11. Situasi yang rumit

95 76 96
                                    

Jangan khawatir, perasaanku tetap sama. Kamu adalah cinta pertama dan terakhirku, meskipun badai selalu datang untuk memisahkan kita. Raga Bagaskara Rahendra

Seorang wanita tua berjalan dengan tongkatnya menuju sebuah ruangan, "Bagaimana kabarmu disana? " tanyanya melihat gambar seorang lelaki yang terpasang didinding.

Gabriel Axle,  wanita licik yang sampai saat ini masih menbenci keluarga Ananta. Karena Arsla Ananta,  menolak dijodohkan dengannya.

Lalu, keturunanya juga mempermalukan keluarga Axle. Dendam Gabriel semangkin besar,  ia bertekat untuk menghancurkan keturunan Ananta.

Dengan mengadu dombanya, rencana pertamanya berhasil. Pesawat itu jatuh tepat di lokasi yang ia tuju.

Tetapi,  wanita itu tidak terima bahwa nyatanya masih ada keturunan Ananta yang tersisa.

Ia sudah mengirim banyak orang untuk membunuh pewaris Ananta,  namun ia juga bingung dengan wajah gadis itu.

Pernah ia salah membunuh orang,  hingga akhirnya dengan perencanaan yang matang dan hati-hati.

Ia bisa mengirimkan orang untuk masuk kedalam mension Ananta. Namun,  tugasnya gagal karena Dami.

Dami yang ceroboh tidak bisa di andalkan itu mengambil dokumen yang salah.

Membuat Gabriel sedikit kecewa,  lalu mengirimnya kembali bekerja sebagai asisten pribadi.

**

Rissa mengarahkan Hasan untuk pergi kesebuah desa,  di sana ada sebuah rumah yang pernah ia tempati saat sedang sedih.

Disana halamannya sangat luas, hening dan jauh dari kehidupan masyarakat sekitar.

Banyak pohon-pohon tinggi yang menjulang,  di depannya ada sungai dengan air yang jernih.

Raga takjub melihat semuanya,  "Gue kira cuman ada di negri dongeng. " ungkapnya.

Gadis itu menggeleng melihat tingkah laku Raga yang seperti anak kecil. "Jaga sikap,  Raga! " tegur Hasan.

Lelaki itu sampai lupa bahwa ada Rissa di sana,  ia malu dengan tingkahnya. Lalu berdiri tegak di samping Hasan.

Gadis itu membuka pintu rumahnya, ketiganya masuk. Disana tidak terlalu sulit mencari sinyal,  cukup naik ke lantai atas maka sudah bisa menemukan sinyal.

"Pakai ini. " ucap Rissa meberikan ponsel kepada Hasan.

Pria itu segera mengambilnya,  "Hubungi,  Tn. Haris. Dan suruh dia ganti ponselnya. " perintah Rissa.

Raga tertegun melihat gadis itu,  "luka lo udah sembuh? " tanyanya sementara Hasan sibuk dengan ponselnya.

"Yang lo lihat, " balas Rissa.

Gadis itu berdiri di depan pintu yang menghubungkan langsung dengan sungai.

Raga juga ikut berdiri disampingnya,  "Aku tahu dia adalah kamu. " ujarnya

Membuat Rissa menoleh, "Airissa Bridella,  Della yang ku kenal. " tambahnya

"Ternyata lo nggak sebodoh itu. " ujar Rissa.

Raga hanya tersenyum mendengar perkataannya.

**

Hasan terpaksa harus pergi,  karena Haris dan Dama dalam bahaya. Ia juga harus mengumpulkan anak buah Rissa.

Ragu [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang