16. What?

1.5K 210 19
                                    

Author's Pov

Tara dan Bela mengerutkan alisnya.

"Tuti siapa?" Tanya Tara.

"Tetangga. Dia janda."

Kini Tara terbelalak. "Papa pacaran sama dia???"

"Enggak. Cuma deket doang. Kita sering ngobrol bareng depan rumah. Tuh yg itu rumahnya." Toni menunjuk rumah hijau di samping rumahnya.

Sedari tadi Bela hanya cengar-cengir.

"Papa beneran mau nikah sama dia?"

"Ya enggak lah. Papa dah tua bangkotan gini. Kita cuma jadi temen ngobrol doang. Lagian, udah bukan jamannya Papa nikah lagi. Males juga kalo harus nikah lagi."

Tara geleng-geleng kepala. "Yaudah gimana Papa aja. Ayo, sekarang kita berangkat!"

Mereka bertiga pun pergi menuju rumah Bela.

Di perjalanan...

"Pa, aku mau ngasih tau sesuatu."

"Apa Tara?"

"Papa gak masalah kan, kalo ada orang lain yg tau tentang aku sama Bela?"

Toni yg duduk di jok depan, menoleh pada Tara yg sedang menyetir. "Papa kan udah bilang berkali-kali. Kehidupan kamu, itu terserah kamu. Papa ikut aja. Selagi kamu bahagia, Papa juga pasti ikut bahagia." Toni tersenyum.

"Tuh kan Tara! Papa Toni tuh emang baik banget! Gak kayak Mama! Galak!" Teriak Bela dari jok belakang.

Tara hanya tertawa kecil. "Makasih ya Pa."

Toni mengangguk.

*

Mereka pun sampai di rumah Bela. Mereka langsung turun dari mobil, dan masuk ke dalam rumah.

Semua menyambut Toni dengan suka cita. Mereka saling bercengkrama sampai malam pun tiba.

Kini, semua keluarga sedang kumpul makan malam. Mereka asyik menyantap makanan sampai kejadian tak terduga terjadi.

"Akhirnya bisa makan masakan Mama lagi!" Ucap Bela senang sambil melahap makanannya.

"Kalo gitu, makan yg banyak ya! Tuh abisin sayurnya!" Dina tersenyum senang melihat Bela yg sangat lahap.

Saat Bela hendak menyuapkan suapan berikutnya, tiba-tiba.

"Huek!" Bela langsung menutup mulutnya. Dia terdiam selama beberapa saat, lalu akhirnya berlari ke kamar mandi.

"Bel???" Tara mengejar Bela.

Begitu juga yg lainnya.

Tok tok tok!

"Bel????" Tara mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi.

Terdengar dari dalam, Bela yg sedang mual-mual.

Semua nampak panik.

Ceklek!

Bela menunduk. "Maaf ya udah ganggu makan kalian."

"Kamu gak apa-apa???" Tara menegakkan kepala Bela.

Bela menutup mulutnya lagi, lalu kembali masuk dan mual-mual lagi di dalam kamar mandi.

"Bela sering mual ya, Tara?" Tanya Dina.

"Sekarang udah mulai jarang sih."

"Kandungan Bela emang masih muda. Kasian dia kalo sering mual terus. Tapi untung kalo sekarang udah mulai berkurang. Soalnya, kehamilan dia kan udah hampir masuk bulan ke 4, jadi kalo masih sering mual, takutnya ada masalah."

YOU'RE CRAZY #2Where stories live. Discover now