Hold on, Love (part 1) : The first meeting

647 9 0
                                    

Semua orang kelihatannya sedang asik berbincang-bincang dengan orang lain yang sebangku dengannya. Dan gua, lagi sendirian duduk nggak jelas, meratapi nasib. Ya, sekarang gue lagi proses mau Tour ke Amerika untuk pameran lukisan yang akan diselenggarakan besok, di New York.

            Agak kesal juga, karena opsi tempat duduk dipesawat ini agak aneh, buatku. Bayangkan, satu kursi berderet hanya boleh untuk 2 orang! ya seenggaknya ‘kan di pesawat-pesawat normal ada pilihan satu deretan untuk tiga orang, jadi nggak kayak begini! Kalau saja ada tempat untuk tiga orang, aku bisa duduk bersama mama dan adikku yang paling kecil, sementara adikku yang pertama bersama papa dibangku yang muat untuk dua orang, jadi semuanya dapat pasangan. Sementara, gue yang sekarang ini  duduk sendirian didekat jendela, dengan bangku kosong disebelah gua. Ya, semoga saja tidak ada orang yang menempati. Dan bersyukurnya lagi, mp4 gua nggak ketinggalan dirumah. Ya, jadi walaupun nggak bisa buka social netwok atau bermain game, gua masih bisa dengerin musik, walau agak canggung juga.

***

            Tiba-tiba saja ada seseorang yang menepuk pundakku, sangat kencang. Spontan gua loncat!

            “Um, hehe, sorry, may I sit here?” ujar seorang cowok, yang kira-kira berumur 15 tahun. Gila! Hati gue bener-bener waswas karenanya “Haha, by the way, I am…”

            “Greyson Chance!”, ujarku memotong. Anjrit! Dia berdiri tepat disamping gue, bertatapan! Mimpi apaan gue?! Gua mohon, kalo ini mimpi, jangan bangunin gue!

            “Haha, so glad that you know who I am… And you must be..?” ucapnya, agak kikuk.

            “Helen” ujarku “Yeah, just call me on that name. who doesn’t know that famous Greyson Chance, huh?”

            Dia hanya tertawa kecil sambil menutupi mulutnya. Bagaimanapun, ia tersenyum sangat lebar, dan pipinya memerah! Tetapi entah, baru lima menit kenal, kita sudah berisik sekali seperti saudara yang lagi berebutan mainan. Gaktau kenapa.

            “Hey, can I see it?” ujar Greyson memaksa, menunjuk kearah mp4 ku. Aku tak sempat berbicara, dia langsung merebutnya. Dan gua teriak malu – malu maluin.

            “HEY THAT’S MINE!!!” teriakku tak berdaya.

            “Get it if you can!” ucapnya

            “You stupid little jerk, give it back!” ucapku, setengah tertawa.

            “Am I? hey Just scream out so everyone can see your freaky face, haha!!” ujarnya licik.

            “How dare youu!!!!” aku kembali berteriak. Dan kali ini sambil memukul-pukul tangannya yang siap balik memukul kearahku.

            “Here, you poor little kid”, ucapnya meledek.

            “Thank you, boy” ucapku sambil mengacak-acak rambutnya, seolah-olah ia adalah seekor anjing. “Yea my little Grey! Haha!”

            “I’m not a dog” ucapnya menyeringit. Mulutnya mengecut dan pipinya kembali memerah.

            “You’re not a dog? Oh I know, it should be… a cat, isn’t it?” ucapku lagi, dengan senyiman licik.

            “Just call me as a monkey! Aaah” ucapnya, kemudian melanturkan senyum manisnya.

            “Okay, Greymonk” ucapku santai “How ‘bout it?”

            “Up to you!!!!” ucapnya, kalah.

            “Just kidding! Haha, so, you’re about to come back home, Aren’t you?” ucapku lagi.

            “Yeah, I just having a holiday here, for a week. Then I come back home, for 3 weeks. After that, I need to come back to asia”

            “I understand, for a concert?” tanyaku

            “Yeah,” ujarnya memelas “Honestly I love to meet my fans, makes them happy, and that’s so fun! But you know, sometimes it’s too hard for me, cause there’s too many things to do. It’s just like an extra chores” ucapnya.

            “So cruel, umm” lantunku, tak tahu mau ngomong apa.

            “By the way, why do you come to America?” tanyanya. “and how long?”

            “Um… some art gallery” ucapku. “Hhhh… not too important, for… a month, maybe? I don’t know. Same as you, I was having a school holiday”

            “That’s cool, may I have your e-mail? number? Or maybe do you have some social network?” tanyanya.

            “Wait,” ujarku sembari mengambil sebuah ballpoint dan selembar kertas. “Here,” kataku sambil memberikan kertas tersebut yang sudah kutulis semua dengan account, e-mail dan nomorku yang sudah diganti kode negaranya.

            “Thanks, I’ll call you later! Seems like the plane is about to land here” ucapnya.

            “I’ll miss you” ucapku. Dan seketika, tanpa sepengetahuanku, dia, tiba-tiba menyerangku, memelukku agak lama. Tubuhnya, yang sangat hangat itu, langsung seketika membuatku sangat nyaman. Ribuan kupu-kupu berterbangan diperutku. Aku bisa merasakan hatinya yang berdebar-debar. Entah, apa-apaan ini! “Thankyou.. haha, bye, G-man!” kataku lagi sambil mengacak-acak rambutnya. Pipiku mulai memerah, seperti halnya dia...

            “Seems like I’m going to have a thousand names from now on” ujarnya mengecup kepalaku. Dengan senyum lebarnya, “I’ll miss you too,” ujarnya. “Oh, yeah... Mmmm...,” ujarnya.

“Yeah.....?” ujarku

“Thank you.....” bisiknya malu-malu, dan langsung saja menghilang sebelum aku mengucap salam balik.

            --- That’s all, guys! Thank you for reading! Give me a comment, critics or some advice so I can write the other part of my story. Thank’s again! -@rereinne

Hold on, LoveWhere stories live. Discover now