Pernyataan Perasaan

172 20 0
                                    

Kau melompat-lompat riang mengitari pantai seraya bernyanyi sekenanya. Tentu saja, dengan gerakan seperti itu napasmu menjadi tidak karuan yang akhirnya menyebabkan suaramu ikut berantakan. Walau tak dapat dipungkiri kalau suaramu sebenarnya juga cukup merdu.

Kim Min Gyu tak henti mengulas senyum manisnya tatkala menyaksikan bagaimana gadis yang sudah melangkah lebih dulu darinya itu menari serta bernyanyi tak jelas dengan kedua tangan merentang. Rambutnya yang hanya sebahu diterpa angin sepoi menjelang senja tersebut. Hati Min Gyu menghangat kala memperhatikan bayanganmu yang bertumpu pada hamparan pasir yang terinjak kaki panjangnya.

Sadar Min Gyu tidak lagi seiring denganmu, kau menoleh ke belakang untuk memastikan. Kau berdecak sebal, lalu berkacak pinggang melihat Min Gyu menjaga jarak darimu sembari menutupi dahinya menggunakan telapak tangan seolah menghindari sorotan langsung matahari.

"Dasar payah!"

Teriakmu memancing emosi Min Gyu. Wajahnya yang semula lempeng berubah mengeras. Kau terkekeh, menjahili Min Gyu adalah salah satu hal menyenangkan di dunia ini. Min Gyu mulai berjalan ke arahmu dengan jangkauan besar, tapi kau segera menghentikannya.

"Berhenti dulu. Kubilang berhenti!"

Kau mengajukan tanganmu sebagai isyarat agar Min Gyu tidak meneruskan gerak kakinya. Dia memasang tampang bingung.

"Diam di sana. Sebentar saja, tidak sampai dua menit, ok? Aku janji."

Setelah berhasil 'menjinakkan' Min Gyu, kau mencari batang kayu kecil yang untungnya tergeletak tak jauh darimu. Kau cepat-cepat mengambilnya kemudian mulai menulis besar-besar serangkaian kalimat untuk Min Gyu.

Begitu selesai, kau mendekati Min Gyu yang masih setia menunggumu. Kau menyimpan batang kayumu di belakang punggung.

"Ada satu kalimat yang aku tulis untukmu di sana. Kau harus membacanya, tapi berjanjilah padaku, kau tidak akan menjauhiku setelah ini, hm?"

Walau tidak sepenuhnya memahami tujuanmu, Min Gyu menyetujui permintaanmu. Kalian pun menautkan kelingking yang merupakan bukti kalau kalian telah bersepakat. Lantas, kau mendorong pelan punggung Min Gyu sampai ke tempat dimana kau menulis sesuatu tadi.

Min Gyu membaca baik-baik apa yang tertera di sana.

Aku mencintaimu. Jadi pacarku, ya?

Kerutan seketika menghiasi dahi Min Gyu yang tersapu oleh poninya. Min Gyu melirik ke arahmu yang berdiri di sampingnya sambil menyumpal kedua telinga dengan jari-jari telunjuk. Kau bahkan memunggunginya seakan takut mengetahui reaksi Min Gyu.

Min Gyu maju untuk mengambil batang kayu yang sempat kau pakai sebelumnya dan selanjutnya menulis jawaban yang sesuai isi hatinya di bagian bawah. Tidak sepertimu, usai menulis, Min Gyu melempar jauh batang kayu itu.

"Hei tuan tiang, lama sekali kau membaca. Atau otakmu memang lambat merespon ya?"

Min Gyu menghampirimu, meski ucapanmu sedikit membuatnya kesal, dia tidak berminat berdebat sekarang. Kau merasakan Min Gyu menarik tanganmu.

"Buka matamu juga, bodoh."

Kau sengaja menutup matamu, entah apa alasannya. Jawaban Min Gyu lebih menakutkan rasanya daripada pengumuman nilai rapor oleh guru kelas.

"Aku tidak suka ya dengan sikapmu ini. Tapi aku tidak akan mengingkari janjiku, puas?"

Kau terdiam. Berusaha secepat mungkin mencerna maksud perkataan Min Gyu. Dia tidak suka, apa tandanya dia tidak menyukaimu kembali? Tuhan, rasanya ada yang sedang patah dan napasmu berubah sesak tiba-tiba.

Kau menahan pergelangan tangan lelaki itu saat dirinya berniat pergi dari pantai tersebut. Kau membutuhkan penjelasan lebih detail darinya.

"Maksudnya, kau menolakku?"

Susah payah kau mengatakan kata paling akhir, itu terasa menyakitkan untuk diucapkan walau mungkin belum pasti faktanya.

"Baca saja balasanku, kurasa belum terseret ombak."

Kau buru-buru berbalik badan, Min Gyu menyeringai lalu melangkah menjauhimu.

Halo pacarku...

Senyum merekah di bibirmu. Jawaban Min Gyu berada di luar dugaanmu. Kau yang awalnya takut dan pasrah, kini justru dibuat semakin gugup oleh pernyataan laki-laki yang setahun lebih tua darimu itu.

Kau menyusul Min Gyu, meminta keterangan lebih lanjut padanya. Dengan berani kau memeluk tubuhnya dari belakang yang secara otomatis memaksanya menghentikan langkah.

"Apakah tulisanmu tadi maksudnya, kau menerima perasaanku?"

Min Gyu melepaskan rangkulanmu perlahan, kemudian memutar tubuhnya agar kalian dapat saling berhadapan.

"Kau masih belum mengerti juga?"

Kau menggeleng pelan, Min Gyu menahan diri untuk tidak mencubit pipimu saat ini.

"Nona manis, Kim Min Gyu menerima perasaanmu dan bersedia menjadi pacarmu karena dia juga merasakan hal yang sama. Hanya saja, dia menyesalkan mengapa bukan dirinya yang mengatakan cinta lebih dulu, kau sudah paham sekarang?"

Kau tidak bisa menyembunyikan senyum terbaikmu, wajahmu kian berseri-seri beradu dengan pantulan sinar matahari senja.

"Kalau begitu bisakah kau menundukkan tubuhmu sedikit, pacarku?"

Dalam hati Min Gyu, banyak sekali maumu, tapi dia pacarmu. Maka, dia mengikuti saja apa yang kau arahkan. Min Gyu membungkukkan sedikit badannya.
Kau meraih wajah Min Gyu kemudian mendaratkan ciuman pada pipinya hingga membuat pemiliknya terkejut.

Lantas, kau berlari meninggalkan Min Gyu yang memegangi pipi bekas ciumanmu. Dia tersenyum menyadari sikap agresifmu.

END

Percaya deh, aku bikin ini sambil dengerin lagunya T2 yang Ok. Gila ternyata malah ngebayangin lagi sama Mingyu main-main air di pinggir pantai, anjay senyum-senyum sendiri aku kek orang gila beneran😂.





Kim Mingyu Imagines (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang