20 rencana

44.1K 5.2K 278
                                    

Ivanka kini berada di kamarnya. Sepulang sekolah ia kembali mengurung diri di kamar. Merebahkan tubuhnya di atas kasur, kemudian menggulung dirinya dengan selimut. Terlalu banyak teka teki di kehidupan ivanka yg membuat dia sulit untuk berpikir. “Siapa dia.. dan apa yg dia inginkan? Ingatan ivanka mana yg gw lewatin sih” gumamnya kesal.

“Woy ivanka.. turun bentar elah.. bilang sama malaikat kalo lo mau ke toilet sebentar.. atau gak minta izin cuti melahirkan lumayan tuh dapet sebulan kalo nilai lo bagus dapet tiga bulan.. dengan begitu lo bisa temenin gw.. otak gw udah puyeng anjir” teriaknya mengurangi kekesalannya.

Tok.. tok...

Suara ketukan dari arah pintu membuat pikirannya teralihkan. Ia mengumpat dalam hati atas sikapnya yg terlalu bar bar. Kini ia hanya bisa berharap para abangnya tak mendengar semua apa yg sedari tadi ia bicarakan.

Karna tak mendengar balasan dari sang adik, jordan memutuskan untuk bertanya. “Dek.. Kamu ngapain di dalam? Abang boleh masuk?” ujarnya meminta izin.

“Masuk aja bang.. gak di kunci”

Jordan membuka pintu di ikuti adiknya yg lain. Menghampiri ivanka yg kini tengah duduk di atas ranjangnya. “kamu kenapa hm” tanyanya sambil mengelus surai rambut sang adik.

“gak papa bng” balas ivanka tanpa ekspresi.

“kayak cewek aja lo bilang gak papa” sahut rayhan.

“Jadi selama ini lo anggap gw lanang” sewot ivanka.

Yose memandang rayhan datar. Adiknya yg satu ini memang tidak bisa di bawa serius apa pun keadaannya. “Dek kalo ada masalah cerita sama kita..” ucap yose berharap sang adik perempuannya akan terbuka.

Ivanka kini menatap jordan yg berada tepat di sampingnya. Memandang wajah tersebut penuh kekhawatiran. Tanpa ia sadari, air mata yg sedari tadi ia tahan lolos begitu saja. “ivanka harus gimana.. aku takut terjadi sesuatu yg buruk sama abang..” lirihnya memeluk jordan erat.

Jordan mengusap punggung adiknya lembut. Berharap bisa memberikan sedikit ketenangan. “kamu punya masalah hm? Ada yg gangguin kamu? Bilang sama abang.. kalo kamu gak cerita sampai kapan pun abang gak bakal bisa ngerti” ujar Jordan berharap sang adik akan lebih terbuka.

Ivanka menyerahkan telefon genggamnya. Memperlihatkan isi pesan itu kepada jordan. Yose dan rayhan pun mendekat dan ikut melihat pesan tersebut. Hal itu membuat ketiga abang ivanka menggeram marah.

“kenapa kamu baru bilang sekarang sih dek?” tanya rayhan mengacak rambut frustasi.

“maaf bang.. ivanka lupa.. penyerangan bang jordan kemarin sepertinya adalah orang yg sama”

“Abang akan minta tolong sama anggota alister yg lain” mantap jordan.

“big no.. ivanka gak percaya sama mereka semua. Cukup kita berenam yg tau”

“Berenam??” beo rayhan

“Iya berenam.. Aku, abang, sama abang freya yg lain”

“Kenapa kamu lebih percaya sama mereka sedangkan geng abang gak?” tanya rayhan kesal.

“Karena mereka memandangku sebagai adik.. Bukan sebagai wanita.. jadi mereka gak akan pernah bikin aku celaka” balas ivanka datar.

“kamu dengerin abang.. abang gak mau kamu ikut campur lagi kalo ada perkelahian atau apa pun itu” ujar jordan menasihati.

“Jika kalian semua dalam bahaya.. ivanka tak perlu berpikir dua kali dalam menyelamatkan kalian” balasnya dingin.

Jordan tersenyum haru. Adiknya ini memang benar benar berubah. Tak ada lagi ketakutan di matanya. Yang ada hanya ivanka gadis ceria dan pemberani. Ia menyesal dulu pernah bersikap kasar pada ivanka.

“jadi apa rencana kamu dek” tanya rayhan penasaran.

“Kita ikutin permainannya.. Aku yakin dia ada di sekitar kita. Bahkan mungkin orang terdekat.. Bersikap seperti biasanya seolah tak ada kejadian apa pun.. Pasang mata dan pendengaran kalian biar lebih peka pada sekitar”

“Tujuan dia apa coba... Lo sih baperin anak orang mulu” sinis rayhan

“Yee... Salah tu orang kenapa baperan” ketus ivanka

“iyain.. yg suka sama si arzan mah beda” ejek yose yg membuat ivanka menoleh.

Ivanka menatap abangnya garang. Sejak kapan dia menyukai arzan batinnya memberontak. “yang suka sama dia siapa” balasnya tak terima.

“gw sukanya sama orang lain kali bang.. walaupun tu orang belum tentu suka sama gw.. bahkan mungkin dia sama sekali gak inget sama gw” lanjutnya tersenyum kecut

“Siapa?” tanya mereka serempak.

Ivanka yg kesal langsung berdiri dan mendorong ketiga abangnya keluar dari kamar. Bahkan ia tak menghiraukan teriakan rayhan yg kini tengah mengumpatinya. Ivanka lebih memilih menutup telinga dan memasuki alam tidurnya.





Happy reading...

Transmigrasi Miss Perfect (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang