14.Dah lah males

8K 468 19
                                    

"Dari mana aja lo? "
Gildan memanggil Angkasa yang masuk kerumah tengah malam tanpa permisi.

Inikan rumah pribadi milik Angkasa:')

"Bacot" Ia yang tadi hendak menaiki anak tangga,mengurungkan niatnya lalu duduk di sofa tempat Danis dan Aksa bermain game online, ia menyandarkan punggungnya di punggung sofa dan memijat pelipisnya. Kepalanya agak pusing. Saat Angkasa duduk mereka berdua langsung lesehan di lantai. Di rumahnya kali ini hanya ada Aksa,Danis, Alex, dan Gildan.

"Muka lo kenapa? " Tanya Gildan.

"Bukan urusan lo, " Kata Angkasa ketus.

Alex memperlihatkan wajah muak saat mendengar jawaban Angkasa.

Gildan menghela napas, Ia tau Angkasa sedang banyak masalah sampai-sampai Yusa bilang jika tadi Angkasa di marahi gurunya. Sepertinya bukan cuma masalah markas.apakah karena Kirana? Ah tidak... Itu nggak mungkin.

"Gue nanya serius" Kata Gildan menurunkan volumenya. Ia memperhatikan wajah sahabatnya, kali ini wajahnya nampak sedikit pucat. "Ada masalah apa? "

"Banyak" Ia menghela napas lalu berdiri dan naik ke kamarnya.

"Kemaren Bagas nyariin lo, Lo apain lagi Kirana ?GA ADA OTAK lo hah? " Teriak Alex membuat pasang mata yang di sana langsung menyoroti Angkasa yang tiba-tiba menghentikan langkahnya, ia berbalik lalu menaikan satu alisnya menatap Alex dengan wajah garangnya.

"Nyari mati dia" Aksa menyenggol lengan Danis.

"Kaya  waktu itu"  Danis menyenggol Aksa hingga terjungkal.

Alex yang awalnya bermulut besar mendadak bungkam melihat wajah Angkasa yang memerah dan tangan yang mengepal erat.

" Coba lo ulang" Kata Angkasa pelan tapi penuh tekanan tiap katanya.

"I... Itu cuma pendapat gue. Apa kurangnya Kirana buat lo hah? " Alex berusaha mengumpulkan keberanian saat Angksa turun dari tangga dan mendekat ke arahnya.

Semua pasang mata di sana tak ada yang bersuara, hening tak ingin menjadi sasaran kemarahan Angkasa karena perkataan Alex.

"Gue setuju sama yang Alex bilang. Jangan sampai cuma karena  Rana sering ngasih jat....... "

Puugggggg
Angkasa meninju pipi Gildan hingga ia tersungkur. Hendak melayangkan tinju ke dua saat Gildan tergeletak di lantai namun di urungkan. Ia bangkit dan berdiri lalu berjalan masuk ke kamarnya dengan emosi yang belum surut.

Kasian Yang bacot Alex yang bonyok Gildan.

"Jaga mulut lo berdua ya... Jangan campurin urusan pribadi gue.  Dan buat lo ya Lex, kalo ga tau apa-apa mending diem" Teriak Angkasa nyaring.

___***___

Ke esokan paginya, Angkasa mengendarai mobilnya membelah jalanan yang masih sepi. Di tasnya sudah ada beberapa file yang harus ia selesaikan. Di tambah sepulang sekolah ada rapat dengan MPK membahas artis mana yang akan di undang oleh sekolah mereka.

Saat mobilnya tiba di parkiran, ia menghela napas dan saat hendak keluar tiba-tiba ponselnya berdering.

Nama mamanya tertera di sana.
Tanpa perhitungan lagi ia langsung mengangkat panggilan itu, "Hallo mah, " Angkasa menyunggingkan senyum.

"Hallo sayang, kamu apa kabar? " Ujar mamanya dengan suara lembut.

"Aku baik, mama kenapa ga bales chat aku? Kenapa mama baru nelpon? " Angkasa meluapkan emosinya, ia mengambil tasnya dan keluar dari mobil.

Mr. Angkasa (18++) Where stories live. Discover now