36. Keputusan

10K 827 45
                                    

William kembali ke rumah setelah mengantar Caramel pulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

William kembali ke rumah setelah mengantar Caramel pulang. Seperti keluarga lainnya yang jika anggota keluarga perempuan mereka pulang terlambat dan diantar lawan jenisnya, pasti terjadilah hal yang sudah ia antisipasi dengan baik.

Berbagai pertanyaan yang untung saja mampu William jawab dengan sedikit rasa keraguan apakah jawabannya dapat diterima atau tidak.

Seperti saat ini, ia sedang di interogasi oleh Anisa. Baru saja William membuka pintu, tangannya langsung ditarik menuju ruang keluarga. Siapa lagi pelaku utamanya kalau bukan Anisa, ibunya yang kalau dalam hal menginterogasi sangat amatlah mendetail memberikan berbagai pertanyaan. Bahkan polisi, detektif, atau interpol pun akan kalah jika berhadapan dengan ibunya.

"Jam berapa sekarang?" Anisa memulai sesi pertanyaan.

William melihat jam yang tersemat  di pergelangan tangan kirinya. "Em 8 malam,"

"Terus?"

"Terus..... Aku mau ke kamar, mandi, tidur"

"Kamu enggak lupa sesuatu?"

"Lupa apa?"
William mencoba mengingat-ingat apa yang ia lupakan. "Kayaknya enggak ada yang kelupaan,"

Anisa menahan agar tidak menjitak kepala William. Ingin rasanya ia menjitak kepala putra semata wayangnya itu agar mengingat kesalahannya.

"Oh iya, Willi belum buat tugas sekolah."

"Mau kemana anak Mama yang paling baik hati dan tidak sombong?"

"Ya ke kamarlah. Willi lupa belum buat tugas."

Anisa menghela napas kasar. Anaknya terkadang memang menyebalkan. "Kue pesanan Mama mana?"

William berhenti melangkah begitu mendengar pertanyaan Anisa. Ia membalikkan badannya dan terkekeh. "Oh iya,"

"Oh iya," Anisa menirukan ucapan William. "Lupa?"

"Enggak lupa Ma, Willi udah beli kue-nya. Tapi kayaknya ketinggalan deh di---" kalimat William menggantung. Ia lupa meninggalkan pesanan ibunya dimana.

"Dimana coba, Mama mau tahu"

"Di- disuatu tempat pokoknya." Jawab Willi membuat jengah ibunya.

"Ya sudahlah! Emang dasarnya kamu aja yang nggak mau,"

William langsung memeluk ibunya. "Besok deh! Janji! Besok Willi beliin. Mama jangan ngambek lagi dong. Nanti cepet tuanya loh, terus Papa punya Wanita Idaman Lain gimana?"

Anisa mencubit lengan Willi hingga pemuda itu berteriak. "Kamu nyumpahin Mama gitu? Kamu pengen banget Papa punya wanita lain?"

"Ya biar sama kayak di sinetron-sinetron yang suka Mama tonton itu!" Setelah mengatakan itu, William langsung melarikan diri dari Anisa yang akan mencubit William untuk kedua kalinya.

DANDELIONWhere stories live. Discover now