Gimana rasanya punya tetangga 7 bujang ganteng yang tiba-tiba datang, gak tau dari mana?
Cuma Jaerin sama ketiga temannya yang bisa ngerasain itu. Rasanya tuh kaya permen nano-nano. Gak bisa di jelasin:)
Gak ada yang istimewa. Cuma nyeritain tentang...
Sunghoon yang sedari tadi tengah mencatat materi tanpa menghiraukan suasana kelas yang masih ramai sebab kedatangan siswa baru, seketika fokusnya teralih saat sebuah tangan terulur di hadapannya.
Terpaku sejenak, kemudian menolehkan pandangannya pada orang itu, yang tengah mengukirkan senyuman lebar padanya.
Gak ada ekspresi apa-apa yang Sunghoon berikan. Dari pendar sorot matanya juga tak bisa di jelaskan. Selain hanya gumaman kecil yang di lontarkan,
"H-Hyuna? "
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KRING...
Akhirnya waktu yang di tunggu-tunggu pun tiba. Seketika kelas itu berubah riuh, dan semua murid langsung buru-buru membereskan buku-bukunya. Menyimpannya di loker meja. "Ya sekian pembelajaran dari saya. Untuk ujian nanti jangan lupa pelajari dari bab 1-5, sebab saya buat soalnya dari sana. Sekian, terimakasih. Semangat buat ujiannya. " Ucap pak Namjoon saat menutup kegiatan KBM hari ini.
"Pak kurangin dikit lah materinya," usul Jihoon langsung. Yang tentu di angguki oleh semua siswa di kelas itu.
"Tidak ada tawar menawar. Tinggal pelajari saja. Lagi pula soalnya tidak akan susah kok," balas pak Namjoon, sebelum kemudian langsung bergegas pergi dari ruangan kelas, meninggalkan siswanya yang mendesah keras.
"Rin, mau ke kantin? "Ajak Jake pada Jaerin yang sedari tadi menyimak kelakuan teman-temannya.
"Bentar nanya Eunbi dulu." Jaerin menoleh pada Eunbi yang masih membereskan buku-bukunya. "Bi, mau ke kan—"
"Yujin! "
Jaerin gak ngelanjutin ucapannya, sebab Eunbi langsung memotongnya.
"Mau kemana?!" Tanya Eunbi pada Yujin.
"Kantin," jawab Yujin sedikit teriak.
"Ikut. "
Maka Eunbi langsung buru-buru bangkit dari bangkunya. Berlari kecil pada Yujin di depan kelas, tak peduli sama ajakan Jaerin sebelumnya.
Jaerin menghembuskan nafasnya kasar, lalu tertawa sumbang.
"Rin, " panggil Jake.
"Ayo ke kantin, Eunbi nya udah duluan, " ucap Jaerin, kemudian bangkit dari bangkunya.
Tapi agaknya Jake sedikit ragu buat balik mengiyakan. Mendadak Jake juga merasa canggung. Jaerin dan Eunbi lagi ada masalah kah? Di liat jika interaksi keduanya sedikit dingin, dan itu tidak biasanya.
