Berkumpul

1.5K 240 7
                                    

Suara tepukan terdengar di dalam gymnasium timnas Jepang, otomatis hal itu membuat para anggota voli timnas Jepang berkumpul. Di depan mereka sudah berdiri,seorang pelatih, asisten pelatih,  ketua Asosiasi Voli Jepang, dan sang manager. Wajah mereka juga sangat familiar. Mereka adalah, Fuki Hibarida sebagai pelatih, Iwaizumi Hajime sebagai asisten pelatih sekaligus manager, dan Kuroo Tetsuro sang ketua Asosiasi.

"Kapten dan wakil kapten untuk timnas yaitu, Wakatoshi Ushijima dan Kiyoomi Sakusa," seru pelatih Hibarida pada anak didiknya untuk beberapa bulan kedepan.

Terdengar seruan kagum dan bangga dari beberapa rekan satu club voli untuk Ushikawa dan Sakusa. Ya, untuk Ushikawa ini bukan hal baru sebenarnya, hanya saja saat ini anggota timnas nya sedikit berbeda. Bayangkan saja, bagaimana Bokuto, Miya Atsumu, Hinata, Korai Hoshiumi berkumpul. Akan sangat sulit diatur dan disatukan.

"Mohon bimbingan nya wakil kapten," seru Atsumu, Bokuto dan Hinata bersamaan. Tidak memperdulikan tatapan aneh rekan-rekan lainnya.

Sakusa hanya membenarkan masker andalannya, walaupun dalam hati dia merasa malu memiliki partner seperti mereka.

"Sepertinya kau akan kewalahan ya, Iwaizumi-kun," bisik Kuroo yang saat itu memakai kemeja berwarna Navy.

Iwaizumi hanya tersenyum kecut, oh baiklah apa yang akan terjadi padanya beberapa bulan kedepan. Mengingat tim ini diisi pemuda-pemuda bobrok. Hanya beberapa sih, tapi tetap saja berisiknya mereka mengalahkan sorakan penonton . Ah dan satu hal lagi, ada yang berbeda. Dia tidak bisa membentak atau memarahi seseorang yang dia sayangi disini. Ya, Oikawa Tohru dia kini berada jauh di negara Argentina.

Sementara itu dikejauhan, Kageyama tak bisa melepaskan perhatiannya dari pemuda bersurai orange yang selalu dikelilingi saingan-saingannya. Walaupun, Kageyama hanya menganggap Miya Atsumu saingan terberatnya.

"Dia semakin menarik ya?" Ucap Suna Rintaro dengan tangan memegang HP. "Kau tahu, Miya Atsumu tidak pernah tidak mendapatkan apa yang dia mau. Kau ingat'kan bagaimana tertariknya dia pada Shoyo saat Inarizaki kalian kalahkan," lanjut pemuda berambut hitam itu tenang.

Kageyama tidak menjawab apapun, dia hanya mendengarkan apa yang sedang Suna katakan. Detik berikutnya, dia melihat Miya Atsumu berjalan ke arahnya dan Suna.
.
.

"Jangan galak-galak ya pak asisten," ucap Hinata dan langsung mendapatkan  tepukan pelan dikepalanya dari Iwaizumi.

"Aku kesana dulu," pamit Atsumu langsung berjalan menuju teman SMA nya dulu, Suna Rintaro yang sedang mengobrol dengan Tobio Kageyama. Hinata hanya memperhatikan Atsumu sekilas, lalu pemuda pendek itu kembali berbaur dengan obrolan teman-temannya.
.
.

Malampun tiba, Hinata berdiri didepan pintu kamarnya selama pelatihan ini. Kamar ditentukan dengan cara diundi, dan dia mendapatkan kamar dengan Kageyama Tobio dan Morisuke Yaku. Hinata menghelanafas, memantapkan hati, lalu detik berikutnya dia membuka knop pintu kamarnya. Ok, biasakan dirimu untuk beberapa bulan kedepan Shoyo.

"Lama sekali sampai sini, boge."

Kening Hinata berkedut, apa-apaan itu? Sambutan heh?

"Kau tempat tidur yang ujung?" Tanya Hinata datar.

"Hn. Kau lihat sendiri'kan aku duduk dimana?"

Bakageyama

Menahan emosi, Hinata menaruh tas nya di lemari dekat tempat tidur paling awal dari pintu.

"Disana tempat Yaku, tuh," ucap Kageyama menunjuk tas yang tersimpan dibawah tempat tidur tersebut.

Ok, berarti Hinata Shoyo mendapat tempat tidur tengah. Padahal dia tidak mau dekat dengan Kageyama. Dia sedang berusaha tidak menumbuhkan perasaan yang telah lama dia kubur. Doa sedang berusaha bersikap antara dia dan Kageyama adalah partner voli.

Kageyama yang melihat Hinata terdiam cukup lama, akhirnya berdiri. Hinata tidak menyadarinya kalau Kageyama mendekatinya.

"Jangan berwajah begitu," ucap Kageyama kini menaruh tas Hinata di lemari tengah. "Jangan membuatku merasa bersalah, Sho."

DEG.

Kageyama melirik pemuda yang masih tak bergeming, tapi dia yakin kalau Hianta mendengar apa yang dia katakan. Pemuda berambut hitam itu berjalan mendekat.

"Maafkan aku, Hinata Shoyo."

DEG.

Hinata dan Kageyama berhadapan, Kageyama melihat itu, mata madu itu berkaca-kaca. Dan itu membuat Kageyama semakin tidak mau melihat pemuda pendek didepannya memasang wajah seperti itu. Kageyama mengulurkan tangannya, hendak menangkup wajah manis didepannya.

"Hina--"

Tok tok tok

"Waktunya makan malam!!" Seruan dari luar kamar.

Hinata berbalik, hendak keluar kamar. Pemuda itu masih kaget dengan apa yang Kageyama ucapkan. Pemuda itu terlalu kaget, dan kenapa dia tidak siap mendengar hal itu. Apa tadi, maaf? Kageyama berkata maaf?

"Ayo, sepertinya mereka menunggu kita.." ajak Hinata menghiraukan suaranya yang kenapa terdengar lirih dan sedih. Sialan.

"Maafkan aku, Hinata Shoyo."

"Kageya...."

Sebuah dekapan dari belakang, mengunci tubuh kecil Hinata. Dekapan yang sudah lama tidak dia rasakan. Dan ini, wangi mint ini... Hinata menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Pemuda bersurai orange itu berusaha melepas dekapan Kageyama, namun hal sebaliknya yang dia dapatkan. Kageyama semakin mengeratkan dekapannya, pemuda tampan itu menyusupkan wajahnya diarea bahu dan leher Hinata, menghirup aroma mantannya. Aroma yang dia rindukan.
.
.

Bokuto, Sakusa dan Atsumu kompak melihat ke arah jam dinding. Kageyama dan Hinata sudah 15 menit belum datang untuk makan malam, sementara yang lainnya sudah memulai makan malam mereka.

"Kenapa kalian belum makan?" Tanya Kuroo ketika melihat 3 anggota MSBY  belum menyentuh makanan mereka. "Ah ya, mana Hinata?" Tanya Kuroo lagi.

"Akan aku panggil," ucap Bokuto langsung berdiri.

"Aku juga," sambung Miya Atsumu yang memang memiliki firasat jelek ketika tahu Hinata sekamar dengan Kageyama.

"Merepotkan," kini Sakusa yang ikut pergi.

Kuroo hanya tersenyum jahil. "Wah wah wah.. Chibi-chan.. kau benar-benar memikat mereka," ucap Kuroo pelan.
.
.

Bersambung

Bakal banyak plot twist nih...

Ok, jaa

Makasih dah baca..

With MeWhere stories live. Discover now