L i m a

16.7K 1.6K 135
                                    

Rekomendasi cerita cowok yang rambutnya gondrong dong! Bales DM aja ya pliss.

____

"Thanks Daddy," Rio mendelikkan matanya menatap Deo yang berseru senang karna apa yang ia minta terkabul dengan cepatnya. Ia yang sedang enak-enaknya tidur mendapat gangguan dari anak sulungnya itu dan menggiringnya ke tempat itu.

Jejeran motor yang di inginkan Deo beberapa menit yang lalu. Setelah mendapatkan motor yang cocok dengannya itu, motor segera di naikkan ke mobil pick up dan siap di antar ke rumahnya.

Berkat mamanya Deo dengan cepat mendapatkan motor kawasaki KLX 250 itu, bisa couple ia dengan Jeje.

"Enak banget jadi anak, minta ini itu langsung di kasih." Gumam Rio dan menjalankan mobilnya.

Jeep Rubicon putih yang masih menjadi favorit Agla.

"Ayah kan baek sedunia,"

"Konsisten dong de, pusing papa dengernya. Daddy-daddy, Ayah-ayah!"

"Iya Dad hehe," Deo duduk di sebelah Rio yang tengah menyetir. Di depannya percis mobil pick up putih yang membawa motor barunya itu berjalan.

KLX 250 warna biru hitam, macho sekali. Mantap!

Sesekali mereka terhanyut dalam obrolan ringan. Seperti nanti akan nanjak kemana, sampai Deo iri karna Ayahnya itu sudah menaklukkan banyak gunung. Hingga tiba-tiba satu pertanyaan mendadak keluar dari mulutnya.

"Deo cocoknya entar kuliah jurusan apa ya pah?" Ujar Deo kemudian, membuat Rio mengerutkan keningnya heran. Mengacak rambut Deo kasar dan terkekeh pelan.

"Ya terserah kamu,"

Deo melirik ayahnya sebentar dan menopang dagunya, ia bahkan masih tidak tahu apa yang suka dari hal yang sering ia lakukan. Hanya menjelajah alam dan bersenang-senang bersama temannya. Terkadang untuk mengerti diri sendiri lebih sulit.

Cowok remaja itu itu berdecak pelan dan memalingkan wajahnya ke jendela mobil, menatap jalanan yang lumayan ramai.

"Masa Deo masuk keperawatan pah?"

"Ya gak masalah, langsung kedokteran aja kalo gitu," ujar Rio santai.

"Males, Deo ngobatin sakit hati aja gak bisa." Gumam Deo pelan. Namun, masih bisa terdengar jelas oleh Rio.

"Udah jadi bucin?"

"Aku gak kayak papah ya yang bucin banget ke mama,"

"Papa juga biasa aja," ujar Rio dan memberhentikkan mobilnya di pinggir jalan. Deo yang bingung menoleh ke arah papanya itu.

"Kenapa berhenti?" Tanya Deo.

"Beli pisang coklat lumer sama kue pukis sana! Cepetan entar mama kamu marah,"

"Katanya gak bucin, tapi takut banget sama mama." Deo ingin tertawa keras rasanya, baru saja beberapa detik papahnya itu bicara biasa saja pada mamanya tapi nyatanya---

Rio tetaplah Rio, bucinnya Agla. Padahal Rio melakukan itu semata-mata tulus pada istrinya.

Deo membuka pintu mobil dan keluar setelah meminta uang pada papanya itu. Deo berjalan ke tukang kue yang berjualan menggunakan gerobak berwarna hijau itu. Gerobak dekat mie ayam yang membuat penglihatannya teralih.

Seharusnya setelah memesan pisang coklat lumer juga kue pukis itu Deo tidak menyapukan pandangannya. Di sana ada Jeje bersama seorang cowok, Deo tidak tau siapa yang duduk berhadapan dengan Jeje itu.

Jadi ini alasan mengapa Jeje tidak mau ia ajak berpetualang ke hutan dengan Atv?

Detik berikutnya pandangan mereka bertemu, hampir tiga detik sebelum tatapan Deo buyar karna tukang kue itu. Berterima kasih singkat dan membayar kue yang di pesan atas suruhan mamanya itu sudah siap.

ARDEO MAHENDRAWhere stories live. Discover now