01

1.6K 486 100
                                    

"Haechan! Ahh, parah lo! Gue cariin juga dari tadi!" seru Selina sembari berlari ke arah Haechan yang sedang berkumpul dengan tiga mahasiswa baru lain.

"Lagian lo ngekor gue mulu, dah," sahut Haechan.

"Gue kan belum punya temen, lo enak gampang temenan," kata Selina, "Btw, lo tadi udah kenalan sama anak yang namanya Felix? Dia ngasih cookies enak banget, katanya semua mahasiswa,"

Haechan dan tiga temannya mengernyit.

"Enggak tuh," tukas Haechan kemudian.

"Lah? Kok aneh?" gumam Selina

"Itu kuenya?" tanya Haechan sembari menunjuk wajah plastik yang Selina bawa.

"Iya," jawab Selina.

"Mahasiswa sini bukan? Jangan-jangan bukan lagi, bisa jadi orang jahat. Lo udah makan kuenya?" ujar Jeno, salah satu dari tiga teman Haechan.

"Udah,"

"Terus ada reaksi aneh gak di badan lo?"

Selina menggeleng, "Enggak tuh biasa aja,"

"Kalau gitu kuenya aman, kita mau dong," kata Hyunjin, teman Haechan lainnya.

"Boleh, lumayan banyak juga dia ngasihnya," timpal Selina sembari membuka tutup wadah.

Jeno, Hyunjin dan Jaemin —salah satu dari tiga teman Haechan—, langsung mengambil cookies berwarna merah itu tanpa ada rasa heran atau curiga pada seseorang yang sudah memberikan kue ini pada Selina.

Sementara Haechan, yang padahal paling doyan makan di antara mereka, justru merasa curiga dan aneh terhadap Felix. Bisa-bisanya dia bohong pada Selina kalau bagi-bagi kue, nyatanya tidak ada yang bagi-bagi kue.

"Haechan, gak mau lo? Nanti keburu habis, enak loh," ujar Selina sembari menyenggol pelan tubuh Haechan.

Haechan pun tersadar dari lamunannya, dan akhirnya mengambil satu kue.

Gigitan pertama ia kunyah pelan-pelan untuk memperhatikan rasanya, samar-samar ia bisa merasakan aroma dan rasa yang aneh pada kue tersebut. Tapi ia bingung mendeskripsikannya, seperti ada aroma amis, dan saat tertelan meninggalkan kesan lengket di tenggorokannya.

"Kalian gak ngerasa ada yang aneh sama kuenya?" tanya Haechan.

"Heum? Biasa aja kok, malah enak," jawab Jaemin.

"Lo terlalu peka sama rasa makanan nih, emang kenapa? Kayak ada pemanis buatannya," ujar Selina.

Haechan memang punya indra perasa yang sensitif, bisa merasakan kalau ada bahan yang janggal di dalam makanan ataupun minuman. Dan kali ini rasa janggal yang ada di dalam cookies Felix, terasa asing dan familiar sekaligus.

"Gak tau deh, perasaan gue aja kali," ucap Haechan, "Eh, btw, ini Selina. Sel, ini Hyunjin, Jeno sama Jaemin,"

"Selina," kata Selina sembari mengulurkan tangan kanannya pada ketiga anak laki-laki di depannya, ketiganya pun menjabat tangannya secara bergantian sembari menyebutkan nama masing-masing.

"Felix jurusan apa?" tanya Hyunjin.

"Kesenian katanya," jawab Selina.

"Berarti sama kayak gue," timpal Hyunjin, "Gila ya dia bela-belain keliling kampus buat bagi-bagi kue, padahal gedung fakultas bahasa dan seni jauh,"

"Yakin dia beneran bagi-bagiin kue? Orang kita aja gak dapet tuh," sahut Haechan.

"Iya sih," gumam Hyunjin.

"Tapi dia tau lo loh, yang ngasih tau lo ada di sini kan Felix," kata Selina.

Jaemin tiba-tiba mendesis, "Kayaknya gak bener tuh orang,"

"Tapi dia keliatan anak baik-baik, mungkin pas dia mau nyamperin Haechan gak jadi karena lagi ngumpul sama kalian, sungkan gitu," tutur Selina.

"Mau sebaik apapun orang, kita gak bisa percaya seratus persen." Ucap Jeno, yang Jaemin, Haechan dan Hyunjin angguki setuju.

Haechan merangkul bahu Selina, "Jangan terlalu deket sama dia,"

"Iyaa..."

°°°

Selina memeriksa ponselnya karena berbunyi, ia mendapati satu pesan dari Hyunjin. Anak laki-laki itu mengiriminya foto, dengan caption 'Ini yang namanya Felix?'

To: Hyunjin
Iya, bener,

From: Hyunjin
Anaknya baik sih emang, dia udah punya banyak temen bahkan,

To: Hyunjin
Kok lo bisa ketemu? Emang sekarang ada kelas?

From: Hyunjin
Gak ada, cuman gue sama beberapa anak kesenian lain lagi liat-liat aja, ada Felix juga ternyata,

To: Hyunjin
Oh gituu...

From: Hyunjin
Lo sama Haechan udah pulang?

To: Hyunjin
Udah, baru aja,

From: Hyunjin
Lo jadinya mau tetep deket sama Felix, atau jaga jarak?

To: Hyunjin
Mungkin tetep deket, anaknya baik kok, udah chat-an lumayan banyak juga sama gue,

From: Hyunjin
Tetep hati-hati!

To: Hyunjin
Siap!

Selina menghela napas, sangat sulit hendak berprasangka buruk pada orang semanis Felix.

Gadis itu mengusap keningnya, kemudian menoleh ke arah kasurnya, melihat punggung Haechan yang naik turun secara teratur. Anak laki-laki itu numpang tidur siang di rumahnya, karena kalau di rumahnya sendiri ia sudah pasti akan kena omel ibunya kalau tidur siang.

Haechan punya orang tua yang strict, sebenarnya orang tuanya sendiri juga sama, tapi tidak separah orang tua Haechan.

Kadang kasihan melihat anak laki-laki itu berusaha tetap ceria dan menghibur orang di sekelilingnya, padahal beban yang dipikulnya banyak.

Ia bahkan pernah mengalami depresi sampai bertahun-tahun karena tidak bisa melupakan adik perempuannya yang meninggal dibunuh pengasuhnya.

Untungnya ayah Selina yang merupakan pengacara, berhasil membantu, sehingga si pengasuh mendapat hukuman setimpal.

Yaitu hukuman mati.[]

Thankyou for reading!

Kuota gue habis, jd gk bs upload gif, karena pake kuota unlimited

Red Cookies | Felix ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن