Bab 28

41 7 1
                                    

Written by: @putpu3_ (Instagram)

"Pertanyaan terakhir sebelum interogasi aku jeda. Wina, kenapa kau juga menyekap Syeira bersama Niki di gudang itu?"

*

Wina yang mendengar pertanyaan itu tersenyum lalu berkata, "Agar David juga ikut menderita, hahaha."

Alis Niall berkerut bingung. Ia merasa Wina memang benar-benar sudah gila.

"Maksudnya? Aku tidak bisa menangkap arah pembicaraanmu."

"Tadinya aku ingin menggiring Damien agar ia membunuh Niki, sang Grand Duchess. Namun, sepertinya menarik juga jika saudara kembarnya itu mengetahui soulmate-nya-Syeira mati di tanganku. Alhasil, David mungkin akan menderita sepanjang hidupnya atau bahkan mati karena tak bisa hidup bersama soulmate."

Ia diam sejenak lalu melihat sekilas ke kaca satu arah itu dan kembali menatap Niell di depannya. "Wanita yang dicintainya mati, lalu soulmate-nya juga mati, wah betapa miris sekali kisah cinta David."

Syeira yang mendengar itu lantas tertawa lalu menjawab di balik kaca. Sayangnya suara Syeira tidak dapat terdengar sampai ke telinga Wina.

"Hei, sadarlah! Lihatlah dirimu saat ini! Lebih miris kau, Wina! Apa semua rencanamu itu berhasil? Tidak, 'kan?" ucap Syeira bermonolog seraya menggelengkan kepala tak habis pikir dengan jalan pikiran Wina.

Sedangkan Niall, Beryl, dan Damien hanya geram setengah lega karena hal itu tidak sampai terjadi. Beryl merasa beruntung sempat mengajari adiknya bela diri, serta beberapa trik-trik melepaskan diri saat keadaan mengancam seperti tadi.

"Keterlaluan kau. Aku tidak menyangka kau akan selicik itu, Niki tidak pantas punya sahabat sepertimu," ucap Niall geram.

"Kan sudah kubilang, persetan dengan persahabatan. Aku hanya ingin menuntaskan misi itu," timpal Wina.

"Untungnya misimu itu tidak berhasil, selamat menikmati hukumanmu, Wina."

Niall lantas berdiri dan menatap keempat rekannya memberi isyarat agar pergi dari tempat interogasi ini. Menyisakan Wina dengan amarahnya yang belum reda.

*

"Tentara putih?"

"Ya. Ah, tapi maaf aku belum bisa memberitahumu sekarang."

Niki yang tau bahwa Delilah hendak masuk menemui David pun mengangguk dan berkata, "Tidak apa, mungkin Damien bisa memberitahuku nanti."

Delilah pun tersenyum. "Baiklah, kau memang gadis yang pengertian. Aku masuk dulu."

Setelah Niki menganggukkan kepalanya, Delilah pun melangkahkan kaki untuk menemui soul partner-nya itu.

Niki menatap kepergian Delilah dengan tatapan tidak menyangka dan penuh rasa penasaran. Akan ada omong kosong apalagi setelah ini? Ia sudah muak. Di samping karena ia belum benar-benar menemukan soulmate-nya, Niki juga masih ragu apakah dirinya memang reinkarnasi Anastasia Nikolaevna? Walaupun dalam hatinya ia sebenarnya juga menerima fakta itu.

Di tengah lamunannya, terdengar dering telepon yang menampakkan nama Niall.

"Niki, kau di mana?" tanya suara di seberang sana.

"Aku akan pulang ke rumah. Kenapa?"

"Kau baru saja mengunjungi David? Jangan pulang dulu, bisakah kau ke sini? Ke perpustakaan biasanya. Kita akan membahas sesuatu."

"Ya, aku baru saja mengunjungi David. Kita? Mengapa tidak bahas di rumah saja?" tanya Niki.

Niall yang mengerti maksud perkataan Niki lantas menjawab, "Bukan. Bersama Beryl, Damien, dan Syeira. Cepat kesini."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 28, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BK5 - Soul Mark: StigmaWhere stories live. Discover now