chapter satu

26 16 15
                                    

" Tadi lo bilang itu mama lo, harusnya kan mama kita "


" Nathaya udah jam 7 sayang kamu mau berangkat jam berapa? " Teriak seorang ibu dari arah dapur

miranda wanita yang usianya baru memasuki kepala 4
yang sangat menyayangi putri semata wayangnya itu, semenjak 17 tahun yang lalu sebuah kejadian yang membuatnya sangat trauma ditambah orang yang di cintai nya meninggalkan nya

Ya suaminya, bukan diambil tuhan melainkan diambil pelakor

Mereka tinggal berdua di rumah dua lantai yang cukup besar dan tanpa pembantu, kebayang gak?

tiap hari selalu ngepel sama nyapu sendiri

" ya ma ini mau turun " sahutnya sambil membenahkan tali sepatunya

cavella anathaya jasmine mamanya menanggilnya nathaya, tetapi teman temannya suka memanggilnya dengan cavel

mempunyai sifat sangat berbeda jauh dengan mamanya yang membuat suasana rumah setiap harinya seperti perang dunia

dibalik sifat yang sangat keras kepalanya dan anarkis dia mempunyai hati yang sangat lembut, hati yang selalu engga merasa enakan sama siapapun dan sifat yang dimana semua masalah harus dia sendiri yang nanggung

" Kamu makan dulu, enggak ada penolakan! " Kata mama nya dengan sedikit penekanan

" Enggak ma, vales udah nunggu di depan " jawabnya dengan sangat dingin

" Yaudah terserah, kamu emang nggak pernah kasian ya sama mama, mama dari pagi udah masak buat kamu " rengek mamanya

" Nanti kalo pulang sekolah aku habisin makanannya semua deh janji, sekalian sama piring piring nya ", katanya sambil melayangkan tatapan kepada mamanya

Mamanya punya prinsip bahwa anaknya harus nurut sama perintah nya yang kadang harus menolak keinginan anaknya, sayangnya seorang ibu terhadapnya sangat berlebihan

" Lama banget, gue hampir seabad di sini ", sahut lelaki yang sepertinya sudah menunggu lama didepan rumah cavel

Valeska alivskie adijaya atau cavel sering memanggil dengan vales lelaki kelahiran indonesia yang sempat tinggal di singapura selama beberapa tahun, berkulit sawo matang dan tampang nya yang rupawan ditambah lesung pipinya yang dalam membuat dia sering mendapat julukan 'si manis' dari orang orang

Prinsipnya gini yasudahlah hidup cukup nurut sama alur tuhan yang membuat dia tidak pernah mempermasalahkan apa yang terjadi, menurut nya semua yang terjadi padanya itu adalah alur tuhan

4 tahun yang lalu dia dititipkan kepada mamanya cavel, karena ibunya meninggal dan ayahnya menikah lagi

Dia tidak kekurangan apapun masalah harta kecuali kasih sayang kedua orang tua. tetapi dia tidak mempermasalahkanya, pikirnya ayahnya kerja juga untuknya

" Lo kayak ngga tau aja gimana mama gue kalo pagi " cavel yang mengambil helm di jok motor belakang

" Masih mending lu punya mama lah gue? " Sahut vales sambil menyalakan motornya

" Jadi lo ngga nggaep mama gue mama lo juga? "  gerutunya sambil menaiki motor vales dengan kasar

" Tadi lo bilang itu mama lo, harusnya kan mama kita "

Ucapnya membuat cavel terdiam

" IYA TERSERAH LO " Teriak cavel

vales membalasnya dengan senyuman yang menggoda

Mereka selalu berangkat sekolah bareng, karena menuruti perintah mama tercinta

Awalnya cavel meminta mamanya untuk membelikanya motor untuk kesekolah atau untuk keperluan lainnya agar enggak selalu merepotkan vales, tapi mamanya yang terlalu posesif kepadanya tidak menyetujui katanya takut terjadi yang engga engga sama cavel

vales juga engga nolak kalo tiap hari harinya disuruh nemenin cavel kemana pun dia pergi

kemanapun cavel pergi pasti disitu ada vales

—————————————————————————

enjoyy!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CAVELLA [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang