9 | Curhatan Malem

996 222 19
                                    

Malam kian larut. Udaranya juga makin kerasa begitu dingin. Tapi Sunghoon sama sekali gak ada niatan buat beranjak dari sana.

Dia begitu tenang duduk di bale yang ada di halaman kosan sambil menikmati semilir angin malam yang menerpa wajahnya.

"Gue cariin taunya disini."

Sunghoon menoleh pas ngedenger suara. Di liat, ternyata Jake datang menghampiri. Lalu ikut duduk di sebelahnya.

"Kenapa?" tanya Sunghoon.

"Gapapa," jawab Jake. Sunghoon berdecak. Kebiasaan.

"Tadi si Jaerin kenapa?" tanya Jake. Dia kembali bertanya pada Sunghoon setelah kejadian yang sebelumnya di kosan Jaerin.

Mereka udah pulang sejam yang lalu. Kalau engga pada akhirnya si Jiseo gak kalah di puteran main terakhir, Mungkin sekarang mereka semua masih pada main.

"Gak tau," jawab Sunghoon acuh.

"Jangan judes-judes lah, Hoon. Lembut dikit kek jadi orang."

"Gue gak judes. Dianya aja yang baperan."

Jake terkekeh. "Menurut lo mereka gimana? "

"siapa? "

"Jaerin sama temen-temennya."

"Biasa aja," simpul Sunghoon kelewat datar.

"Apa cuma gue yang ngerasa kalo mereka semua itu istimewa."

"Istimewa? " beo Sunghoon. Sedetik setelahnya dia ketawa kecil. "Ngomong apa sih, lo, Jake."

Jake juga sempet ikut ketawa, tapi kemudian dia malah menghela, "Gak tau kenapa, gue seneng aja gitu sama mereka. Awalnya gue gak mau kita pindah kesini. Tapi pas tau ada mereka semuanya langsung berubah."

"Alay lo, ngomong begitu."

"Gue ngomong fakta, Hoon. Tanya aja sama yang lain."

"Serah lo!" balas Sunghoon, gak peduli, malas menanggapi.

Jake lagi-lagi terkekeh. Temennya yang satu ini memang gak pernah berubah.

"Kalau misal salah satu di antara kita menyukai salah satu dari mereka gimana? "

Pertanyaan Jake barusan seketika membuat Sunghoon tersenyum miring. "Lo aja itu mah, gue engga."

"Engga karena emang lo masih belum bisa buat lupain dia."

  "Dia itu cakep, tapi sayang orangnya dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia itu cakep, tapi sayang orangnya dingin."

Jaerin gak henti-hentinya mengatakan hal itu sembari terus saja menatap foto Sunghoon di akun profil instragram cowok itu.

Mendesah kasar, Jaerin menatap langit-langit kamarnya. "Kenapa gue harus ketemu cowo modelan dia si? " tanyanya gak tau pada siapa. Secara di situ, dia tengah terbaring seorang diri di kamarnya.

"Gue pepet terus aja kali, ya?"

"Tapi .... " Jaerin menggantung ucapannya, dan kembali menatap foto Sunghoon di layar hpnya. "Lo apaan sih Jaerin. Jaemin aja gak dapet-dapet, ini so so an mau ngedeketin kulkas. Mati muda lo yang ada," monolognya lantas melempar hpnya asal dan menghela kasar.

Jujur, Jaerin sedikit tertarik sama Sunghoon sejak pertama kali pertemuannya hari itu. Tapi sayangnya Sunghoon itu dingin. Cowok itu gak bisa buat di deketin. Jaerin udah berungkali mikirin cara buat bisa deket sama dia, tapi yang ada dia malah terus di cuekin.

Kaya tadi contohnya. Pertemuan mereka belum lama, tapi Sunghoon udah buat dia pengen ngumpat mulu. Mengalahkan Eunbi tau gak. Kalau kaya gini, yang ada dosa Jaerin selalu bertambah.

"Rin!" Jaerin langsung noleh pas ngedengar namanya di panggil.

Dia duduk di ranjangnya menatap Jiseo yang lagi jalan menghampiri.

"Kenapa?" tanya Jaerin. Jiseo ikut duduk di sampingnya. "Lo gak papa kan? " Alih-alih menjawab, Jiseo malah balik nanya.

Jaerin mengerut, "Emang gue kenapa? "

"Tadi kan lo masuk kaya bete gitu. Jadi banyak yang nanyain, takut lo kenapa-napa."

Jaerin sontak ketawa, "Apaan sih, gue gapapa kali." Jaerin menjeda, "Cuma ya gue emang rada bete aja tadi."

"Pasti si Sunghoon ya? Lo di apaain sama dia? " Jiseo ngedeketin duduknya mepet Jaerin. "Gue gak suka tau, Rin sama si Sunghoon. Dia tuh judes banget. Terus juga suka dingin-dingin gitu. Di kira cowo wattpad apa. Belum lagi kalo ngeliatin kita tuh, kaya sinis gitu. Ngeri gue."

Jaerin tertawa kecil, ternyata ada orang yang satu pemikiran sama dia. Tapi bedanya kalo Jiseo lebih tak suka, sedangkan Jaerin justru malah tertarik dan penasaran.

"Menurut gue mending si Jay di banding Sunghoon. Dia asik orangnya."

"Awas, asik-asik malah naksir," cibir Jaerin.

"Engga ya. Gue setia Jisung kok."

"Jisung aja terus. Bangun coba. Kasian gue liat lo ngehalu mulu."

"Lo ngaca anjir"[]

  "Lo ngaca anjir"[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Kosan Bu Suzy | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang