┇🕊️ - Prologue

947 119 1
                                    


         Di aula istana terjadi rapat akbar yang dipimpin langsung oleh sang Kaisar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

         Di aula istana terjadi rapat akbar yang dipimpin langsung oleh sang Kaisar. Mereka semua adalah para petinggi pemerintahan yang hadir untuk membahas peperangan yang sudah terjadi selama 5 tahun ini.

"Yang Mulia, kita menerima keuntungan yang sangat besar kali ini. Bahkan, hampir seluruh Kerajaan Derion sudah menjadi milik kita."

"Benar, Yang Mulia. Kita harus segera mengakhiri semua ini agar rakyat tidak semakin menderita karena pajak yang dinaikkan."

Elgard mendengarkan beberapa pendapat sebelum akhirnya membuat keputusan.

"Komandan bekerja dengan sangat baik. Berapa usianya tahun ini?" gumamnya.

"26 tahun, Yang Mulia." Salah satu anggota parlemen menjawab dengan ragu. Bingung pada perubahan topik yang tiba-tiba.

"Oh, dia sudah cukup usia untuk menikah."

Petinggi yang lain hanya diam sambil menunggu kelanjutan ucapan Elgard, Kaisar mereka.

"Karena Duchess juga sudah terlalu tua untuk memimpin sebuah wilayah, maka aku akan menyerahkan kepemimpinan Duke pada Komandan setelah dia kembali. Lalu, sebagai imbalan atas keberhasilan yang dia capai, aku akan menaikkan gelar Duke Forsen menjadi Grand Duke. Apakah ada yang keberatan?"

"Tidak, Yang Mulia. Kami semua setuju."

Semua petinggi setuju untuk memberikan komandan mereka kehormatan seperti itu.

"Tentu saja, dia harus memiliki calon istri terlebih dahulu jika dia ingin aku memberikan gelar itu."

Elgard tersenyum puas setelah menyuarakan keinginan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh adik iparnya jika dia ingin menjadi Grand Duke.

---------------------------------

        Livina meletakkan beberapa perhiasannya ke atas meja rias. Ini sudah malam dan hampir seluruh istana sudah tidur di kamar masing-masing.

"Jadi, dia akan segera kembali, ya?" ucap Livina pada Elgard yang sedang bersantai di ranjang.

"Begitulah."

"Aku harap dia merenungkan kesalahannya."

"Semakin tinggi derajat seorang pria, maka dia akan semakin yakin untuk mendapatkan wanita impiannya. Itu adalah fakta."

"Seperti kau?"

Elgard cemberut pada respon Livina. Dia menepuk sisi ranjangnya yang kosong sebelum akhirnya memeluk istrinya itu.

"Syarat kenaikan jabatannya adalah calon istri. Dia tidak akan melakukan kesalahan yang sama kan?" tanya Livina, khawatir pada keadaan adiknya yang tengah berjuang di medan perang.

"Sophia akan menikah ketika dia kembali. Dia tidak akan punya waktu. Kau tenang saja."

"Aku berharap dia belajar dari hukuman yang kita berikan, Elgard."

"Suasana perang akan membuatnya melupakan obsesi itu."

Livina tersenyum. Mengeratkan pelukannya pada sang suami.

"MAMAAAAAA"

Pintu kamar langsung terbuka ketika mendengar suara pekikan dari sang tuan putri.

"Ada apa Ana?"

"Aku ingin tidur dengan mama!"

Si kecil langsung berlari menuju ranjang. Membuat Elgard mematung di tempatnya.

Sebelum pintu tertutup, muncul seorang anak kecil berusia 11 tahun yang sangat mirip dengan sosok Elgard. Dia berdehem sambil memperhatikan ekspresi kaku ayahnya.

"Maaf, dia memaksa. Aku tidak bisa melakukan lebih banyak."

Sosok itu membungkuk sebelum akhirnya pergi dengan suara pintu tertutup. Meninggalkan Elgard dalam keputusasaan.

"Ana, bukankah kau bilang ingin punya adik?"

"Ayah, kakak bilang aku bisa punya adik kalau ayah memastikan anak yang keluar itu laki-laki, bukan perempuan."

"Apa?!"

Elgard melotot ketika mendengar ucapan putrinya.

Berbeda dengan keadaan kamar yang kacau, sosok yang tengah berjalan di koridor setelah membuat kekacauan di kamar tidur orang tuanya, nampak sangat tenang.

"Yang Mulia, apakah anda benar-benar tidak mau punya adik lagi?"

Dia mengangkat bahunya, "mereka bisa punya anak lagi jika mereka memastikan barang-barang ku tidak jadikan mainan bayi."

Sang asisten tersenyum miris mendengarnya.

Pangeran Mahkota, Eric Evelon Vicktor adalah orang yang paling tersiksa ketika adiknya masih bayi.

"Omong-omong, sebentar lagi paman akan kembali kan?" tanya Eric dengan keantusiasan yang tidak biasa.

"Benar, Yang Mulia."

"Dia harus mengajariku berpedang lagi."

Pangeran Mahkota juga adalah murid dari komandan perang saat ini.

Komandan Charles Chavalier Forsen.

---------------------------------

Me After You ( FORSEN SERIES KE-2 )Where stories live. Discover now