# please don't interfere

880 157 6
                                        

ppeonxxy ; 18 March 2021, Thursday—

ppeonxxy ; 18 March 2021, Thursday—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌂🌂

••

Kayu bakar terus di desak agar masuk ke dalam perapian. Membuat kobaran api yang muncul lewat tungku untuk memasak.

Kepulan asap terus terlihat, jisung mengibaskan tangannya setelah selesai meniup api agar membesar dengan bambu.

Sesekali ia menyekat air matanya yang terasa begitu perih karena terkena kepulan asap yang membuatnya menjadi menangis.

Jika untuk orang lain pasti ini sudah sangat menyiksa, namun bagi jisung dan orang tua nya ini sudah biasa, tak peduli dengan mata mereka yang memerah setelahnya, yang terpenting mereka bisa memasak.

Berbagai sayuran siap untuk di olah, suatu kebetulan karena minho ingin menginap jadi ia membelikan banyak sekali bahan makanan.

Padahal jisung sudah melarangnya, namun tetap saja minho membelikannya. Jisung pun tak tahu minho nanti ingin tidur dimana, rumahnya saja tak memiliki kamar tamu. Kamarnya saja sempit sekali, bahkan lebih luas kamar mandi minho di rumah mewahnya dari pada kamarnya yang kecil ini.

Jisung dan byungchan berkutik di dapur sedangkan minho dan seungwoo duduk di depan rumah sambil memberesi barang barang rongsokan.

Satu cup gelas plastik minho ambil, di bersihkan penutup nya dengan menggunakan kater, ia sedang membantu seungwoo, sesekali merasakan bagaimana juga menjadi seungwoo yang selalu mengerjakan pekerjaan ini setiap hari

Seungwoo pun juga bercerita jika pendapat hasil merongsok tak sebanyak barang yang di kumpulkan. Berat 1 kilo dalam timbangan saja tak cukup untuk sekedar membeli beras, mungkin yang paling mahal ketika ia menjual kardus, hanya itu saja.

Di dunia ini tak ada yang mudah, semuanya sulit. Kita di beri kehidupan dan diberi masa untuk bertahan hidup, melakukan suatu pekerjaan yang bisa saja bukan keberuntungan kita.

Mengemis, mengamen, memulung, semua ia lakukan, hanya karena ingin menghidupi anak istri yang merupakan tanggung jawabnya. Itu adalah tugas dari seorang kepala keluarga, dan minho pun akan belajar dari kehidupan mereka bahwa semua nya perlu sebuah penjuangan keras.

Tak lama aroma makanan yang begitu nikmat terhirup, jisung dan byungchan sama sama tersenyum sambil membawa masakan mereka yang sudah matang.

Satu karpet di buka untuk di jadikan alas mereka duduk bersama. Makanan tersaji, bahkan kepulan asap nya masih terlihat, menandakan bahwa makanan itu baru saja matang.

Bukan makan di restoran mewah, namun hanya makan malam di depan rumah dengan penerangan lampu yang berpijar kuning, di temani cahaya rembulan yang ikut serta memberikan cahayanya kepada mereka.

Udara dingin menerpa, namun tak membuat tubuh mereka merasa kedinginan. Hangat nya kebersamaan, hangatnya kekeluargaan hanya bisa minho rasakan ketika bersama mereka.

Else ; Minsung [ ✓ ]Where stories live. Discover now