. Seperti saat ini, aku akan melatih spike ku sekaligus melatih blok untuk anggota Nekoma yang masih kurang bagus dalam pemblokan, contoh si bule yang bernama Lev.

"Bokuto-san."

Suara siapa ini, sedikit asing ditelingaku. Akupun menoleh kebelakang. Heyheyhey ternyata si pendek yang tadi siang membuatku kagum dengan lompatannya. Siapa ya namanya? Aku lupa.

"Hinata Shoyo," ucapnya seolah mendengar kata hatiku, dia mengulurkan tangan.

"Ya, ada apa, chibi-chan?" Jawabku sambil meraih tangannya dan kami berjabat tangan.

"Itu.. ano.. itu.. apa aku boleh ikut latihan tambahan denganmu?" Wajahnya merona, lucu sekali.

Aku melirik kearah lain, si kacamata sudah berhasil diajak sepertinya oleh Kuro. Aku menepuk puncak kepalanya pelan, "yups! Akan kuajari kau malam ini, chibi-chan."

Wajahnya berbinar, lucu sekali. "Honto ni arigatou, Bokuto-san."
.
.

"Wah.. tadi itu rasanya bummm.. terus langsung duar seperti itu," ucap pemuda pendek disisiku. Kami sudah selesai latihan, dan aku berinisiatif mengantarnya ke mess yang disiapkan untuk tim tamu.

Entahlah, anak ini menarik. Lucu dan juga bersemangat.

"Ini sudah jam berapa, boge?"

Sebuah suara menginterupsi obrolan sepihak kami. Aku menatap datar pada pemuda didepanku, yang sepertinya memang sengaja mencari Hinata tapi kita bertemu disini.

"Kageyama, kenalkan ini Bokuto-san, Ace 5 besar Tokyo."

Aku tersenyum, "yo, salam kenal kageyama tobio."

"Kau berlatih tambahan dengannya?" Tanya si pemuda rambut hitam antusias.

Hinata mengangguk, "ya ya, Bokuto-san adalah guruku," ucapnya semangat. "Sankyu, Bokuto-san sudah mengantarku."

Aku hanya menepuk puncak kepalanya untuk menjawab kalimatnya. Walaupun, si Kageyama itu menatapku tidak suka.

"Jangan lupa cuci muka dan sikat gigi dulu, Chibi-chan.. Jaa.." Aku pamitan sambil melambaikan tanganku.
.
.

"Heyheyhey Akaashi..." seruku pada sahabat terbaikku, Akaashi Keiji.

"Ohayo, Bokuto-san."

"Ohayo mo." Aku merangkul pundaknya, dan kami mulai berjalan menuju gymnasium. "Kau tahu Hinata Shoyou?"

"Ya, dia midle blocker Karasuno."

"Walaupun pendek,dia keren dalam melompat."

"Ya,sepertinya Bokuto-san tertarik padanya."

"Dia muridku sekarang heyheyhey..."

Aku merasakan Akaashi menoleh padaku, sepertinya dia bingung.

"Aku mengajarinya tadi malam."

"Oh.. aku mengerti."

.
.

Hari ini adalah hari latih tanding terakhir, waktu dua minggu itu sangat cepat. Sekarang aku sedang melawan tim gagak, ini merupakan set ke-2 kami..

"Aarggghhh..."

Priiit....

Peluit tanda pertandingan dihentikan berbunyi.

"Hinata!!"

"Shoyo!!"

"Kau baik-baik saja?"

Para pemain Karasuno menghampiri pemuda pendek itu dengan wajah panik. Hinata tadi melompat tinggi, dia akan melakukan spike yang sudah aku ajarkan. Tapi, pendaratannya tidak mulus.

Aku mendekati kerumunan seberang net, pemuda pendek itu sedang meringis kesakitan. Sugawara dengan cepat menyelipkan tangan kanannya pada sela-sela ketiak Hinata, dan tangan kiri berada dibawah paha Hinata. Wakil kapten Karasuno itu siap membopong Hinata.

"Daichi, ayo," ajak setter Karasuno itu pada sang Kapten.

Aku melihat Daichi mengangguk, dan membantu Sugawara membawa Hinata.

"Kiyoko, ikut kami. Yachi, kau disini saja."

Itu kalimat terakhir Daichi sebelum Kapten Karasuno itu keluar dari gymnasium.
.
.

Malam tiba, kini aku sedang berada didepan mess Karasuno. Setelah insiden tadi siang, aku memutuskan menengoknya. Besok pagi mereka akan kembali ke Miyagi.

"Bokuto-san.."

Aku memberikan cengiranku, pemuda pendek itu berjalan sedikit pincang. Aku mengulurkan tanganku, "aku bantu."

"Ah? Iya.. sankyu, Bokuto-san," jawabnya sambil memegang tanganku dengan kuat. Namun, tubuhnya tetap tidak seimbang.

"Begini, tak apa?" Tanyaku sambil memeluk pinggang Hinata. Lalu, aku menyampirkan lengan Hinata pada bahuku. Aku melihat pemuda pendek itu merona, manis sekali.

"Ma-maaf merepotkan," ucap Hinata terbata dengan pipi masih merona.

Aku membawanya ke sebuah bangku di dekat mess Karasuno. Aku mendudukan Hinata dengan hati-hati. Setelah itu, akupun duduk disisinya.

"Kakimu?"

"Hanya keseleo saja hehehe," ucapnya dengan cengiran manis seperti biasanya.

"Yakin?"

"Yakin. Aku pernah mengalami lebih parah dari itu, tenang saja bokuto-san."

Aku mengangguk mengerti, pemuda disisiku benar-benar memiliki aura positif. Pantas, setter Nekoma yang terkenal jarang dekat dengan lawan,bisa dekat sekali dengan pemuda ini.

"Selamat berjuang ya, usahakan kita bertemu di final."

"Osh!!"
.
.
Bersambung
.
.

Maafkan arc nya BokuHina datar gini..saya bingun mau dibikin gimana wkwkkwkw

Mulai chapter depan, back to story ya..

With MeWhere stories live. Discover now