04 : Kedai Tok Aba

859 66 8
                                    

"Eh, tunggu! Natalia nggak ikut?" tanya Yaya sambil menatap Ying.

"Ikut, biasalah anaknya lelet," jawab Fang. "Mau ku getok, Fang?!"

Tanpa sadar, pemilik nama itu telah berada dibelakang Fang. "Kamu kira aku kaget?!" tanya Fang dengan sedikit ngegas.

"Siapa juga yang mau ngagetin. Jadi orang jangan terlalu percaya diri, nggak baik."

"Ck!"

"Taufan sama Gempa mana?" Ying menatap Natalia. "Mereka dihukum gara-gara telat masuk kelas."

"HAH?! YANG BENER??" Gopal teriak tanpa sengaja. "Perasaan nggak lama dia mendekam di kelas kita, ya kan, Fang?"

"Oh, jadi tadi habis dari kelas kalian?"

Ying menyahut. "Udah lumayan lama loh, kita aja cuma dapet pelajaran Mama Zila satu jam, pasti setengahnya udah ke buang gara-gara kejadian ini."

"Ada apa?" tanya Natalia sambil menatap Ying, Yaya, Fang, dan Gopal secara bergantian.

"Mereka berdua terjebak di kelas waktu Mama Zila datang. Jadi, selama beberapa menit, mereka ikut pembelajaran Mama Zila," terang Fang.

"Waduh gila! Aku aja nggak berani berpas-pasan sama guru itu! Kok mereka berani ya sampe diajarin materi sam-"

Gopal menyela, "Jangankan cuma diajarin, Taufan aja sempat debat sama Mama Zila!"

Natalia melebarkan matanya. "Serius?!"

"Hem.. seru dan bahaya campur aduk tadi," tambah Fang.

"Kalau tau kejadian ini, tau gitu aku bawa jajan dari kantin biar kaya nonton bioskop," ujar Gopal.

Natalia memukul lengan Gopal pelan. "Gila, ya?! Kalau Mama Zila tau, habis kamu dikubur hidup-hidup!"

Yaya, Ying, Fang, Gopal, dan Natalia saling berbagi cerita. Mereka bahkan terlalu asik sampai lupa ada kulkas berjalan dibelakangnya.

Kulkas berjalan itu telah muak mendengar semua ocehan-ocehan yang dilontarkan teman-temannya.

Karena tidak tahan, tanpa ba-bi-bu, kulkas berjalan itu mendahului teman-temannya-tidak lupa dengan menatap wajah cantik Yaya sebentar.

"Omaga.. aku bahkan nggak sadar kalau dibelakang ada Halilintar!" kata Ying dengan histeris.

"Aku juga, ku kira dia udah duluan tadi," tambah Natalia.

Gopal menatap mereka berdua kesal. "Mulai deh alay nya."

"By the way, tadi jalannya Halilintar cool juga." Natalia beropini dan diangguki oleh Ying dan Yaya.

"Halah.. biasa aja tuh, yang ada malah anak itu minta dihajar karena pulang duluan!" ucap Gopal.

"Emang berani?" Fang menatap Gopal. "Beranilah! Kamu kira aku penakut?"

"Lebih baik jangan deh, takut kena mental."

Untuk seketika, perkataan Ying membuat Fang, Natalia, dan Yaya tertawa.

"BWAHAHAHAHA!"

Gopal menutup kedua telinganya. Matanya berotasi malas, dia juga berkacak pinggang. "Siapa kamu? Manusia baru kah? Spesies jenis apa? Dari alam mana? Kok bisa sampai sini?"

Tertawa keras sampai terjungkal adalah kelakukan Taufan saat ini. "Bwahaha, haha.. aduh perutku!"

"Sudah selesai hukumannya?" tanya Natalia.

Gempa mengangguk. "Sudah."

"Kalian dihukum apa?" tanya Yaya sambil menatap keduanya. "Nggak berat kok, cuma disuruh menggantikan anak yang piket sekarang," balas Gempa dengan senyumnya.

ƇƠԼƊ ԼƠƔЄƦ (R)Where stories live. Discover now