4

294 125 103
                                    

Happy Reading 💕
.
.
.
.

Perasaan Dasya sangat kacau, ia yang meminta Raka untuk mengajak Disya makan di luar tetapi ia juga yang sakit hati.

Mementingkan perasaan orang lain karena malas bertengkar.

Dasya menutup pintu kamarnya, ia berjalan sambil memasang earphone di telinganya, mendengarkan musik yang terputar dalam sebuah aplikasi di Handphone-nya.

Dasya berdiri di ambang pintu rumah, melihat raut wajah Disya yang begitu bahagia bersama Raka.

"Jadinya makan di luar?" Tanya Disya pada Raka yang menaiki motor.

Sial sekali, ketika melihat mereka berduaan. Dasya tertangkap basah dengan sepasang mata yang menatapnya. Raka selalu tahu jika ia sedang menatapnya.

Dasya memalingkan wajahnya, ia berjalan mendekati saung yang berada di halaman depan rumahnya.

Deru motor yang meninggalkan halaman rumah membuat Dasya menghela napas. Ia duduk meringkuk, mirisnya lagu yang kini terputar mendukung suasana hatinya yang sedang sedih.

Gadis berambut lurus itu merasakan sesak di dadanya. Namun, ia tidak menangis, ia hanya terus menerus menghela napas. Wajahnya menengadah melihat langit biru yang dihiasi bintang-bintang.

"Aku sudah melepaskan, tetapi aku belum melupakan."

'Ting'

Dasya membuka notifikasi yang ada di handphone miliknya.

Shana: Ada lomba nyanyi nih
Shana: Gw mau ikut, lo mau ikut?
Shana: send a picture

Dasya membaca foto yang dikirim Shana.
Sebenarnya ia ingin ikut lomba menyanyi. Namun, memorinya berputar. Seseorang menyuruhnya untuk berhenti menyanyi. Suaranya tidak enak di dengar. Ia masih ingat itu.

Shana: Gmn?

Pesan dari Shana kembali masuk. Ia segera mengirim balasan. Ia tidak bisa ikut, ia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri di atas panggung.

Shana: OMG!  TBL TBL TBL
Shana: Takut bgt loh gw klo sndri
Shana: Jadi, gw daftarin diri lo sekalian

Dasya terkejut dengan pesan Shana. Temannya ini memang paling jago membuat dirinya terkejut.

Untuk apa Shana bertanya kepadanya. Jika pada akhirnya ia mendaftarkan Dasya.

Tanpa babibu lagi, Dasya langsung menelpon Shana. Dasya berjalan mondar-mandir. Shana sepertinya sedang mengerjai dirinya. Kekasih Kana itu tidak mengangkat telpon darinya.

"Shanaaaa." Teriak Dasya dalam hati.

🥀

Ezra menghampiri Dasya yang duduk manis di bangku. Dasya membaca novel. Gadis itu tidak pernah lupa untuk membawa novel ke sekolah.

"Pagi, Das!" Sapa Ezra dengan senyuman.

Ezra melihat Dasya membalas senyumannya seraya menutup novel yang sedang ia baca.

"Ganggu gak?" Tanya Ezra yang duduk di depan Dasya.

Dasya masih tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.

"Ada apa?" Tanya Dasya.

"Hari ini ulangan fisika, kan?" Tanya Ezra.

Quirin yang mendengar pembicaraan Ezra dan Dasya langsung menghampiri mereka.

"Itu mah mapel kamis." Ucap Quirin.

Luceat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang