Chapter 13

467 54 1
                                    

Saat ini, Jeno sedang bersama Jisung di pinggir lapangan kompleks rumahnya. Jeno sedang menuntut penjelasan dari Jisung.

"Hah... Ini bukan salah Lo, Jen. Lo gak salah apa-apa. Ini udah jadi pilihan gue buat nyembunyiin semuanya"

"Ya tapi kenapa, Ji? Lo gak percaya sama gue dan yang lain? Terus kenapa Hyunjin yang orang baru di kehidupan Lo malah tau segalanya? Kalo Hyunjin gak keceplosan soal Lo yang gak punya rumah, pasti gue gak tau apa-apa" kesal Jeno.

Jisung tersenyum gemas melihat Jeno kesal. Baru kali ini ia membuat Jeno sekesal ini.

"Gue cuma gamau kalian kasian sama gue, gue gak suka dikasihani. Lebih baik, gue simpen semuanya sendiri"

Jeno menghela nafas, "Kita gak kasian sama Lo, kita itu sayang sama Lo. Dan gak mungkin kan kita biarin orang yang kita sayang itu berjuang sendirian?"

"Jen, Lo masih gak percaya kalo gue bisa lakuin semuanya sendiri?" Jisung tersenyum miring.

"Maunya sih gue gak percaya, tapi begitu tau Lo selama ini kerja buat nyokap sama sekolah Lo, belajar sendiri tanpa ada guru les dan sekarang udah tinggal di kompleks ini apalagi Lo tinggalnya dirumah keluarga Jung dahlah gue percaya kalo Lo bisa hidup sendiri"

Jeno tersenyum bangga, "Lo emang hebat, Ji"

Ia merentangkan tangannya dan dengan senang hati Jisung menubrukan tubuhnya.

"Meskipun gue tau Lo itu hebat, tapi jangan segan kalo minta bantuan sama gue" ucap Jeno yang diangguki oleh Jisung.

"Gue cuma mau bahagia, gue mau ngambil hak gue di keluarga Jung. Dan gue akan lakukan apapun untuk itu, gue janji sama diri gue sendiri"

"Iya, gue yakin suatu saat nanti Lo bakalan bahagia, Ji"

Jisung kembali mengangguk. Meski ia tau 'bahagia' yang ia maksud itu bukan seperti 'bahagia' yang Jeno bayangkan.

"Tapi gue mau Lo janji, Jen"

"Janji apa?"

"Jangan ceritain semua ini ke yang lain, cukup Lo sama Hyunjin aja yang tau. Cukup kalian yang tau kalo hidup gue sesengsara itu"

~Heaven~

Jaemin berjalan sendirian setelah belajar di perpustakaan kompleks. Ia memeluk buku-buku yang ia pinjam dari sana.

Suasana hatinya sangat panas seminggu ini, Jaemin jadi tak bisa belajar dirumah lagi. Tentu saja karena ada hama, Han Jisung. Anak itu malah semakin lengket pada adiknya.

"Jisung..."

Jaemin mencari arah suara itu. Di tangga bangunan serbaguna. Di sana ada Hyunjin dan juga Jisung. Apa yang mereka lakukan di tempat sepi?

Saat sedang memperhatikan mereka, Jaemin dapat melihat kalau Jisung mengetahui keberadaannya. Detik berikutnya, Jaemin tak bisa berkata-kata lagi.

Jisung mengecup bibir Hyunjin setelah menyeringai ke arahnya. Hyunjin tampak sedikit tersentak, tapi ia sama sekali tak menolak.

Jaemin meremat buku di pelukannya, ia berbalik untuk segera pulang dan mengadukan semua ini pada Mama dan Oma nya.

"Mama!!!"

Suara cempreng Jaemin membuat Sungchan yang kebetulan berada di ruang keluarga, menutup telinganya. Suaranya benar-benar mengganggu acara nontonnya.

"Jaemin? Kenapa, Sayang?"

Grep

Jaemin memeluk Taeyong dan menangis disana.

"Jisung, Ma. Dia nyium Hyunjin tadi..."

Taeyong terkejut mendengar hal ini. Ia tak menyangka kalau dibalik wajah polos itu, Jisung berani mencium duluan?!

"Wah yang keren banget Kak Jiji!!" Pekik Sungchan yang diam-diam mendengarkan mereka.

Jaemin melirik tajam Sungchan.

"Huaaa Mama..."

Setelah menangis di pelukan Taeyong, Jaemin menelpon Baekhyun. Meminta Baekhyun untuk menjemputnya. Jaemin akan menginap lagi malam ini.

Baekhyun semakin geram mendengar tingkah laku anak haram itu. Seharusnya anak itu tak pernah ada jika saja Baekhyun tidak berbaik hati pada Doyoung. Ya, harusnya Baekhyun paksa Doyoung untuk menggugurkan kandungannya.

"Jaemin tenang aja ya sayang, Oma akan bantu Jaemin" ucap Baekhyun.

Jaemin yang masih sesenggukan itu mengangguk antusias.

"Rasanya Jaemin pengen bunuh aja anak itu"

~Heaven~

PLAK!

"Berani-beraninya kamu bikin anak saya nangis?!"

Jisung memegang pipinya yang memerah. Tamparan Taeyong sangat menyakitkan.

"Maaf Nyonya, salah saya apa ya?"

Taeyong semakin geram melihat ekspresi sok polos yang ditunjukan Jisung padanya. Sangat menjijikan.

Plak!

"Jangan bicara seolah kamu gak tau apa-apa!" Bentak Taeyong.

Kini Jisung memegang kedua pipinya. Sial, perih sekali.

"Oh~ soal ciuman tadi sore ya? Maaf Nyonya, tapi kan itu hak saya. Hyunjin suka sama saya Nyonya, dia gak mungkin mau sama Jaemin. Kenapa? Karena Jaemin itu manja! Introvert! Ambisius! Egois! Dan semua keburukan ada sama dia!"

Taeyong menatap tak percaya. Berani-beraninya anak ini menghina Jaemin tepat dihadapannya.

"Kurang ajar! Pokoknya liat aja, saya gak akan biarin Jaehyun tau kalau kamu adalah anaknya!"

Jisung menyeringai saat menyadari ada seseorang dibelakang Taeyong. Dan dia mendengar semuanya.

"Apa? Mama barusan bilang apa?"

Taeyong terkejut mendengar suara itu. Bukannya Jaemin akan menginap di rumah Oma nya?

"J-jaemin? Kok kamu disini, Sayang? Bukannya mau nginep di rumah Oma?" Tanya Taeyong dengan gugup.

Jaemin mengabaikan pertanyaan tak penting itu. Kini pikirannya tertuju pada kalimat yang barusan Taeyong ucapkan.

"... saya gak akan biarin Jaehyun tau kalau kamu adalah anaknya!"

"Jisung... Anak Papa?"

Sky Castle; hyunsung ver.✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang