2 - Yang mengingatkan

31 5 1
                                    

Aku sedang makan malam bersama keluarga. Ada Devon yang tak lain adalah Kakak pertamaku, dia ini sudah kuliah, dan sekarang semester lima. Dia ini hobi bermain futsal, selain itu ia juga senang membuat kue Bersama Mimi. Dan Kakak keduaku bernama Sofia, dia juga sudah kuliah semester tiga, dia gadis yang cantik dan mudah bergaul, dia seorang youtuber, maka tak aneh kalau Sofia banyak disukai orang, dan fansnya pun ada dimana-mana.

Aku memiliki seorang Ibu yang sangat baik dan perhatian kepada anak-anaknya. Namanya Nina, aku dan Kakak-Kakakku terbiasa memanggilnya dengan sebutan Mimi. Kedua orang tua kami sudah bercerai sejak aku duduk di bangku Sekolah Dasar, Pipi ketahuan selingkuh, makannya Mimi menceraikannya.

"Mi. Besok Devon pulang agak maleman yah, soalnya mau futsal," ujar Devon pada Nina.

"Kamu ini futsalan terus, kuliahnya seriusin Bang. Ingat, kamu itu harus lulus tepat waktu."

"Iya, Mi. Abang juga Sekarang udah jarang futsalan kok, kebetulan aja besok ada jadwal."

"Gapapa kan, Mi?" Sambung Devon meyakinkan diizinkan atau tidaknya.

"Jangan diizinin, Mi. Bang Devon main mulu kerjaannya," ujar Sofia mengompori.

"Diam kamu, gausah ikut-ikutan!"

Sofia mengikuti ucapan Devon berniat meledek. Sebenarnya ia merasa kesal kepada Devon karena hanya dia yang tidak dibelikan makanan kemarin. Sedangkan kepada Pasha, Devon malah membelikannya.

Beginilah nasib seorang Kakak yang memiliki 2 orang adik, nasibnya sama seperti memiliki 2 orang istri. Kalau tidak adil, salah satunya akan cemburu.

Devon tetaplah Devon, dia sama seperti lelaki pada umumnya, kurang peka. Sofia dan Devon memang sering bertengkar, tetapi kalau kepada Pasha tidak, malahan keduanya sangat menyayangi adik bontotnya itu.

"Yee, gak jelas!"

"Itu Kak Sofi kayannya marah gara-gara kemarin, Bang. Abang sih gak adil," ujarku.

"Oh, adikku Sofia mau dimsum? Mau dimsum rasa apa dek? Sini biar Kakak yang beliin."

"Najis, jijik. Jangan ngomong kaya gitu!"

"Ditanya baik-baik kok malah ngegas. Kaya Pasha tuh kalau mau apa-apa jelas, jadinya Abangkan langsung sat set sat set beliin."

"Sudah-sudah jangan bertengkar, cepat habisin makanannya." lerai Nina.

"Itu yang tadi gimana, Mi?"

"Yang mana, Abang?" tanya Nina sabar.

"Yang futsal."

Nina menghela napas berat. "Iya. Tapi pulangnya jangan terlalu malam," jawab Nina lalu menyendokkan nasi ke dalam mulutnya.

"Siap, Mi."

"Ada si itu gak?" Tanya Sofia menanyakan teman Devon yang ia sukai. Sofia ini menyukai teman Devon yang bernama Austin.

"Ada," jawab Devon dengan mata yang fokus ke makanannya.

"Aku ikut dong, ya ya ya?"

"Enggak. yang ada kamu malah nyusahin nanti."

Sofia memanyunkan bibirnya. "Aku janji deh gak akan nyusahin Abang kaya waktu itu. Plis yah Bang, izinin aku ikut."

"Bukannya besok Kak Sofia mau buat video bareng Andreas yah? Aku udah bilang loh tadi, terus orangnya juga mau," ujar Pasha.

"Tuh, mending kamu bikin video aja udah. Biar dapet AdSense yang banyak," kata Devon.

"Ih, gamau. Bilangin ke Andreas bikin videonya Nanti aja lah, lusa," rengeknya.

Langkah Per LangkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang