PART 4

349 35 3
                                    

Happy reading...

Buah semangka,buah mentimun
Typo itu jalan ninjaku:')



"Sasuke kun, kamu udah pulang sayang?" Ucap Mikoto kepada putra semata wayangnya itu.

 "Iya mah," jawab Sasuke sambil tersenyum tipis.

 "Kamu tadi pulangnya bareng Sakura kan?"

"Iya mah." Sasuke berbohong kepada Mikoto.

 "Bagus deh .... Sakura itu udah nggak punya siapa-siapa lagi, jadi udah kewajiban kita sebagai tetangganya untuk membantu."

 "Sasuke ke kamar dulu mah," pamit Sasuke. Dari sikapnya, Mikoto sudah tau jika Sasuke merasa tidak nyaman dengan ucapannya. Lalu dia jadi kepikiran Sakura. Apakah gamma benar-benar mengantarkan Sakura. Untuk memastikannya, Mikoto pergi menemui Sakura di rumahnya.

"Eh, tante. Silakan masuk," tutur Sakura saat Mikoto datang kerumahnya.

Setelah Mikoto masuk Sakura mempersilahkan Mikoto untuk duduk.

"Tante mau tanya. Apa Sasuke tadi mengantar kamu pulang?" Tanya Mikoto sopan. Sakura jadi bingung mau menjawab apa. Akhirnya dia memutuskan untuk berbohong.

"Iya, Tan. Sasuke tadi nganterin aku." Mikoto menghela nafas lega.

 "Syukur deh kalo gitu. Tante kira Sasuke bohong." Mendengar penuturan Mikoto membuat Sakura merasa tidak enak hati.

 "Tante cuma mau ngomong itu aja kok. Ya udah tante pulang yah."

  "Tante nggak mau minum dulu?" Tanya Sakura namun Mikoto hanya menggeleng.

 "Nggak perlu, Sakura. Ini tante mau pulang juga." Jawab Mikoto

 "Yaudah kalau gitu tante, aku anter sampai kedepan," ucapnya lalu mengantar Mikoto sampai kedepan pintu.

 "Yaudah, tante pulang dulu ya, Sakura."

Setelah kepergian Mikoto, Sakura langsung masuk kekamarnya.

Sakura merenung, memikirkan perkataanya tadi kepada Mikoto.

 "Sakura berdosa banget udah bohong sama tante capella," ujar Sakura bicara sendiri

 "Tapi kan kalau sakura nggak bohong, pasti Sasuke dimarahin sama tante Mikoto."

Kemudian Sakura mengulingkan kesana- kemari badanya, dan tanpa sengaja tanganya menyenggol foto almarhum kedua orang tuanya.

   "Astaga. Mama, papa." Teriak Sakura histeris melihat foto kedua orang tuanya yang sudah hancur.

 "Hiks...mama...papa...maafin Saki....hiks...Saki nggak sengaja," ucapnya menangis sambil memungut serpihan kaca yang berserakan di lantai. Karena tidak hati- hati tanpa sengaja tangan Sakuraterkena serpihan kaca, hingga membuat tangan Sakura terluka.

"Hiks...mama...papa..hiks...gara - garatangan Saki...hiks..foto mama dan papa kan jadi rusak...hiks...tangan ini harus dihukum, karena udah buat foto dan mama hancur," ujarnya tambah melukai tanganya dengan serpihan kaca, hingga membuat darah mengalir segar dari kedua tanganya.

 "Mama dan papa nggak perlu sedih disana, Saki udah hukum tangan Saki kok. Kata mama, kalau Saki nakal, Saki harus dihukum. Jadi Saki udah hukum tangan Saki yang nakal. Saki janji Saki nggak akan nakal lagi." Ucapnya lagi sambil memeluk foto orang tuanya.

Lama kelamaan Sakura pun jatuh tertidur, sambil memeluk foto orang tuanya.

Lain halnya dengan Gara, sehabis mengantar Gara kerumahnya. Dia langsung menuju kesuatu tempat sambil membawa makanan, yang sempat ia beli tadi.

Setelah ia sampai ketempat tersebut, Gara tidak langsung turun dari motornya, dia memandang rumah yang ada didepanya dengan pandangan miris.

Beberapa menit kemudian Gara memandang rumah itu, pemiliknya pun keluar, hingga membuat Gara tersadar dari lamunanya.

 "Gara lo udah datang? Kenapa nggak ketuk pintu?" Tanya pemilik rumah tersebut

    "Ini baru gue mau ketuk pintu! Tapi lo udah keluar duluan!"

    "Kok lo lama banget sih datangnya? dari tadi gua udah nungguin lo. Lapar tahu!" Ucap gadis itu sambil mencomot makanan yang dibawah Gara.

    "Tadi gua ketemu cewek aneh, gua tadi iseng mau culik dia, ternyata dia beneran mau diculik sama gua. Anehkan." ujar Gara sambil meminum minumany. "Trus masa tuh cewek curhat ama gua."

    "Lo seriusan Gar?" Gara menganggukan kepalanya.

Tiba- tiba gadis itu langsung tertawa keras mendengar jawabannya Gara.

    "Astaga, Gar. Seriusan itu cewek curhat sama lo? Terus dia nggak takut gitu sama lo? Mencetak sejarah nih, cocok dimasukin dalam 7 keajaiban dunia. Dari sekian lama akhirnya ada seorang cewek berani deketin lu tanpa rasa takut. terus lo anterin juga dia pulang, daebak Gar."

Sedangkan Gara hanya memandang datar gadis didepannya.

    "Gue mau bicara sesuatu sama lu," tutur Gara dengan serius.

     "Mau bicara apa sih? Serius banget."

     "Orang itu udah kembali berserta dengan keluarganya."

Setelah mendengar kata 'orang itu' ekspresi gadis itu, tiba- tiba menjadi datar.

  "Terus kalau dia balik, gua harus apa?"

  "Nggak berniat buat ketemu dengan dia?"

  "Buat apa gue nemuin dia? Buat menyaksikan kebahagian dia berserta keluarga barunya," ujar gadis itu sambil tersenyum sinis.

  "Bukan itu! Tapi lo juga punya hak dengan semua yang dia dimiliki!"

 "I dont care Gara! Hubungan gue dan dia udah terputus! Semenjak nyokap gua meninggal dan gue fine- fine ajah. Walaupun gue harus hidup serba pas-pasan! Lagipula mana mungkin dia ingat gua, dia itu udah bahagia dengan keluarga barunya, memikirkanya lagi ngebuat gue tambah membenci mereka, mereka semua bahagia diatas penderitaan nyokap gua."

    "Tapi kan lo nggak harus tinggal dirumah ini! Kalau lo nggak mau nemuin dia buat minta hak- hak lo, seenggaknya lo cari tempat tinggal yang lebih bagus dari pada ini. Atau loh mau tinggal sama gue?"

 "Itu nggak perlu, Gara. Gue senang kok tinggal dirumah ini. Lagipula rumah ini menyimpan banyak kenangan bersama dengan mama, dan gua nggak mau hapus kenangan itu."

"Yaudah kalau itu yang lo mau. Gua tetap dukung elu," ujar Gara sambil tersenyum.

"Gara lo tersenyum? Kalau lo senyum kayak gini terus, gua yakin semua cewek langsung antri buat jadi pacar lo dan mereka nggak bakal takut," ujarnya menggoda Gara dan dihadiahi tarikan dihidung yang membuatnya menjerit kesakitan.

  "Sakit Gara!" Tegurnya sambil menggosok hidungnya.

 "Makanya jangan jahil!" Jawab Gara datar.

 "Mode datar on kembali."

 "Gara lo tahu nggak? Gue sayang banget sama lo," ujarnya sambil menyadarkan dikepala Gara.

"Gua juga sayang sama lo, nana." ujar ares sambil mengusap rambut gadis itu. Gara sangat menyayangi gadis itu. Dia layaknya seorang adik bagi Gara.




..............................

Spam komen next dan semangat aku update besok😁

2 3 buaya nangis
See you next chapter:")

Swara....

REGRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang