BMTY| 2

4 5 0
                                    

Bel pulang Sekolah berbunyi. Guru mengakhiri pelajaran dan murid-murid segera menutup bukunya bersiap untuk pulang.

Setelah selesai berdoa, murid bersalaman kepada Guru. Tapi, tidak dengan Zifa gadis itu menyelonong keluar kelas. Di Sekolahnya dulu memang tak dibiasakan seperti itu. Jadi, setelah bel berbunyi, mereka akan langsung pulang.

Zifa melewati setiap koridor, lalu menuruni anak tangga yang lumayan panjang.

"Iih kenapa sih gue ditakdirkan untuk Sekolah disini? Gue jijik gue gak mau," keluhnya. "Gue sebel sama Mama sama Papa bisa-bisanya mereka pindahin gue. Pokoknya gue harus bisa dikeluarin dari Sekolah ini!"

Zifa kembali berjalan cepat dan tidak sengaja menabrak orang di depannya. Ponsel yang dipegang orang itu langsung terjatuh dari genggamannya. Orang itu membalikkan tubuhnya, menghadap Zifa.

"Elo lagi, ini hari pertama gue Sekolah. Dan lo udah cari masalah, bisa nggak sih tenang-tenang aja? Gue lagi kesal tau nggak?" Zifa mengumpati orang depannya yang ternyata adalah Ketos.

"Kalau salah minta maaf, jangan langsung pergi aja," tegur cowok itu.

"Idih songong banget lo, lo yang salah juga ngapain berdiri disitu? Nggak ada tempat lain emang? Gue gak mau minta maaf." Zifa menolak, dan pergi. Namun, lagi-lagi cowok itu menghentikannya.

"Apa lagi sih lo?" tanya Zifa mulai kesal.

"Kalau nggak mau minta maaf, ambilin ponsel aku, gara-gara kamu jadi jatoh." Cowok itu mengode dengan matanya kearah ponselnya yang tergeletak di lantai.

"Ooo, jadi yang boleh main hp di Sekolah cuman Ketos? Trus anak biasa kayak gue nggak boleh?"

"Karna jam Sekolah udah selesai, makanya aku megang hp, lagian aku juga nelfon kok," ungkap cowok itu. "Sekarang ambilin Hp-nya!"

"Nggak mau," tolak Zifa.

"Ambil! Kamu yang jatohin!"

"Gak mau!" tolak Zifa lagi.

"Ambil."

"Gue bilang nggak mau, lo budek yah? Ambil aja sendiri lo punya tangan," balas Zifa mengakhiri perdebatan, ia pun pergi meninggalkan cowok itu.

"Cewek kok bandel?" cowok itu menggeleng karna sikap Zifa. Lalu seseorang menepuk pundak cowok itu, ia memalingkan wajah. Dan ternyata adalah teman sekelasnya.

"Nggak pulang?" tanya temannya itu.

"Mau pulang nih, tadi ada masalah dikit."

****

Zifa sampai ke parkiran, disana sudah ada sopir yang sudah bersedia mengantar Zifa untuk pulang. Zifa duduk di dalam mobil setelah dibukakan pintu oleh si sopir.

"Pak, kita ke Jakarta," kata Zifa. Sontak Sopirnya kaget.

"Ngapain ke Jakarta, Non?"

"Nggak usah nanya, jalan aja!"

"Tapikan Non, nyonya nyuruh kita pulang ke rumah bukan ke Jakarta," kata sopir itu.

"Ck, gak usah dengerin dia. Tugas bapak buat jemput saya, berarti Bapak bawahan saya. Bapak harus nganterin kemanapun saya mau."

"Mohon maaf Non, saya gak bisa. Saya takut dimarahin sama Nyonya, kita pulang aja ya, Non?" Bujuk Sopir itu.

"Nggak mau, saya mau ke Jakarta sekarang. Ntar juga kita balik lagi. Masalah makan, bensin, tante Wardah biar itu jadi urusan saya, Bapak tenang aja."

"Kita pulang ke rumah dulu Non, minta izin sama Nyonya," kata sopir
. "Kalau pulangnya kemalaman, mereka di rumah nggak khawatir."

"Bodoh amat mereka khawatir. Pokoknya gua nggak mau tau, sekarang Bapak nyalain mesinnya kita berangkat!" Bentak Zifa, Sopir itu pasrah dan mengikut.

By Me To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang