Arc 5 - Satu Hari Sebelumnya -

569 75 31
                                    

Keesokan harinya, selama sehari penuh Mira dan Vivi sama sekali tak bertegur sapa. Memberi kabar lewat chat saja tidak. Bahkan beberapa kali bertemu dalam lingkungan sekolah saja, keduanya malah saling membuang muka. Bukan Vivi saja yang sadar akan hal ini, Mira pun sama. Keduanya sama-sama keras kepala, namun bukan berarti mereka tak dewasa sama sekali. Dan kejadian ini berlangsung selama beberapa hari. Hingga di hari keempat, Vivi pun memutuskan untuk menemui Mira terlebih dahulu.

"Kayaknya kita perlu ngomong deh," ucap Vivi yang sengaja menunggu Mira di gerbang sekolah.

"Aku juga mau ngomong sama kamu," ucap Mira.

"Tapi ga disini," tambah Vivi ketika melihat Ara dan Chika yang mengekor di belakangnya.

Mira sadar, keduanya memang butuh waktu berdua tanpa ada interupsi dari siapapun. Vivi berjalan menuju mobilnya, Mira pun mengekor. Tiga puluh menit selama perjalanan, keduanya hanya diam saja. Meski gitu Mira masih menghargai Vivi. Ia sama sekali tak memainkan ponselnya walau ia tahu beberapa kali ponselnya itu bergetar.

Bukan di kafe atau pun tempat makan, Vivi membawa Mira ke Ancol. Setelah memarkirkan mobilnya, Vivi mengajak Mira berjalan ke arah dermaga dimana lautan telah menunggu keduanya.

"Apa yang kamu mau omongin?" tanya Mira.

"Kamu dulu," pinta Vivi.

"Aku ga suka sama kamu yang kasar," ucap Mira.

"Tapi Mir, seriusan dia tuh beneran mau hubungan kita ancur,"

"Vi, kenapa sih kamu sampe mikir segitunya. Buat apa coba? Dia juga udah punya pacar,"

"Sumpah, Mir pas kamu milih dia dibanding aku, dia malah senyum kayak nantangin makanya aku kesel sampe mukul dia,"

"Tapi itu udah kelewatan, Vi. Aku takut kalo nantinya kamu malah jadi kasar juga sama aku,"

"Mira denger aku, aku sayang kamu. Sampai kapanpun aku ga akan nyakitin kamu, aku ga bakalan kasar sama kamu,"

"Oke, cukup dari aku. Sekarang kamu,"

"Aku pengen kamu jauhin Ara,"

"Vi.."

"Seriusan Mir, gara-gara dia hubungan kita jadi kayak gini loh,"

"Vivi, kita udah jalan hampir dari setahun, dan selama ini kita ga pernah ada masalah. Kenapa baru sekarang kamu permasalahin ini?"

"Karena dari kemarin-kemarin aku diem aja, Amirah. Awalnya aku mau nutup mata soal ini. Bahkan pas kamu nginep kemarin aja aku masih ga masalahin hal ini, aku masih nganterin kamu ke rumah Ara,"

"Tapi sekarang udah ga lagi Mir, aku beneran ga suka liat kamu deket-deket sama dia lagi. Dia cancer buat hubungan kita, Mir,"

"Vi sumpah, dari pada kamu nyalahin dia terus-terusan, kenapa kamu ga instropeksi diri aja sih?!"

Vivi hanya bisa tersenyum miris mendengar penuturuan Mira.

"Kalo ada yang harus instropeksi diri itu ya kamu, Amirah! Kamu tuh ya.." Vivi mencoba menahan emosinya. Ia tak mau kalau pertemuannya kali ini malah memperburuk keadaan.

Vivi menghela nafasnya kasar, mencoba menetralkan detak jantungnya yang sempat meninggi.

"Harusnya kamu Mira, kamu yang instropeksi diri. Aku udah bilang akhir-akhir ini waktu kamu buat aku kurang. Aku ga masalah kalau kamu sibuk sama urusan lomba kamu, tapi seenggaknya kasih aku waktu sabtu atau minggu buat aku. Tapi nyatanya apa? Kamu malah sempet-sempetnya ngabisin waktu sama si brengsek itu dengan dalih latihan buat lomba. Aku udah cukup nahan diri ya. Kamu pikir aku ga cemburu apa liat kamu deket-deketan ama dia. Peluk-pelukkan ama dia? Kamu pikir aku batu yang ga punya perasaan gitu?"

TortuousWhere stories live. Discover now