Divided

4.5K 311 244
                                    

“Gabi… Falco… Kenapa kalian bisa berada di sini…” Zeke terkejut dengan kehadiran 2 bocah yang dia kenal itu. Mata mereka memerah, Zeke tidak tahu apa yang telah mereka alami tadi. Levi hanya memasang wajah menakutkan dengan memicingkan mata melihat mereka setelah dia tahu kalau Naruto dan Sasha ditembak.

“Zeke-san, syukurlah Anda masih hidup! Padahal kami melihat sendiri kepala Anda menggelinding di tanah!” Seru Gabi.

“Kepalaku menggelinding?” Zeke tercengang.

“Itu adalah trik para ninja. Kau tidak akan bisa memecahkannya.” Ujar Levi. Zeke hanya mendengus, baru kali ini dia benar-benar dibuat terkejut setengah mati dengan manusia yang punya kemampuan sangat tidak masuk akal. Hanji terus bungkam sambil terisak sejak dia mendengar Naruto mengalami pendarahan.

“Serahkan yang di sini padaku, Hanji. Aku belum bisa melihat keadaan mereka sekarang…” Levi melirik Hanji tajam. Dia mengerti kekhawatiran dan ketakutan rekannya yang berkacamata itu.

“Uh… Baiklah…” Hanji berlari sambil membanting pintu keras-keras.

“Naruto…! Sasha…! Minggir, kalian…!” Teriak Hanji.

“Katakan, Zeke, apa mereka juga termasuk rencana tak terdugamu? Jika benar begitu, aku bisa mengeksekusimu detik ini juga. Benar apa yang Naruto katakan, mau itu musuh maupun sekutu, kau sama-sama membuat kami susah. Rencana pemusnahan Paradise memang tidak akan bisa dihindari, tapi aku lebih percaya pada kekuatan mereka bertiga. Apa kau mau mengatakan sesuatu?” Ujar Levi dingin. Bocah yang bernama Gabi dan Falco hanya diam membeku melihat kenyataan tak terduga di depan mata mereka.

“Mereka… bukanlah bagian rencanaku…” Ujar Zeke.

“Eh…? Apa maksudnya dengan… sekutu…?” Gabi terkejut.

“Zeke-san…?” Mata Falco membelalak tak percaya.

“Jika kau membunuhku sekarang, rencana pembebasan Eldia akan terhambat.”

“Sai sudah mengatakannya, kedatangan mereka adalah berperang dengan Marley dan sekutunya termasuk Eldia yang ada di sana. Eren, apa kau keberatan?” Levi melontarkan pertanyaan dengan tetap menatap Zeke murka.

“Tidak… mereka bukanlah orang yang ingin kulindungi, hanya Paradise dan Konoha… 2 tempat itu adalah rumahku, tentu aku hanya akan melindungi rumahku, tempat tinggalku… Tidak apa-apa, aku tidak peduli dengan mereka… Naruto… Sasha…” Eren mengeratkan giginya, dia sudah bisa menduganya, tapi lagi-lagi Naruto, Sasuke dan Sai merubah takdir yang dia lihat.

“BAJINGAN, KAU… EREN YEAGER!” Teriak Gabi.

“Bagaimana perasaanmu, Bocah? Tempat kalian hancur karena kalian juga menghancurkan tempat mereka. Biarpun begitu, semua warga sipil di sekitar pelabuhan sudah dievakuasi sebelum penyerangan… Mereka merasakan hal yang sama dengan kalian sekarang, ditambah lagi, mereka tidak akan sanggup membunuh anak-anak…” Jean mengatakannya dengan nada sendu.

“Aku tidak peduli dengan semua omong kosongmu! Kalian iblis! Kalian hanyalah Eldia pendosa! Kalian menghancurkan tempat kami! Kalian membunuh teman-teman kami!”

“Itulah yang mereka rasakan…”

“Percuma saja, mereka tidak akan mendengarkan perkataan iblis hina dan kotor seperti kita. Aku tidak tahan mendengar bantahan 2 bocah itu.” Ujar Levi ketus.

“Heichou, aku akan mengurung anak-anak ini agar tidak disentuh Sai… Aku masih gemetar ketakutan saat melihat kemarahannya tadi. Jika anak-anak ini berada di jangkauan Sai, bisa dipastikan kalau mereka akan mati.” Ujar Jean.

“Eh…? APA MAKSUD KALIAN?!”

“Gabi! Tenanglah! Sudah beruntung kita tidak dibunuh sekarang! Kau lihat, mataku rasanya panas sekali! Aku merasa bola mataku akan keluar saat dicekik orang itu! Aku juga bisa mendengar gendang telingaku berdetak! Aku takut telingaku menyemburkan darah! Apa kau masih mau melawan?!” Seru anak laki-laki berambut pirang dengan bola mata hijau keemasan yang ketakutan.

The HeroesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang