Bab 15

75 22 6
                                    

Written by: PetogPingitan


"Berlindung dari siapa? Memangnya aku seorang tawanan yang perlu berlindung? Hey, are you crazy?"

Tanpa menjawabnya, David segera turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Niki. "Ayo, turun! Delilah sudah menunggu."

Rumah lembab berwarna merah dengan sedikit penerangan itu membuat Niki menghirup udara pendek-pendek. Ia tidak terbiasa dengan suasana rumah lembab, seperti kurang tersinari matahari. Suara lonceng langsung menggema pertanda pintu terbuka dan Delilah sudah berdiri di depan untuk menyambutnya.

"Apa kabar, Niki?" Delilah berjalan mendekat dan membawa Niki ke kamar karena kondisi tubuhnya yang masih lemas.

"Sehat. Bagaimana denganmu?" Dengan senyuman, Niki menjawab serta melihat sekitar yang membuatnya penasaran saat David menuju dapur.

"Ya ... Seperti yang kau lihat."

Niki merasakan ponselnya bergetar, ia tidak langsung membuka karena rasa lemas tubuhnya masih mendera. Sekali lagi bergetar, Niki segera membukanya, belum sempat menjawab tiba-tiba ponselnya habis daya dan mati.

"Bisa aku pinjam pengisi daya? Ponselku habis baterai." Niki memperlihatkan ponselnya.

"Tunggu sebentar, aku ambilkan." Delilah keluar untuk mengambil pengisi daya, dan David datang sambil membawa segelas air minum.

Niki jadi teringat pertanyaan untuk David tadi belum dijawab. Ia langsung mencubit lengannya.

"Awww... sakit, Niki."

"Kenapa pertanyaanku tidak dijawab?"

"Pertanyaan yang mana?" David mengusap lengannya. Cubitan Niki itu kecil, tapi rasa panasnya langsung menjalar ke kepala. Sehingga, membuat David meringis kesakitan.

"Berlindung dari siapa"? Tatapan tajam Niki membuat David memalingkan wajahnya. Ia menatap ke sekitar, lalu duduk di sebelahnya.

"Bukan apa-apa. Aku hanya asal bicara agar kau mau diajak ke sini." David memberikan minumannya pada Niki.

Minuman teh herbal yang terbuat dari bunga Telang itu mampu mengurangi kecemasan serta menghilangkan stres. Banyak manfaat jika sering mengkonsumsinya, terutama si empunya rumah yang masih terlihat awet muda karena mengkonsumsi teh ini.

Namun, sayangnya teh bunga Telang itu sudah diberi obat yang ia minta dari Beryl tadi sebelum ke sini. Dengan senyuman Iblis, sudut bibir David tertarik naik memerhatikan Niki saat akan mengambil gelasnya.

*

Wina memaki dirinya sendiri setelah tahu sesuatu dari cerita Beryl. Ia tidak menyangka jika selama ini persahabatan mereka tidak setulus yang terlihat. Wina mencoba untuk menghubungi Niki. Tersambungkan, tapi tidak tidak diangkat. Ia pun mencoba lagi, sudah tersambung, tapi tiba-tiba mati.

"Bagaimana? Diangkat?" tanya Beryl sedikit khawatir.

"Aktif, tapi tidak diangkat dan tiba-tiba tidak aktif."

"Pasti sudah melakukan aksinya, bedebah sialan itu," geram Beryl sambil menendang angin hingga gesekan sepatunya berbunyi.

Memasukkan ponselnya ke dalam long coat-nya, Wina memandang jalanan. "Nial kapan tiba? Kita akan mencari Niki ke tempat teman David yang berada di ujung kota, 'kan?"

"Tenang saja. Itu sudah dipikirkan oleh Nial."

"Baguslah. Setidaknya lebih cepat lebih baik."

BK5 - Soul Mark: StigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang