BMTY| 1

14 7 0
                                    

Seseorang turun dari mobilnya yang berwarna yellow green. Mobil mewah pengeluaran terbaru sepertinya. Dari pakaiannya orang itu kaya raya. Balutan hijab warna abu-abu dan baju yang hampir senada membuat kecantikannya semakin memesona. Wanita itu berdiri di depan mobilnya, menunggu seseorang lagi untuk keluar. Kemudiann gadis turun dari mobil, gadis yang sangat cantik. Wanita itu tersenyum mengiringi si gadis memasuki gerbang sekolah.

Terlihat dengan jelas plang nama Sekolah diatas pagar gerbang berwarna hitam dan tembok sekolah berwarna hijau lembut. "Madrasah AL-AHZAR". Setelah memasuki gerbang mereka akan melihat lapangan lurus dengan keramik berwarna orange dan dongker. Dan di sudut Sekolah juga terdapat pohon dan bunga, guna mempercantik dan memperlancarkan kelestariannya. Tak lupa, murid yang ada disana mengucapkan salam.

Gadis yang satu ini tidak menampakan senyumnya sedikitpun, bahkan bisa saja terlihat seperti sedang mengumpat. Mata para muridnya fokus memandanginya.

"Apaan liat-liat, gak seneng?"

Judes! Positif thingking saja, mungkin gadis itu lelah dalam perjalanan jauh.

Wanita dan gadis itu sampai di ruang Guru, kebetulan disana juga ada Bapak Kepala sekolah.

"Assalamualaikum." Wanita itu mengucapkan salam. Keduanya lalu memasuki ruangan itu.

"Walaikumsalam Buk, silahkan duduk."

"Anda dengan Buk Wardah, yang kemaren mendaftar siswa didik baru yah?" tanya Bapak Kepala Sekolah memastikan.

"Benar Pak, saya yang daftar keponakan saya kemaren. Sekalian saya anterin juga," kata Wardah.

"Jadi ini keponakannya, namanya siapa nak?" tanya Bapak Kepala Sekolah dengan ramah.

Gadis itu menatap kesal, pertanyaan tak bermutu. "Masih nanya nama?" Gadis itu menggeleng remeh. "Jadi Bapak nggak baca data kemaren?"

"Sayang, nggak boleh gitu," peringat Wardah.

"Nggak apa-apa Buk Wardah, tunggu sebentar saya panggilkan Wali kelasnya dulu."

Pria paruh baya itu memanggil wali kelasnya menggunakan mic di depannya.

Wanita cantik bekisar umur 30 tahun berdiri diujung pintu.

"Buk Hilda, ini siswa baru yang akan masuk ke kelas Ibuk, tolong langsung diantar," pinta Bapak Kepala Sekolah.

"Iya Pak," Buk Hilda tersenyum ramah pada gadis itu. Lalu mengarahkannya menuju kelas.

"Pak, saya minta tolong yah, mungkin susah untuk merubah sifatnya. Saya berharap, Bapak sama Guru-Guru disini bisa mendidik keponakan saya dengan baik. Cuman disini jalan satu-satunya untuk keponakan saya agar berubah menjadi lebih baik. Jadi tolong yah Pak, jangan sampai keponakan saya dikeluarkan dari Sekolah ini," jelas Wardah.

"Jangan khawatir Buk, dengan sekuat tenaga kami akan berusaha membuat keponakan ibuk menjadi lebih baik. Untuk masalah dikeluarkan, Buk Wardah tenang saja, keponakan ibuk tidak akan kami keluarkan dari Sekolah ini," ungkap Kepala Sekolah.

Iya, ini sekolah aneh menurut kalian.

***
Gadis itu melirik Buk Hilda sekilas, lalu cepat duduk disalah satu bangku yang kosong. Semua murid membuka mulutnya, tak percaya dengan sikap anak baru yang sudah kelewat batas, tak menghargai guru!

"Biar Buk Hilda yang mengenalkan." Guru itu membuyarkan umpatan semua murid pada gadis itu.

"Nama teman baru kita Zifa Zareesh Adnanjaya panggil aja Zifa, Zifa itu anak tunggal. Alasan Zifa pindah kesini karna orang tuanya sibuk bekerja di Luar Negeri, jadi sekarang tinggal sama Tante dan Omnya."

By Me To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang