32. Survival (1)

1.8K 248 19
                                    

"Dua siswa SMA Shinwa dinyatakan hilang. Hilangnya dua siswa ini menambah panjang deretan kasus menghilangnya pada siswa SMA secara misterius. Kepolisian Seoul sudah bekerjasama dengan pihak keamanan negera, mengingat sudah tercatat 50 siswa telah hilang dalam kurun waktu dua bulan. Maka dari__"

Acara berita yang sedang mengabarkan puluhan siswa yang menghilang tadi dimatikan begitu saja. Pria paruh baya dengan sebatang rokok di mulutnya nampak menatap bengis pada putranya yang duduk di sofa.

"Apa kau tidak bekerja?" Suaranya lebih kepada membentak daripada bertanya.

"Aku libur."

"Libur? Kenapa bisa ada hari libur? Sudah kukatakan jika ada hari libur kau harusnya bekerja lagi!"

"Besok ada ujian."

Pria tadi mendekat lalu melemparkan remot televisi tepat ke kepala putranya. Suara yang dihasilkan seolah tak mengganggunya sama sekali.

"Kau terus menjawabku hah?!"

"Kyungsoo!"

Penyelamat? Bukan, yang datang hanyalah korban lainnya. Sang ibu datang dengan tergopoh-gopoh masih memakai seragam kerjanya sebagai petugas kebersihan di salah satu perusahaan. Ia memeluk putranya lalu membawanya pergi.

"Ya! Begitulah! Bawa anak tidak berharga itu pergi!"

Masuk ke dalam kamarnya, sang ibu mengelus wajah Kyungsoo. Masih ada bekas lebam di dekat mata dan bibir hati putranya itu.

"Maafkan ibu, kau harus bertahan sebentar lagi ya. Sampai ibu bisa menyewa apartemen sendiri."

Keinginan ibu dan anak itu untuk pergi dari rumah ini sangatlah besar. Sayangnya mereka tak mampu, tak ada orang yang mau berurusan dengan si suami yang terkenal kasar dan tak punya belas kasihan. Sementara pekerjaan keduanya belum cukup mengumpulkan uang untuk pergi dan lepas dari siksaan ini.

Sebenarnya, kehidupan Kyungsoo tak seperti ini awalnya. Ayahnya memang seorang anggota mafia, setidaknya ia mengetahui hal itu ketika memasuki bangku SMA. Rasa penasaran, Kyungsoo memaksanya ingin tahu lebih lanjut tentang pekerjaan sang ayah, sampai ia akhirnya menyeret kakaknya. Kakak yang usianya dua tahun di atasnya.

Kyungsoo yang menyelinap untuk melihat apa yang dilakukan ayahnya dibuntuti sang kakak. Namun, mereka terlalu jauh terlibat, karena malam itu pertarungan antara dua geng mafia sedang terjadi. Hal buruk tak bisa dihindari, ketika sang kakak berusaha menyelamatkan adiknya, ia harus terbunuh dengan kondisi yang luka tembak di beberapa bagian punggungnya.

Segera setelah itu keluarga kecil itu berubah. Tak ada lagi kehangatan, dan akhirnya sang ayah menyalahkan semuanya pada anak bungsunya. Andai, Kyungsoo tak nekat pergi malam itu, maka anak sulungnya pasti masih hidup. Walaupun sebenarnya, sang ayah terlalu pengecut, ia sedang menyalahkan dirinya sendiri, tetapi melampiaskannya pada Kyungsoo.

Keesokan harinya, Kyungsoo berangkat pagi-pagi sekali. Jarak rumahnya dengan sekolah cukup jauh, dan ia harus mengakali hal itu dengan berangkat saat masih gelap. Sekolah tempat Kyungsoo menuntut ilmu, bukan sekolah yang sangat mewah, tetapi sekolah ini terbilang cukup bergengsi. Beberapa nama besar juga menyekolahkan anaknya di sini, termasuk juga keluarga Park Industry.

Putra bungsu dari keluarga Park Industry ada di sini. Dia adalah Park Chanyeol, pria berparas tampan dengan tubuh tinggi berbadan atletis yang semakin membuat sosok ini layaknya idola. Tak seperti kebanyakan anak orang kaya, Park Chanyeol memiliki tabiat yang baik. Ia tak pernah terlibat dengan perkelahian, nilai yang jelek dan juga semua masalah apapun. Hal yang melekat pada dirinya adalah bagus, bagus dan bagus.

Berada satu kelas dengan Kyungsoo, Chanyeol tak mau dekat dengan teman sebangkunya itu. Kyungsoo memang pintar, bahkan nilai anak itu selalu mengancam posisi Chanyeol di peringkat pertama, tetapi penampilan Kyungsoo yang selalu terlihat habis berkelahi membuat Chanyeol memilih untuk cari aman.

Story of ChansooWhere stories live. Discover now