07 : Kerjasama yang Baik

735 57 1
                                    

Setelah kejadian beberapa menit yang lalu, Yaya memutuskan untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.

Usai itu, Yaya membersihkan tempat tidurnya dan bersiap-siap untuk tidur.

Tak lama mata terpejam, kejadian yang menimpa dirinya kembali teringat. Keringatnya bercucur deras.

"Kenapa aku tidak bisa melupakan kejadian tadi?" gumamnya sambil menatap awan-awan di atap kamarnya.

"Sebenarnya, siapa dia? Apa dia penguntit?"

"Belum seminggu, tapi kejadian ini membuatku ingin pindah lagi."

Yaya duduk dipinggir bibir kasurnya sambil menunduk. "Kalau dia sampai tahu rumah yang aku tempati.. aku bisa apa?"

"Bisa.."

Dia melanjutkan. "Gila?" Lantas dia menggelengkan kepalanya kuat.

"Aku harus melupakan kejadian tadi, apapun caranya!"

Bahkan, Yaya rela begadang hanya demi melupakan kejadian yang menurutnya teror.

"Apa surat itu ada hubungannya dengan orang yang mengikuti ku?"

Yaya menggeleng lagi. "Nggak mungkin? Tapi mungkin juga bisa?"

Dia sangat stres hari ini. Entah mengapa dihari pertamanya sekolah, ia malah mendapat teror dari seseorang?

Who knows?

Hari ini, Yaya dibuat takut oleh seseorang. Padahal sebelumnya, Yaya tidak pernah se-takut ini!

Dia lemas sekarang! Dayanya 0%!
Jika tidak dipaksa untuk tidur, maka untuk besok..?

Harus bisa menahan kantuk!

Yaya memaksakan dirinya untuk tidur. Tidak peduli jika harus mengingat hal itu.

Apapun itu!

*****

Pukul 05.00 pagi, kondisi rumah Tok Aba tidaklah damai. Duo garong yang akur hanya sesaat, sedang melaksanakan aksi sehari-harinya.

"TAUFANNNN!!"

"GEMPAAAAAAAAAAA!!!"

"LARIIIII!!"

Tok Aba dah Ochobot menggeleng bersamaan.

"Sudah kuduga.. selamat, kalian berhasil!" ujar Ochobot.

Tok Aba menghela napas berat. "Baru saja diberi pesan jangan berisik.. malah ribut."

BRAKKH!

Pintu kamar terbuka dengan paksa usai dikunci oleh duo garong tersebut. Penampakan seorang Halilintar yang baru saja bangun tidur, dengan rambut acak-acakan, dan membawa kaos kaki ditangan kanannya.

"HAAAHH?!" Taufan terkejut dan berlindung dibelakang Tok Aba.

Sedangkan Gempa, dia malah lari ke kamar mandi.

"Nggak lama, pintu itu pasti rusak," gumam Ochobot.

"Kira-kira sudah berapa kali ganti pintu, Ochobot?" tanya Tok Aba yang mendengar gumaman Ochobot.

"17 kali, 18 kali kalau pintu yang ini rusak."

Taufan tersenyum lebar. "Hehe.. dia sendiri yang merusak pintunya."

Tok Aba memegangi kepalanya. Entah apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini.

"Taufan, kalau nggak kesini sekarang, akan kubuang skateboard birumu!" ancam Halilintar sambil menatap tajam.

ƇƠԼƊ ԼƠƔЄƦ (R)Where stories live. Discover now