37) Bazar

137 26 15
                                    


Enjoy the story...
* harus spam vote dan komen
** gak spam, gak update xixixi

🥙🥙🥙🥗🥗🥗🍿🍿🍿

"Yan, nongki kuyy." Ucap Ci Shaking membuka pintu kamar.

Tiba-tiba banget?

"Yan, ganti baju sono! Ayo kita nongki. Gak cape apa elu di kamar mulu?" Ci Xiaotang muncul di belakang Ci Shaking.

Bingung banget.

Lagi periksa laporan praktikum adek-adek praktikan di lab, tiba-tiba disuruh ganti pakaian cepat sama Ci Shaking dan Ci Xiao. Mana itu dua orang cengengesan gak jelas.

"Ayo...!"

Gue masih malas untuk berdiri. "Malas ah Ci, kalau cuma nongki doang."

"Bukan cuma nongki doang. Ada misi pengintaian. Ish... Ini anak diajak berfoya-foya kagak mau." Ci Shaking misuh-misuh.

Gue yang tadinya ogah-ogahan kan jadi penasaran.

"Nanti Xiaotang yang traktir. Buruan! Mikir apa lagi?!"

Ci Xiaotang tersentak, "Lah?! Kok gue doang?! Lo juga lah!"

Ci Shaking memukul lengan Xiaotang sambil cengengesan.

* * * * * * * * *

Ci Xiaotang pergi membuka pagar dan meninggalkan mobilnya dalam keadaan pintu terbuka saat memanasi mobil di garasi. Sedangkan Ci Shaking dan Ci Anqi lagi rebutan liptint di kamar Mbak Kiki.

Liptint siapa? Liptint Mbak Kiki lah.

Barangmu, barangku adalah salah satu prinsip tak terelakkan di kosan ini.

Gue membuka pintu penumpang bagian depan. Begitu membuka pintu, mata gue langsung menangkap keberadaan tumpukan buku di jok depan mobil Ci Xiaotang.

Biar mobilnya bau buku, hm.

Gue mulai menyusun dan merapikan bukunya untuk dipindahkan ke jok belakang, sebelum...

"JANGAN DIPINDAHIN!" Teriak Ci Xiao. Buset dah, gendang telinga gue apa kabar.

"Jangan dipindahin Yolanda sayang. Huhu..." Kata Ci Xiaotang dengan raut muka diimut-imutin. "Daripada lo mindahin buku gue ke belakang, mending lo aja yang duduk di belakang."

"Serius Ci?" Tanya gue. Lalu tiba-tiba terlintas sebuah ide untu menggoda Ci Xiaotang, "Gapapa nih?"

"Ya... gapapa. Kenapa sih?"

"Ya, kesannya kayak Cici itu supir kita. Nanti ada lagi judul ftv, cantik-cantik supir grab." Kata gue.

Ci Xiaotang berdecih, "Wah kurang asem lu bocil. But It's okay. Gue ga berasa dibegituin kok. Lagipula gue nyuruh lu duduk di belakang itu maksudnya di ban belakang, bukan di jok belakang."

Kena lagi gue.

Dan disinilah Yuyan.

Duduk di barisan kursi kedua mobil Fortuner Ci Xiaotang, diapit dengan Ci Shaking dan Ci Anqi. Sedangkan kursi penumpang disamping  Ci Xiaotang gak ada yang isi karena buku-buku kedokteran dan kertas laporan praktikum punya si empu mobil tersusun disana.

Pada akhirnya, mobil ini terparkir di pinggir jalan depan sebuah kafe yang tempat parkirnya ruameee banget.

"Kita parkir dimans sih Tang?" Tanya Ci Anqi.

"Yang jelas jangan disini." Sahut Ci Shaking.

"Kalau pun parkir disini, kita juga mau parkir dimana?" Iya. Parkiran kafe yang tidak terlalu luas itu sudah penuh. Mas-mas tukang parkirnya terlihat kewalahan mengatur kendaraan yang baru berdatangan.

Di area parkiran terluar kafe, yang berbatasan langsung dengan trotoar jalan, gue bisa melihat mobil yang udah gue hapal banget plat dan bentukannya gimana. Mobil Ci Keke.

"Kita mau kemana sih Ci?"

"Ke kafe lah. Kita kan lagi cari parkiran kosong di area sekitaran kafe." Jawab Ci Xiaotang.

"Iya, ke kafe. Terus kalau kita udah duduk di kafenya, kita ngapain?"

Gue menoleh bergantian ke arah Ci Shaking dan Ci Anqi, tapi sepertinya mereka tidak ada niatan untuk menjawab.

Gue melihat kondisi di dalam kafe melalui jendela besar transparan yang dimana semua tempat duduknya sudah nyaris full. "Ini kafenya lagi ada event ya? Atau apa sih? Kenapa ada mobil Ci Keke? Cici ada didalam ya? Terus ini kenapa rame banget buset?"

Mereka diam.

"IH KOK GAK ADA YANG JAWAB YUYAN SIH?"

Ci Anqi mendesis. "Sssst! Jangan ribut. Kita lagi cari parkiran."

"Nanti kalau udah didalam lo pasti bakalan tau kok. Hohoho." Shaking cekikikan.

Gue menyilangkan tangan di depan dada.

Sebel banget.

Padahal kalau gue stay periksa dan input nilai di kosan, gue bisa rebahan asoy malam ini.

Aishhh...

Berjalan memasuki kafe, Ci Anqi berjalan paling depan karena semangat 'ingin segera makan'nya menggebu-gebu. Disusul oleh Ci Xiaotang yang jalan sambil bermain hp. Dan terakhir ada gue yang digandeng sama Ci Shaking.

Doi ngegandeng gue biar gak jatuh saat membuat Insta Story di 2nd akunnya sambil berjalan.

"Hello guys!" Sapa Ci Shaking ke kamera ponselnya. Kemudian dia mengarahkan kamera depannya ke arahku yang sedang menggandengnya, "Say hello Yuyan!"

Gue memandang Ci Shaking dengan muka malas plus terpaksa, lalu melihat ke layar ponselnya sambil melambaikan tangan. "Hehe.. halo."

"Mei-mei! Sini!" Suara Mbak Kiki terdengar sesaat setelah Ci Anqi mendorong pintu masuk. Saking kerasnya doi teriak sampai-sampai sebagian pengunjung kafe berbalik melihat kita semua.

Mbak Kiki dan temannya -Kak Berlian, duduk di meja yang letaknya di sudut kafe ini.

"Tang! Lo parkirnya agak jauhan kan?!" Tanya Mbak Kiki.

"Iye, iye. Gue parkir agak jauh kok." Kata Xiaotang mengambil tempat di hadapan Mbak Kiki.

Ci Anqi duduk di samping Mbak Kiki, Ci Shaking duduk di hadapan Kak Berlian, dan gue duduk di samping Kak Berlian.

"Eh bocah. Muka lu kusut banget dah perasaan. Lu bertengkar sama mereka?" Bisik Kak Berlian.

"Kagak lah. Yakali kak. Kalau iye, mana mungkin gue bareng sama mereka?!"

Kak Berlian mengerutkan alisnya. "Iya juga sih," Berlian mengangguk-angguk paham. "Terus kenapa tuh muka kusut?"

"Cici-cici ngajak gue kesini tanpa alasan yang jelas. Intai, intai, kita mau intai siapa?"

Whatsapp : Baperly Hills [THE 9]Where stories live. Discover now